Followers

Thursday, April 28, 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata - Refleksi Implementasi Aksi Nyata Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran


Berikut adalah pemaparan Aksi Nyata Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang berisi 4 P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan yang akan saya lakukan terhadap aksi nyata modul 3.1.

Peristiwa
Latar Belakang masalah yang dihadapi adalah masalah saya sendiri. 

Kasus yang terjadi adalah kisah nyata yang dialami oleh CGP sendiri (Wety Dwi Yuningsih).

Saya adalah guru Biologi SMA, yang sejak 2020 mempunyai kegiatan tambahan sebagai Guru Youtuber dan tahun 2021 sebagai Guru Blogger. Selain itu saya juga sedang mengikuti kegiatan Pelatihan Guru Penggerak Angkatan 4.
Pada tahun 2022 akan dilaksanakan kegiatan Akreditasi sekolah, dan saya diminta untuk menjadi salah satu panitia Akreditasi sekolah. 
Saya merasa bimbang, apakah saya sanggup mengerjakan semua amanah ini bersamaan? menjadi Panitia Akreditasi sekolah dan mengikuti pelatihan Guru Penggerak, menjadi Guru Youtuber dan  Blogger ?
Alasan mengapa melakukan aksi nyata ini adalah yang pertama untuk mempraktikkan ilmu yang sudah saya pelajari pada modul 3.1, selanjutnya saya ingin membuat keputusan yang tepat terhadap dilema etuka yang saya hadapi. 

Hasil Nyata yang dilakukan dapat dibaca pada tulisan Blog saya Wety Yuningsih.com https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/31a10-aksi-nyata-pengambilan-keputusan.html

Atau saya sudah upload di Kompasiana.com


Dapat juga dilihat video Akksi Nyata Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran 



Berikut adalah hasil aksi Nyata nya

A.    Dilema etika yang terjadi

Benar versus Benar. Memang benar saya lebih berkonsentrasi menjadi Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Pelatihan Guru Penggerak karena semua itu untuk meningkatkan kualitas saya sebagai seorang Guru. Dan memang benar juga saya ikut berpartisipasi pada panitia persiapan akreditasi, karena memang saya berkewajiban sebagai Guru untuk menjadi bagian dari panitia persiapan akreditasi, sebagai bukti bhakti saya kepada sekolah tempat saya mengajar. 

B.    Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

C.    Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.

D.    Memuat 9 langkah pengambilan keputusan

1.     Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut?

      Nilai-nilai yan saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah Individu lawan masyarakat (individual vs community) . 

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

2.     Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

        Saya sebagai individu yang mengalami dilema etika. 

        Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah sebagai pihak yang membuat SK Panitia Persiapan                    Akreditasi Sekolah 

3.     Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

 1. Kepala Sekolah dan Jajaran Managemen Sekolah menginginkan saya berpartisipasi aktif dalam         Panitia Persiapan Akreditasi Sekolah

2. Saya mempunyai tugas lain selain sebagai Guru di sekolah, saya juga sebagai Guru Youtuber,            Guru Blogger dan sedang mengikutimPelatihan Guru Penggerak angkatan 4 selama 9 bulan            lamanya

3. Saya mempunyai kebimbangan akankah saya sanggup untuk mengemban amanah semuanya, dan     dapat melaksanakan dengan baik, karena saya belum bisa memanage waktu dengan baik.

4.     Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut

·     Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

      Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi 

       Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

      Tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik dalam kasus tersebut

      Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam  situasi ini? (Uji instuisi)

       Tidak Ada yang salah dalam dalam situasi tersebut.

      Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?                  Apakah anda merasa nyaman?

      Jika keputusan yang saya ambil dalam kasus seperti ini dipublikasikan, maka saya akan merasa              nyaman tidak akan merasa terganggu dengan viralnya atas keputusan saya, karena  siapa tahu bisa          menjadikan inspirasi atas masalah orang lain yang memiliki kasus serupa.

      Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

      Keputusan yang akan diambil oleh idola atau panutan saya adalah akan melaksanakan semua                  amanah yang diberikan dengan baik, berlatih memanage waktu sebaik mungkin, mengerjakan                secara optimal pada tiap amanah yang diberikan, dan selalu menganggap bahwa pekerjaan kita                adalah hal yang kita suka dan cint sehingga mengerjakan dengan bahagia tanpa beban.  

5.     Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan              akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan       Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia          persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

6.     Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai 

Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.

7.     Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ada, yaitu saya memberi saran kepada Kepala Sekolah dan jajaran Managemen Sekolah untuk mencari guru pengganti saya sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah. Karena supaya llebih berkomnsentrasi dalam menjalankan tugas sebagai pnitia persiapan akreditasi sekolah. 

8.     Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Atas perasaan tanggung jawab dan kepedulian terhadap program dan kemajuan sekolah, maka saya akan merasa terpanggil untuk menerima dan melaksanakan tugas serta amanah yang dipercayakan  kepada saya dari Sekolah meskipun saya sangat sibuk.

9.     Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Dengan keputusan yang sudah saya ambil, terdapat konsekuensi yang harus saya lakukan yaitu belajar untuk memanage waktu sebaik mungkin, sehingga saya bisa melaksanakan semua amanah ini dengan sangat baik, 

Jika samapai gagal dalam memanage waktu dengan baik, maka konsekuensinya semua amanah ynag diberikan kepada saya tidak bisa dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat merugikan pihak sekolah. Untuk itu saya harus benar-benar bisa meanage waktu dengan baik.

Tantangan dalam memanage waktu akan membuat kualitas pribadi saya menajdi lebih baik, untuk itu keputusan ini adalah keputusan tepat dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. 

Berikut adalah dokumentasi aksi nyata pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran




Perasaan 
Perasaan saya melaksanakan tugas aksi nyata adalah sangat antusias dan bahagia, karena dapat mempraktikkan ilmu yang saya pelajari pada midul 3.1 mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu pada kasus dilema etika yang saya lalui. Sehingga ada perasaan apakah benar keputusan yang saya ambil? apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat? atau ada pihak yang dirugikan? Jadi perasaan bahagia bercampur dengan cemas pada saat melakukan aksi nyata pengambilan keputusan, berharap bila keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semuanya.

Pembelajaran 
Pembelajaran yang saya peroleh adalah 

Keberhasilan : Saya belajar teori modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan dari awal pelatihan modul 3.1 saya sudah terbiasa dengann teori yang langsung di praktikkan ke sekolah, sehingga teori tersebut dapat terekam dengan baik, dan praktik aksi nyata dapat b erhasil di lakukan dengan lancar.

Kegagalan: Pada proses aksi nyata, saya kesulitan dalam menentukan kasus dilema etika yang akan saya ambil untuk praktik aksi nyata, walaupun akhirnya saya menentukan kasus yang memang sedang saya alami. 

Penerapan
Penerapan yang akan saya lakukan adalah selalu mempraktikkan pengambilan keputusan denga metode 9 langkah pengambilan keputusan di sekolah, sehingga saya akan semakin mengerti dan terbiasa dengan model pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu saya juga akan mempublikasikan hasil aksi nyata di media sosial, mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi Guru yang mempunyai kasus yang sama ataupun untuk diambil teori praktik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Demikian tadi refleksi implementasi Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambillan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak...😍😍😍

3.1.a.10. Aksi Nyata- Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP.

Praktik Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dilaksanakan pada kasus dilema etika yang saya alami sendiri. Dan untuk menetukan pengambiln keputusan ini saya meminta bantuan Bu Siska Amelia, sebagai rekan CGP di sekolah, dengan alasan bu Siska sudah mengerti ilmu tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Berikut adalah dokumentasi diskusi saya dengan bu Siska Amelia untuk menetukan keputusan atas dilema etika yang saya alami.

      Dokumentasi pada saat bu Siska sebagai staf kurikulum memberikan SK Panitia Persiapan Akreditasi Sekolah.

                           Dokumentasi pada saat saya mengajak diskusi bu Siska tentang dilema etika yang saya alami

Berikut adalah pemaparan langkah yang saya ambil dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran terhadap dilema etika yang saya alami

Kasus yang terjadi adalah kisah nyata yang dialami oleh CGP sendiri (Wety Dwi Yuningsih).

Saya adalah guru Biologi SMA, yang sejak 2020 mempunyai kegiatan tambahan sebagai Guru Youtuber dan tahun 2021 sebagai Guru Blogger. Selain itu saya juga sedang mengikuti kegiatan Pelatihan Guru Penggerak Angkatan 4.
Pada tahun 2022 akan dilaksanakan kegiatan Akreditasi sekolah, dan saya diminta untuk menjadi salah satu panitia Akreditasi sekolah. 
Saya merasa bimbang, apakah saya sanggup mengerjakan semua amanah ini bersamaan? menjadi Panitia Akreditasi sekolah dan mengikuti pelatihan Guru Penggerak, menjadi Guru Youtuber dan  Blogger ?

A.    Dilema etika yang terjadi

Benar versus Benar. Memang benar saya lebih berkonsentrasi menjadi Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Pelatihan Guru Penggerak karena semua itu untuk meningkatkan kualitas saya sebagai seorang Guru. Dan memang benar juga saya ikut berpartisipasi pada panitia persiapan akreditasi, karena memang saya berkewajiban sebagai Guru untuk menjadi bagian dari panitia persiapan akreditasi, sebagai bukti bhakti saya kepada sekolah tempat saya mengajar. 

B.    Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

C.    Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

      Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.

D.    Memuat 9 langkah pengambilan keputusan

1.     Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut?

      Nilai-nilai yan saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah Individu lawan masyarakat (individual vs community) . 

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

2.     Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

        Saya sebagai individu yang mengalami dilema etika. 

        Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah sebagai pihak yang membuat SK Panitia Persiapan                    Akreditasi Sekolah 

3.     Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

 1. Kepala Sekolah dan Jajaran Managemen Sekolah menginginkan saya berpartisipasi aktif dalam         Panitia Persiapan Akreditasi Sekolah

2. Saya mempunyai tugas lain selain sebagai Guru di sekolah, saya juga sebagai Guru Youtuber,            Guru Blogger dan sedang mengikutimPelatihan Guru Penggerak angkatan 4 selama 9 bulan            lamanya

3. Saya mempunyai kebimbangan akankah saya sanggup untuk mengemban amanah semuanya, dan     dapat melaksanakan dengan baik, karena saya belum bisa memanage waktu dengan baik.

4.     Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

·                   Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

       Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut

·                   Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

      Tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik dalam kasus tersebut

·                   Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji                   intuisi)

       Tidak Ada yang salah dalam dalam situasi ini

·                   Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?                  Apakah anda merasa nyaman?

      Jika keputusan yang saya ambil dalam kasus seperti ini dipublikasikan, maka saya akan merasa              nyaman tidak akan merasa terganggu dengan viralnya atas keputusan saya, karena siapa tahu bisa          menjadikan inspirasi atas masalah orang lain yang memiliki kasus serupa. 

·                  Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

      Keputusan yang akan diambil oleh idola atau panutan saya adalah akan melaksanakan semua                  amanah yang diberikan dengan baik, berlatih memanage waktu sebaik mungkin, mengerjakan                secara optimal pada tiap amanah yang diberikan, dan selalu menganggap bahwa pekerjaan kita                adalah hal yang kita suka dan cint sehingga mengerjakan dengan bahagia tanpa beban.  

5.     Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

ü                 Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak sebagai panitia persiapan              akreditasi sekolah, karena kesibukan saya sebagai Guru Youtuber, Blogger dan mengikuti Peatihan       Guru Penggerak angakatan 4. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia          persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik. 

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi salah satu bagian panitia persiapan akreditasi, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar. 

6.     Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai 

Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.

7.     Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ada, yaitu saya memberi saran kepada Kepala Sekolah dan jajaran Managemen Sekolah untuk mencari guru pengganti saya sebagai panitia persiapan akreditasi sekolah. Karena supaya llebih berkomnsentrasi dalam menjalankan tugas sebagai pnitia persiapan akreditasi sekolah. 

8.     Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Atas perasaan tanggung jawab dan kepedulian terhadap program dan kemajuan sekolah, maka saya akan merasa terpanggil untuk menerima dan melaksanakan tugas serta amanah yang dipercayakan  kepada saya dari Sekolah meskipun saya sangat sibuk.

9.     Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Dengan keputusan yang sudah saya ambil, terdapat konsekuensi yang harus saya lakukan yaitu belajar untuk memanage waktu sebaik mungkin, sehingga saya bisa melaksanakan semua amanah ini dengan sangat baik, 
Jika samapai gagal dalam memanage waktu dengan baik, maka konsekuensinya semua amanah ynag diberikan kepada saya tidak bisa dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat merugikan pihak sekolah. Untuk itu saya harus benar-benar bisa meanage waktu dengan baik.
Tantangan dalam memanage waktu akan membuat kualitas pribadi saya menajdi lebih baik, untuk itu ke[utusan ini adalah keputusan tepat dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. 

Berikut  adalah video dokumentasi Aksi Nyata Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Demikian tadi pemaparan aksi nyata yang sudah saya lakukan tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentang dilema etika yang saya alami. Mudah- mudahan dapat menginspirasi.... Salam Guru Penggerak...😍😍😍

Tuesday, April 26, 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri- Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran


 Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat mengambil keputusan yang tepat, yang pastinya berdampak positif terhadap murid, rekan kerja dan masyarakat, sehinngga tidak ada pihak yang dirugikan, semua merasakan dampak positif atas keputusan yang telah di buat. 
Berikut adalah koneksi materi antara modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan modul- modul sebelumnya yang sudah dipelajari pada pelatihan Guru Penggerak.

Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara
Pada modul 3.1 ini mempelajari tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu
  1. Ing Ngarsa sung tuladha yang artinya di depan memberi contoh. Sebagai pemimpin pembelajaran, Guru harus dapat memberi contoh terhadap murid- muridnya, terhadap rekan kerja dan lingkungan masyarakat, sehingga keputusan yang diambil harus mencerminkan sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat menjadi contoh yang baik atau teladan bagi murid, rekan Guru dan lingkungan masyarakat.
  2. Ing Madya mangun karsa yang artinya di tengah memberikan inspirasi bagi murid, rekan Guru dan lingkungan masyarakat. Dalam pengambilan keputusan pasti akan ada pertimbangan bahwa apakah keputusan yang diambil bisa menjadi inspirasi bagi murid, rekan Guru dan masyarakat? lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
  3. Tut Wuri Handayani artinya di belakang memberikan dorongan. Sebagai pemimpin pembelajaran Guru dalam mengambil keputusan harus bisa mendorong murid, rekan kerja dan masyarakat kepada hal yang baik, yang bermanfaat buat kemajuan Pendidikan di Indonesia. 
Prinsip Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Kebaikan Diri.
Nilai kebaikan yang kita pegang selam ini digunakan untuk pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Misalnya nilai kebaikan yang saya pegang adalah nilai kejujuran, empati, tanggung jawab, inspiratif dan selalu berbagi. Sehingga semua keputusan yang saya ambil harus sesuai dengan nilai kebaikan yang saya pegang, hal ini membuat keputussn yang saya ambil akan sesuai dengan kepribadian dan prinsip hidup saya. Jika keputusan yang kita ambil sesuai dengan prinsip hidup kita, maka keputusan itu akan kita laksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. 

Pengujian Keputusan yang diambil dengan praktik Coaching
Dalam rangka untuk menguji keputusan yang diambil, kita bisa gunakan dengan metode coaching. Metode coaching merupakan metode bukan menggurui tetapi lebih untuk memunculkan kekuatan diri, sehingga solusi berasal dari coachee bukan dari coach. Pada saat keputusan yang kita ambil, terkadang ada banyak pertanyaan apakah keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik, atau apakah keputusan kita sudah efektif dan efisien, maka kita bisa menggunakan dengan praktik coaching model TIRTA, dimana kita melakukan pengujian keputusan dengan tahap menemukan tujuan umum, menemukan identifikasi masalah, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan semua itu bukan berasal dari coach tetapi dari coachee sebagai pembuat keputusan.

Kemampuan Guru dalam Pengambilan Keputusan berdasarkan Aspek Sosial Emosional
Salah satu tujuan pembelajaran sosial emosional adalah membuat keputusaan yang bertanggung jawab dan menunjukkan rasa empati terhadap orang lain. Untuk itu sebagai pemimpin pembelajaran Guru harus dapat membuat keputusan yang dapat di pertanggungjawabkan dan tetunya mengandung rasa empati terhadap murid, rekan kerja ataupun masyarakat sehingga keputusan yang diambil membuat semua nyaman, tidak merugikan orang lain. Untuk itu sebagai Guru kita harus bisa menjalankan pembelajaran sosial emosional, agar-agar murid- murid kita juga nantinya akan dapat membuat keputusan yang dapat di pertanggungjawabkan dan mempunyai rasa empati terhadap sesama. 

Pembahasan Studi Kasus Moral dan Etika sesuai dengan Nilai yang di anut oleh Guru
Pada pengambilan keputusan pada kasus moral etika, di sesuaikan dengan nilai kebaikan yang di anut oleh Guru sehingga Guru dapat membuat keputusan yang tepat dan dapat memperbaiki moral etika peserta didiknya, bila memang terjadi penyimpangan, atau paling tidak sebagai bahan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran moral etika. Sebagai Guru kita harus bisa menjadi contoh yang baik untuk para murid kita, rekan Guru dan lingkungan masyarakat sehingga seorang Guru yang di gugu dan di tiru benar- benar dapat tercapai. 

Ketepatan Pengambilan Keputusan berdampak pada Lingkungan yang Positi, Kondusif, Aman dan Nyaman
Pengambilan keputusan yang tepat akan menjadi keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Keputusan yang tepat akan mebuat semua orang yang berhubungan kan merasa nyaman, aman, dan pastinya lingkungan akan kondusif, semua bisa menerima dengan baik dan ikhlas. Akhirnya keputusan yang diambil akan berdampak pada kondisi lingkungan yang kondusif, aman, dan Nyaman.

Kesulitan- kesulitan dalam Pengambilan Keputusan di Lingkungan Sekolah
Kesulitan yang dialami pada saat mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah 
  1. Tidak semua murid, rekan kerja atau pun masyarakat dapat menerima dengan ikhlas keputusa yang kita ambil.
  2. Pasti ada pro dan kontra terhadap keputusan yang kita ambil
  3. Bila keputusan yang diambil terlalu sesuai aturan, maka kita akan berhadapan dengan orang- orang yang terbiasa melanggar peraturan dan itu dianggap hal yang wajar.
  4. Keputusan yang kita ambil bisa membuat kita tidak di sukai oleh murid, rekan Guru ataupun masyarakat.
  5. Untuk mendapatkan kesepakatan bersama akan susah bila setiap individu mempunyai ego masing- masing. 
Pengaruh Pengambilan Keputusan dengan Pembelajaran berpihak Murid
Pengambilan keputusan yang tepat harus di dasarkan pada kepentingan murid, harus bisa berpihak pada murid. Misalnya kepentingan murid lebih di utamakan daripada kepentingan pribadi. Semua pengambilan keputusan dikembalikan lagi ke arah murid, apakah murid menyetujui, apakah berpihak pada murid, apakah lebih mengutamakan kepentingan murid, apakah membuat semua murid nyaman? apakah dapat mengoptimalkan potemnsi yang dimiliki oleh murid? semua pertanyaan itu dapat menjawab apakah keputusan yang diambil berpihak pada murid atau tidak. Dan tentunya bila keputusan yang diambil menggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan maka dapat dipastikan keputusan tersebut berpihak pada murid.

Pengambilan Keputusan Seorang Pemimpin Pembelajaran dapat Mempengaruhi Masa Depan Murid- murid.
Keputusan yang diambil Guru sebagai pemimpin pembelajaran  pasti akan berpengaruh terhadap masa depan murid, sehingga keputusan tersebut harus berpihak pada murid, dan tentunya dapat mengoptimalkan potensi murid sehingga keputusan tersebut sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap masa depan murid.
Keputusan yang dapat membuat murid dapat mengetahui bakat minatnya sehingga murid dapat mandiri dengan kehidupannya.

Kesimpulan Pembelajaran Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Kesimpulan pembelajaran modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan materi yang wajib dikuasai oleh setiap Guru karena sangat bermanfaat, untuk Guru, rekan Guru yang lain, peserta didik dan lingkungan masyarakat. Pada saat kita mengalami dilema etika, kita harus memilih salah satu diantara 2 hal yang baik dan benar, maka kita harus memahami paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan tentunya 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Setalah kita mengambil keputusan, kita akan uji keputusan tersebut dengan praktik Coaching model TIRTA. Dan selain itu kita juga harus dapat mempraktikkan pembelajaran sosial dan emosional sehingga keputusan yang diambil bermanfaat untuk semua murid, rekan Guru dan Masyarakat. Semua itu kita lakukan karena kita memegang prinsip kebaikan, kita mengikuti filosofi Ki Hajar Deantara, pembelajaran yang berpihak pada murid dengan 3 semboyan Ki hajar Dewantara yang menjadi pedoman Guru menjadi pengajar dan pemimpin pembelajaran. 

Berikut adalah video Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Demikian tadi pemaparan tugas koneksi antar materi modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mudah- mudahan dapat mengisnpirasi... Salam Guru Penggerak...😍😍😍


Monday, April 25, 2022

Jurnal Refleksi Minggu 18 Modul 3.1 (16 April - 22 April 2022)

 


Sabtu, 16 April 2022
Lokakarya 4 PPGP Angkatan 4 kabupaten bandung Barat di Hotel Novena
Peristiwa
Pada kegiatan ini diadakan lokakarya 4 di Hotel Novena, CGP dibimbing oleh PP dalam kegiatan lokakarya yang membahas tentang komitmen kegiatan di sekolah, praktik coaching sesama CGP dan pembuatan RPP diferensiasi. 
Perasaan saya waktu melaksanakan lokakarya sangat bahagia dan antusia, karena kegiatan ini adalah ajang bertemu langsung dengan CGP lain dan PP sehingga kita bisa mendapatkan wawasan, ilmu dan pengalaman yang luar biasa tentang materi pada pelatihan Guru Penggerak.
Pembelajaran yang saya dapat adalah mendapatkan banyak pengalaman dan info yang sangat bermanfaat sehingga bisa digunakan di sekolah saya.
Penerapan yang akan saya lakukan adalah setelah melakukan lokakarya selalu memunculkan ide-ide cemerlang untuk dapat di terapkan di kelas dan di sekolah.
Berikut adalah tulisan tentang Dokumentasi Lokakarya 4 PPGP Angkatan 4 https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/lokakarya-4-pelatihan-guru-penggerak.html


Senin, 18 April 2022
3.1.a.6 Refleksi Terbimbing- Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Peristiwa
Pada kegiatan reflleksi terbimbing, CGP diminta untuk melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang ada di LMS.
Perasaan saya sangat antusias dalam menjawab pertanyaan refleksi terbimbing.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah pertanyaan pada refleksi terbimbing membuat saya semakin mengerti bagaimana mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan ilmu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pada aksi nyata modul 3.1
Berikut adalah tulisan pada Blog tentang refleksi terbimbing pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/31a6-refleksi-terbimbing-pengambilan.html

Selasa, 19 April 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Peristiwa
Pada kegiatan ini CGP diminta untuk membuat demonstrasi kontektual pembuatan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Perasaan yang saya rasakan adalah sangat antusias karena pada kegiatan ini di rencanakan prose pembuatan keputusan sebagau pemimpin pembelajaran yang akan dilaksanakan pada kegiatan aksi nyata.
Pembelajaran yang saya peroleh adalah saya mendapatkan kesempatan untuk merencanakan proses pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika yang saya alami.
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan semua yang saya rencanakan pada kegiatan demonstrasi kontekstual pada kegiatan aksi nyata modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Unutk lebih jelasnya dapat di baca pada tulisan di Blog saya tentang tugas demonstrasi konstekstual https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/31a7-demontrasi-kontekstual-pengambilan.html

Kamis, 21 April 2022

3.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Peristiwa
Pada kegiatan ini CGP diminta untuk membuat pertanyaan untuk instruktur pada pertemuan Elaborasi pemahaman dengan instruktur secara vicon.
Perasaan yang saya rasakan adalah antusias karena dapat membuat pertanyaan untuk persiapan kegiatan elaborasi pemahaman dengan instrutur tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah pengalaman membuat pertanyaan tentang hal yang baru yaitu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran 
Penerapan yang akan saya lakukan adalah mengajukan pertanyaan pada sesi Elaborasi Pemahaman tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Berikut adalah tulisan Blog tentang Elaborasi Pemahaman 

Jumat, 22 April 2022
3.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Peristiwa
Pada kesempatan ini, CGP bersama dengan Instruktur melakukan kegiatan elaborasi pemahaman pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Perasaan yang saya rasakan adalah saya sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan elaborasi dengan instruktur tentang praktik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah banyaknya ilmu dan pengalaman tentang cara pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan ilmu yang saya dapat pada aksi nyata pada modul 3.1 dan melaksanakan praktik pengambilan keputusan di sekolah supaya menjadi terbiasa.
Berikut adalah tulisan pada Blog tentang Elaborasi Pemahaman dengan Instruktur https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/31a8-elaborasi-pemahaman-pengambilan_25.html

Berikut adalah video Jurnal Refleksi Minggu 18 


Demikian tadi pemaparan tentang kegiatan saya sebagai CGP pada minggu ke 18 pada PPGP Angkatan 4. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak..😍😍😍

3.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan.

Kegiatan Web Meeting dengan Instruktur

Nama Instruktur : Warih Wijayanti
Tanggal : 22 April 2022
Waktu : Sesi 2 (15.30-17.00 WIB)

Pada sesi ini CGP mengadakan kegiatan elaborasi bersama dengan instrutrur tentang pengambilan keputusan. Berikut adalah foto dokumentasi Kegiatan elaborasi dengan instrutur Warih Wijayanti tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.




Setelah mengikuti sesi elaborasi pemahaman bernsama imnstrutur Warih Wijayanti, saya menjadi semakin paham bagaimana cara mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, bagaimana cara menentukan paradigma dilema etika yang terjadi, serta menentukan prinsip pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 

Setalh mendapatkan ilmu dan pemahaman tentang pengambilan keputusan maka saya siap untuk bisa menerapkan ilmu ini di sekolah, supaya semakin mengerti dan terbiasa mengambil keputusan dengan bijak.

Demikian tadi pemaparan kegiatan ellaborasi pemahaman bersama instruktur, mudah-mudahan bermanfaat... Salam Guru Penggerak...😍😍😍

Wednesday, April 20, 2022

3.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan.

Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik Dilema Etika dan Bujukan Moral

  1. Bagaimana cara yang tepat untuk membedakan kasus yang termasuk dilema etika dan bujukan moral?
  2. Apakah bujukan moral bisa menyebabkan dilema etika?

Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 4 Paradigma Pengambilan Keputusan

Bagaimana jika kasus dilema etika yang kita alami tidak bisa dimasukkan ke 4 paradigma pengambilan keputusan? Apakah bisa membuat paradigma pengambilan keputusan diluar 4 paradigma tersebut?

Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 3 Prinsip Pengambilan Keputusan

Apakah pengambilan keputusan hanya berdasar pada ketiga prinsip ini? bolehkah kalo membuat prinsip pengambilan keputusan yang baru?

Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 9 Langkah Pengujian Pengambilan Keputusan

Apakah ke 9 langkah harus dilaksanakan secara urut? 

Bagaimana kalau ada langkah yang terlewati, apakah hasil keputusannya bisa dipertanggungjawabkan?

Pertanyaan Umum

Apakah pengambilan keputusan harus melalui semua tahap yang dipelajari di modul 3.1 ? dan bagaimana bisa hafal dengan banyak sekali tahapan yang harus dilewati supaya bisa mengambil keputusan yang sesuai sebagai pemimpin pembelajaran?

Demikian tadi pertanyaan yang akan di sampaikan pada saat elaborasi dengan instrutur, membicarakan tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 

Salam Guru penggerak....😍😍😍

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang keempat paradigma dilema etika, ketiga prinsip dilema etika, dan 9 langkah pengujian keputusan pada konteks di sekolah asal masing-masing.

Panduan Pertanyaan/Guiding Questions:

  • Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
Cara saya untuk mentransfer dan menerapkan pegetahuan yang saya dapat di program Guru penggerak di sekolah atau lingkungan saya adalah :
  1. Saya selalu mendokumentasikan hal yang saya pelajari di pelatihan Guru Penggerak melalui video yang di upload di chanel Wety Yuningsih serta selalu di dokumentasikan dalam bentuk tulisan dan di upload di akun Blog Wety Yuningsih, yang mudah-mudahan dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi banyak Guru di seluruh Indonesia, tidak hanya di sekolah tempat saya mengajar.
  2. Berusaha untuk selalu menerapkan setiap ilmu yang saya peroleh, dipraktikkan di kelas atau di sekolah, dan di dokumentasikan kemudian di upload di chanel You Tube dan Blog supaya dapat menginspirasi Guru di sekolah maupun yang diluar sekolah, sehingga dapat mengikuti praktik baik yang saya lakukan. 
  3. Khusus untuk rekan Guru di sekolah, saya selalu libatkan dalam praktik baik aksi nyata setiap materi yang saya pelajari di Pelatihan Guru Penggerak dan mengajak diskusi supaya tertarik dengan pragram Guru Penggerak. 

  • Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
  • Langkah- langkah awal dalam memulai mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah
  1. Menetukan dilema etika yang terjadi
  2. Menentukan salah satu dilema etika yang terjadi dari 4 paradigma dilema etika yang ada yaitu Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy),  Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 
  3. Menetukan 3 prinsip pengembilan keputusan, yaitu : Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  4. Melaksanakan 9 langkah untuk mengambil keputusan yang tepat, langkah- langkah tersebu yaitu : Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, Pengujian benar atau salah (Uji legal, Uji regulasi, Uji Intuisi,  Uji Publikasi, Uji Panitan atau Idola), Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih, Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya, Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. 

  • Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
Rencana saya menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah pada hari Selasa, 26 April 2022 dimana saya harus mengerjakan tugas Aksi Nyata Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Untuk itu saya harus mempersiapkan kasus dilema etika, sehingga pada hari Selasa depan saya dapat menganalisa dan melaksanakan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dan mudah- mudahan semua rencana saya berhasil.

  • Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.
Yang akan mendampingi saya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah Bu Siska Amelia. Alasan saya memilih bu Siska karena beliau juga CGP sehingga paham dengan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya dapat berdiskusi dengan bu Siska bagaimana menentukan langkah-langkah untuk pengambilan keputusan pada kasus dilema etika yang saya alami dan berlatih untuk mengambil keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran. 

Berikut adalah video monolog saya tentang tugas Demonstrasi Kontekstual Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Demikian tadi pemaparan tugas Demonstrasi Konstektual dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak...😍😍😍