Followers

Wednesday, March 30, 2022

2.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pendampingan Murid dengan Pendekatan Coaching dalam Komunitas Sekolah Saya

 


Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membentuk komunitas praktisi di sekolah asal dengan melibatkan murid atau rekan guru sebagai coachee.
  2. CGP dapat melakukan praktek coaching dengan model TIRTA di sekolah asal.

Kasus Demonstrasi Kontekstual

Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat

Coach : Wety
Coache : Pak Regi

Rekan saya bernama Pak Regi seorang guru Bahasa Indonesia di sekolah saya mempunyai masalah tentang kurangnya antusias murid-murid yang beliau ajar. Hal ini terlihat dari kurang aktif anak-anakdi kelas nya, kemudian pengumpulan tugas yang hanya 50% dari jumlah murid-murid nya dalam satu kelas. Pak Regi ingin berdiskusi tentang solusi terbaik untuk masalahnya.

Berikut ini adalah dialog antara saya sebagai coach dan Bu Pak Regi sebagai Coachee

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya rasakan akhir-akhir ini di kelas bu…

Coach : Baik Pak Regi, apa yang mau bapak ceritakan?

Coachee : Begini Bu Wety… akhir- akhir ini saya merasa murid-murid di kelas yang saya ajar kurang antusias dalam menerima pembelajaran dari saya, selain itu jumlah murid-murid saya yang mengerjakan tugas hanya 50% tiap kelas.

Coach : Jadi menurut Pak Regi, apa yang bapak harapkan dari obrolan kita hari ini pak?

Coachee : Saya mengharapkan solusi atas permasalahan saya tentang antusiasme murid-murid yang saya ajar bu…

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : Menurut Pak Regi, hal apa saja yang membuat murid-murid bapak kurang antusias dalam pembelajaran Bersama bapak?

Coachee : Kalau saya ingat kembali, hal yang menyebabkan murid-murid saya kurang antusias adalah yang pertama, pembelajaran saya sepertinya sedikit membosankan, terlalu monoton, saya terlalu dominan untuk berbicara, bercerita di depan murid-murid saya, yang kedua saya tidak memberikan kesempatan buat murid saya untuk berpendapat atau aktif berbicara pada pembelajaran saya.

Coach : O…begitu pak… kira-kira apa saja yang dapat membuat murid bapak antusias dalam pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, murid-murid pasti menginginkan pembelajaran yang asyik, tidak monoton, tidak membosankan…

Coach : Wah… saya sependapat dengan bapak… Lalu menurut pendapat bapak, apa saja yang bisa membuat murid-murid asyik dan tidak bosan pada pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, pembelajaran harus terpusat pada murid, murid diminta untuk aktif dalam pembelajaran, kemudian adanya ice breaking, ataupun games supaya pembelajaran lebih menarik.

Coach : Lalu pak mengenai tugas yang diberikan kepada murid-murid bapak apakah penyebabnya sehingga kurang antusias dalam pengumpulan tugas?

Coachee : Kemungkinan karena tugas saya terlalu banyak, dan berisi banyak pertanyaan, tanpa saya memberikan sumber belajar yang beragam dan mengasyikkan…

Coach: Kalau boleh tahu, bapak menggunakan sumber belajar apa saja di kelas?

Coachee:  Saya biasa menggunakan buku teks yang ada di perpustakaan

Coach : adakah sumber belajar selain buku teks?

Coachee : saya pikir banyak ya bu… sumber belajar seperti video You Tube , artikel di Blog, atau tulisan ilmiah di internet, atau bisa juga kita menggunakan aplikasi yang sedang trend ya bu… seperti Tiktok atau Reels di IG.

Coach : Nah… betul sekali bapak… saya yakin sekali bila bapak bisa menggunakan berbagai macam sumber belajar pasti akan membuat murid-murid antusias dalam pembelajaran.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana bapak untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya merancang pembelajaran yang mengasyikkan dengan menggunakan sumber belajar yang beragam seperti video You tube dan Tiktok. Kemudian yang kedua saya akan meberikan tugas tidak terlalu banyak, kemudian bentuk tugas nya juga sesuai dengan minat dan bakat murid-murid saya, istilahnya saya akan melaksanakan pembelajaran diferensiasi, sehingga murid tidak terkesan dipaksa tetapi mereka memang senang mengerjakan tugasnya. Misal menggunakan bentuk drama, lagu, puisi, pantun, laporaan digital.

Coach : bagus sekali rencana bapak, mudah-mudahan berhasil..

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen bapak terhadap rencana bapak ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang mengasyikkan menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali bapak… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan sesuai harapan ya pak…

Coachee : terima kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin… 

 

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

 

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Menurut saya, Tujuan yang disampaikan oleh coachee sangat jelas yaitu ingin mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi tentang penurunan antusiasme murid dalam pembelajaran

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee menyadari bahwa pembelajaran yang dilakukan harus mengayikkan, banyak sumber belajar dan tugas harus sesuai.

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan  dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee merencanakan hal-hal dalam menyelesaikan permasalahan baik tentang antusiasme murid-murid dalam pembelajaran

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Coach menanyakan tentang komitmen terhadap rencana yang diambil oleh Coachee dan ternyata membuat coachee menjadi yakin akan keputusan dalam solusi yang dia ambil.

 Berikut adalah video Demonstrasi Kontekstual Praktik Coaching dengan Rekan Guru di Komunitas Sekolah 


Demikian tadi pemaparan tugas demonstrasi kontektual Praktik Coaching dengan rekan Guru di Komunitas sekolah. Miudah-mudahan bermanfaat.., Salam Guru Penggerak...😍😍😍😍

 


Tuesday, March 29, 2022

Jurnal Refleksi Minggu ke 14 (21 Maret - 25 Maret 2022)

 


Senin, 21 Maret 2022

2.3.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Konsep Coaching Dalam Konteks Pendidikan

2.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Komunikasi Yang Memberdayakan

2.3.a.4.3. Eksplorasi Konsep - TIRTA Sebagai Model Coaching

Peristiwa
Pada kegiatan eksplorasi konsep secara mandiri terdiri dari 3 kegiatan yaitu konsep coaching, komukasi yang memberdayakan dan Coaching model TIRTA, dan kesemuanya kita mengeksplor secara mandiri melalui pertanyaan reflektif yang ada pada LMS, selain itu kita menonton video tentang contoh coaching dan penerapannya, dan juga menonton video coaching dari instruktur. 
Perasaan saya dalam mengerjakan tugas eksplorasi mandiri sangat antusias karena saya mendapatkan ilmu dan wawsan yang baru tentang coaching.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah saya mendapatkan banyak sekali ilmu, wawasan dan contoh dari praktik coaching. 
Penerapan yang akan saya lakukan adalah saya akan menerapkan ilmu tentang coaching di pembelajaran di kelas dan di sekolah.
Berikut adalah tulisan saya tentang tugas eksplorasi mandiri yang dapat dibaca pada link https://www.wetyyuningsih.com/2022/03/23a4-eksplorasi-konsep-coaching.html

Rabu, 23 Maret 2022

2.3.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Coaching

Peristiwa
Pada tugas ini CGP diminta unruk menjawab pertanyaan tentang praktik Coaching.
Perasaan saya sangat antusias dan senang dengan pertanyaan yang dapat mengeksplorasi pengetahuan dan wawasan saya tentang coaching.
Pembelajaran yang saya peroleh adalah saya menjadi tahu bagiaman praktik coaching yang bailk
Penerapan yang akan saya lakukan adalah praktik coaching yang baik di kelas dan di sekolah
Berikut adalah link tugas eksplorasi konsep yang dapat dibaca https://www.wetyyuningsih.com/2022/03/23a43-forum-diskusi-eksplorasi-konsep.html

Kamis, 24 Maret 2022

2.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Sesi Latihan

Peristiwa
Pada kesempatan kali ini kita mengadakan vicon untuk berdiskusi tentang praktik coaching yang akan kita laksanakan pada esok hari. Dimana kita dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing anggota kelompok menjadi coach pada kasus yang berbeda. Semua merasakan menjadi coach, menjadi coachee, dan menjadi pengamat.
Perasaan saya sangat antusias karena bisa berlatih untuk menjadi coach, coachee dan menjadi pengamat
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah ilmu tentang praktik coaching model TIRTA yang baik dan benar.
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan ilmu coaching model TIRTA di kelas atau di sekolah saya. 

Jumat, 25 Maret 2022

2.3.a.5.2. Ruang Kolaborasi - Sesi Praktik

Peristiwa
Pada kali ini kami mengadakan vicon untuk praktik coaching sesuai dengan peran dan kasus masing-masing. Kami praktik sesuai dengan kelompok.
Perasaan saya sangat antusias karena bisa latihan untuk bisa mempraktikkan coaching model TIRTA dengan baik dan benar
Pembelajaran yang saya dapatkan saya dapat berlatih praktik coaching model TIRTA dengan benar
Penerapan yang akan saya lakukan adalah mempraktikkan coaching model TIRTA di kelas dan di sekolah
Berikut adalah link pemaparan 3 kasus yang kita praktikkan yaitu coaching modelo TIRTA https://www.wetyyuningsih.com/2022/03/23a51-ruang-kolaborasi-praktik-coaching.html
Berikut adalah link video rekaman praktik coaching 

Demikian tadi pemaparan kegiatan saya pada minggu ke 13 Pelatihan Guru Penggerak Angkatan 4. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak...😍😍😍




Monday, March 28, 2022

2.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Memahami Lebih Dalam Teknik Coaching Yang Efektif Dalam Optimalisasi Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Murid


Tujuan Pembelajaran Khusus:   

  1. CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah mereka lalui
  2. CGP menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya
1. Sebelum mempelajari modul ini

Saya pikir bahwa coaching adalah metode yang dilakukan oleh tentor atau Guru dan tahapnya mirip dengan mentoring ataupun konseling, yaitu Coach akan memberikan solusi terhadap coachee, dan Coach lebih banyaki berbicara untuk memberi nasehat, arahan terhadap coachee, bahkan sampai pada tahap-tahap yang harus dilakukan oleh coachee.

Saya merasa bahwa Coaching sama dengan konseling dan mentoring, baik dari tujuan, tahap-tahap yang harus dilakukan. Say7a juga merasa bahwa coaching hanya dilakuakn oleh seorang pelatih yang melatih coachee supaya bisa melakukan apa yang coach lakukan. Atau saya berpikir bahwa coaching hanya dilakukan oleh guru Bimbingan konseling yang ada di sekolah. 

2. Setelah mempelajari modul ini

Saya pikir bahwa coaching tidak sama dengan mentoring ataupun konseling, karena coaching sangat berbeda diantara keduanya. Prinsip coaching adalah 
  1. Adanya kolaborasi antara coach dan coachee yang berorientasi pada hasil dan sistematis 
  2. Coach menfasilitasi peningkatan performa kerja,pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi coachee
  3. Coaching lebih kepada membandtu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. 
Saya merasa bahwa coaching adalah model penyelesaian masalah yang cukup baik misal pada coaching model TIRTA, dimana coach hanya mendengarkan masalah yang dihadapi coachee. Dan coach bisa meberikan pertanyaan reflektif agar coachee bisa mengindentifikasikan kemampuan dirinya yang nantinya coachee sendiri yang dapat memutuskan solusi untuk masalah yang dihadapi. Jadi Coach hanya mengarahkan tapi tidak menerikan solusi kepada coachee. Dan hal ini bila di terapkan di pembelajaran dalam kelas, maka akan membentuk sifat mandiri kepada peserta didik. 

3. Dari teknik keterampilan coaching yang saya pelajari, teknik yang perlu saya kembangkan dan latih adalah teknik mendengarkan, yaitu bukan hanay mendengar tetapi bisa mendengarkan, artinya mendengar dengan segala hati dan sikap kita menunjukkan rasa empati terhadap lawan bicara, dan berlatih untuk membuat pertanyaan reflekytif yang bisa mengarahkan lawan bicara kita (coachee) menemukan sendiri solusi dari masalah yang dia hadapi.

karena saya adalah komunikator yang agresif,  saya selalu mendominasi dalam setiap perbincangan. Tapi terkadang saya juga mencoba untuk bisa mendengarkan cerita atau pendapat orang lain, walaupun memang lebih dominan saya yang berbicara. Bila saya banyak bicara membuat saya tidak dapat mengekplor lawan bicara saya, dan saya tidak bisa mendengarkan dengan baik masalah yang dihadapi lawan bicara, justru terkadang saya memberikan solusi saya terhadap lawan bicara, dan tentunya hal ini tidak sesuai dengan prinsip coaching. 

4. Kendala yang saya hadapi ketika melakukan pendampingan dengan pendekatan  coaching dalam Komunitas Praktisi adalah Saya terlalu banyak bicara (komunikator agrresif) sehingga saya kurang dapat mengerti permasalahan yang dihadapi oleh coachee dalam komunitas praktisi. Saya kurang bisa berempati terhadap permasalahan coachee, yang menyebabkan saya tidak bisa membangun komunitas praktisi dengan baik. Dan yang ada rekan dalam komunitas terlalu tergantung kepada solusi dari saya, akibatnya bukan kolaborasi yang didapatkan tetapi dominasi saya dalam komunitas tersebut. 

5. Upaya yang saya lakukan dalam menghadapi kendala tersebut adalah Saya akan berlatih untuk tidak banyak berbicara, mencoba untuk menjadi pendengar yang baik, dapat berempati terhadap lawan bicara (coachee), dan berlatih mengutarakan pertanyaan reflektif agar lawan bicara (coachee) dapat mengindentifikasi kemampuan nya sehingga dapatb dengan mandiri menemukan solusi dari permasalahannya. 

Saturday, March 26, 2022

Pembahasan Soal Latihan Pretest PPG Biologi

 

Selain mendapat gaji mengajar, tiap Guru juga berhak mendapatkan tunjungan sertifikasi, dan untuk mendapatkannya seorang Guru harus mengikuti PPG dalam jabatan. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelesaikan dan menuntaskan sertifikasi guru dalam jabatan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen. 

Nah untuk bisa mengikuti PPG, Guru harus mengikuti seleksi Pretest PPG, yaitu mengerjakan soal - soal Pretest PPG. Penulis adalah guru Biologi yang sangat ingin bisa membantu para Guru Biologi yang ingin mengikuti pretest PPG Guru Biologi, maka saya membuat video yang berisi soal- soal latihan Pretest PPG Biologi. 

Dan samapai saat ini saya sudah membuat 5 video pembahasan soal latihan pretest PPG Biologi. Berikut adalah link video pembahasannya

  1. Pembahasan Latihan Soal Pretest PPG Biologi part 1
  2. Pembahasan Latihan Soal Pretest PPG Biologi part 2 
  3. Pembahasan Latihan Soal Pretest PPG Biologi part 3
  4. Pembahasan Latihan Soal Pretest PPG Biologi part 4
  5. Pembahasan Latihan Soal Pretest PPG Biologi part 5

Saya baru membuat 5 video latihan soal pretest PPG Biologi, dan akan tetap membuat video pembahasan soal pretest PPG Biologi part selanjutnya, ditunggu ya.... 

Mudah-mudahan video ini dapat bermanfaat dan membantu para Guru Biologi yang ingin mengikuti Pretest PPG Biologi, dan semoga berhasil dan dapat lulus menjadi peserta PPG Biologi tahun ini ya... tetap semangat, jaga kesehatan dan jangan lupa selalu bahagia.... 😍😍😍😍

Pembahasan Soal KSN Biologi 2020

Mendengar kata KSN, membuat saya berpikir keras, ya.. selama jadi Guru Biologi di SMA saya selalu ditunjuk oleh pihak sekolah untuk membimbing murid di sekolah mengikuti ajang kompetensi bergengsi Kompetensi Sains Nasional (KSN) mata pelajaran Biologi. 

Bagi saya sebagai Guru, membaca soal KSN Biologi membuat saya pusing kadang mual, ntahlah, mungkin karena saya tidak bisa mnegerti maksud soal-soal tersebut, atau karena saya sangat alergi ya, tidak mau berkenalan leboh dalam terhadap soal-soal tersebut. 

Pada tahun ini 2022, ntaah bagaimana mulanya, tiba-tiba saya ingin berkenalan dengan soal-soal KSN Biologi. Berawal dari saya baca soal, kemudian ada rasa penasaran, dengan melihat video di You Tube, kemudian membaca-baca lagi materi Kuliah dulu, yaa.... ternyata bukan materi Biologi di SMA. Saya memerlukan waktu berjam-jam untuk memahami soal tersebut sebelum saya bertemu murid bimbingan saya, karena pembelajaran masih daring sehingga saya adakan bimbingan lewat Google meet dengan murid- murid saya dan saya rekam, sehingga saya mempunyai video lengkap pembahasan Soal KSN Biologi 2020.  Mengapa bukan 2021? karena sampai saat ini saya tidak menemukan soal KSN 2021. Berikut adalah soal KSN Biologi 2020 (unduh disini) dan juga terdapat Kunci jawaban KSN Biologi 2020 , walaupun ternyata ada beberapa soal yang kunci jawaban nya tyidak sesuai (unduh disini).

Berikut adalah rekaman video Pembahasan Soal KSN 2020 

1. Pembahasan nomor 1- 4

2. Pembahasan Nomor 5 – 9

3. Pembahasan Nomor 10 – 17

4. Pembahasan Nomor 18 - 23

5. Pembahasan Nomor 24 - 30

6. Pembahasan Nomor 31 - 33

7. Pembahasan Nomor 34 - 40

8. Pembahasan Nomor 41 - 50 


Selain itu saya juga meminta murid- murid bimbingan saya untuk mempresentasikan pembahasan soal KSN Biologi , dapat dilihat pada video berikut ini :


Demikian tadi pemaparan video pembahasan Soal KSN Biologi 2020. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat para Guru Biologi untuk mulai bertekad mempelajari soal KSN Biologi. Mudah-mudahn bermanfaat.. Salam sehat dan sukses selalu...😍😍😍


 

Thursday, March 24, 2022

2.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Praktik Coaching dengan Model TIRTA



Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA.

Kasus 1

Coach: guru, coachee: murid, 1 pengamat

Coach : Pak Ade

Coachee : Wety

Pengamat : Bu Euis

                   Bu Tatat

Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato dalam Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Inggris tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Guru : baiklah Rina, mohon maaf bapak mengganggu waktu kamu, begini Rina, bapak dengar Rina ditunjuk untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat Kabupaten, tetapi bapak lihat Rina kurang begitu semangat untuk mengikutinya, kira-kira apa penyebabnya?

Rina : iya pak, saya memang ditunjuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten, tapi saya merasa kurang percaya diri pak.

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru : o begitu, Rina masih belum percaya diri, coba jelaskan mengapa Rina kurang percaya diri untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten

Rina : iya pak, karena saya merasa kurang pantas untuk bisa mewakili sekolah, karena… dulu saya pernah mengikuti perlombaan sejenis tetapi gagal, jadi saya malu kalau sampai saya gagal kedua kalinya.

Guru: sekarang bapak paham bagaimana perasaan Rina saat ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam lomba pidato Bahasa Inggris. Kami menunjuk Rina karena Rina mempunyai potensi bagus dalam berbahasa Inggris. Menurut Rina apa saja kemampuan kamu dalam pelajaran Bahasa Inggris?

Rina: saya paling suka menghafal lagu berbahasa Inggris, saya juga suka menonton film berbahasa inggris,saya mampu berkomunikasi aktif menggunakan bahasa Inggris dan saya mampu menyampaikan informasi dengan baik dalam Bahasa Inggris.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Guru: Nah tu kan bagus kemampuan kamu dalam berbahasa Inggris, itu sudah lebih dari cukup loh untuk mengikuti perlombaan ini. Kira-kira apa rencana kamu agar kamu lebih percaya diri untuk bisa mengikuti perlombaan ini?

Rina : Rencana saya, yang pertama saya akan menemui pak Yosef sebagai guru Bahasa Inggris untuk membantu saya membuat pidato Bahasa Inggris yang bagus. Kemudian yang kedua saya akan berlatih berpidato di depan cermin supaya saya lebih percaya diri, selanjutnya saya juga akan mencoba untuk berpidato di depan pak Yosef dan teman-teman supaya saya lebih percaya diri dan mencoba untuk menghilangkan rasa trauma saya atas kegagalan saya waktu dulu ikut perlombaan pidto Bahasa inggris.

Guru: bagus sekali, ternyata rencana kamu luar biasa dan bapak yakin kamu mampu lebih baik dari pengalaman yang pernah kamu alami. Apakah kamu sekarang sudah merasa percaya diri untuk mengikuti lomba pidato Bahasa inggris tingkat kabupaten?

Rina : inshaAlloh pak, saya sekarang lebih percaya diri untuk bisa mengikuti lomba ini, terima kasih ya pak.

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : sama- sama Rina, semoga dalam persiapan lomba berjalan dengan lancar dan nantinya kamu betul-betul siap untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya adakah komitmen kamu terhadap lomba ini?

Rina : komitmen saya untuk persiapan lomba ini saya akan berlatih sungguh-sungguh dengan pak Yosep dan juga saya akan berlatih dengan guru Bahasa Inggris di luar sekolah tempat saya les pak.. Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan ikhtiyar saya untuk bisa menjadi yang terbaik dan bisa membawa nama baik sekolah dan keluarga.

Guru : Bapak sangat setuju sekali dengan komitmen kamu. Mudah-mudahan kamu sukses dan bisa jadi juara..

Rina : terima kasih pak.

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat) 

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Tujuan sudah jelas, bagus dalam pemaparannya

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Pertanyaan yang diberikan dapat membuat coache menggali kemapuan yang dia miliki sehingga bisa percaya diri mengikuti lomba

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan  dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan coach bisa membuat coachee mengutarakan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahannya

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Komitmen yang akan dilakukan coachee dapat mendukung untuk mengatasi masalah coachee.

 Kasus 2

Coach: guru, coachee: murid. 1 pengamat

Coach : Bu Tatat

Coache : Bu Euis (nama : Amel)

Pengamat : Wety (yang bicara)

                    Pak Ade

Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Amel : Selamat siang ibu, bisakah saya minta waktunya, saya ingin mengobrol dengan ibu sebentar, apa boleh bu?

Guru : halo siang Mel, wah dengan senang hati, mari-mari sini Mel, apa yang mau diceritakan pada ibu?

Amel : begini Bu, belakangan ini saya merasa tidak nyaman dalam suatu mata pelajaran, hal tersebut sangat menganggu pikiran saya bu…

Guru : kira-kira apa yang bisa ibu bantu? Dan apa yang kamu ingin capai di akhir diskusi kita?

Amel : Saya hanya ingin mendapat solusi dari masalah saya bu..

Guru : Trus ada lagi?

Amel : kiranya saya ingin memperbaiki cara belajar saya bu..agar mendapatkan nilai yang optimal dan merasa nyaman Ketika belajar

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru: baiklah, sebelumnya bisa kamu ceritakan hal apa yang membuatmu merasa tidak nyaman dalam suatu mata pelajaran?

Amel : saya bingung bu, saya merasa belakangan ini saya diperlakukan tidak adil oleh seorang guru bu…dalam hal pemberian nilai ulangan

Guru : apa yang membuatmu merasa tidak adil dari guru tersebut?

Amel : begini bu, guru tersebut membuka les privat dan Sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut kecuali saya.

Guru : mmmmm… bisa dijelaskan lebih lanjut apa yang membuatmu merasa tidak adil dengan gurumu membuka les privat tersebut?

Amel : saya merasa bahwa nilai yang diberikan tidak adil. Para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari saya.

Guru : o begitu rupanya, baik ..ibu mulai memahami sekarang… selain nilai yang kamu dapatkan dari ulangan hal apalagi yang membuatmu merasa tidak nyaman?

Amel : saya juga merasa tidak nyaman Ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya.

Guru : Boleh ibu tahu seperti apa bentuk sindiran tersebut?

Amel : beliau berkata “anak-anak dapat mengikuti les privat apabila memiliki kesulitan dalam belajar

Guru : apa yang membebani pikiranmu setelah guru tersebut berkata demikian?

Amel : saya jadi merasa guru tersebut menyindir saya bu…karena tidak mengikuti les privatnya.

Guru : Ooo.. seperti itu rupanya

Amel : iya bu..saya merasa tidak nyaman

Guru : selama ini Langkah-langkah apa yang telah kamu lakukan untuk mengobati rasa ingin tahumu tentang hal itu?

Amel : saya menanyakan keppada teman-teman yang mengikuti les privat tersebut bu..

Guru : apa yang kamu tanyakan pada temanmu?

Amel : saya bertanya pemahaman mereka tentang materi yang disampaikan setelah mengikuti les privat tersebut.

Guru : lalu apa kata temanmu?

Amel : mereka bilang lebih paham bu dengan penyelsaian soal-soalnya karena mereka dilatih dengan berbagai jenis soal.

Guru : kalua dari kamu sendiri, kiranya apa yang ingin kamu lakukan?

Amel : begini bu, sebenarnya saya berencana menemui Guru tersebut untuk mengkonfirmasi dugaan saya

Guru: terus kenapa tidak kamu lakukan?

Amel : Saya masih ragu bu, saya takut dimarahi

Guru : Apakah sebelumnya kamu pernah dimarahi beliau?

Amel : Tidak she bu…

Guru : Kenapa tidak kamu coba:

Amel : Benar bu.. seharusnya saya mencoba untuk menemui guru tersebut ya bu

Guru : Bagus, setelah kamu bertemu guru tersebut apa yang ingin kamu sampaikan?

Amel : saya ingin sampaikan bahwa saya tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di kelas? Selain itu saya ingin mengkonfirmasi alasan saya mendapat nilai kecil.

Guru : Bagus ayo lakukan itu. Selain itu apa kekuatan yang kamu miliki sehingga kamu merasa yakin mendapat nilai tinggi walaupun tidak ilut les?

Amel : saya suka belajar bu, setiap sore saya selalu mengulang pembelajaran hari tersebut dan Latihan soal. Selain itu saya selalu membuat catatab yang rapi. Saya juga selalu menonton video tutorial dari you tube jika tidak ada yang saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini semenjak pandemic, orang tua saya kehilangan pekerjaan dan beralih berjualan jajan, saya terpaksa membantu orang tua saya berjualan jajan di senggok pada sore hari.

Guru : Apakah hal tersebut mengganggu belajarmu?

Amel: Saya rasa berpengaruh, karena waktu belajar saya berkurang

Guru : nah, coba kamu pikirkan kembali tentang nilaimu? Apakah disebabkan kamu tidak ikut les atau karena kurang belajar?

Amel : waah,.. mungkin juga ya bu…

Guru ; Menurutmu apa yang bisa kamu lakukan?

Amel : untuk ikut les saya ga mungkin bu, karena saya tidak memiliki uang untuk bayar les. Tapi saya akan meminta bantuan eka teman saya bu, dia ikut les dan biasanya dia mau menjelaskan ke saya apa yang belum saya pahami.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Amel : Jadi apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?

Guru : 1. Saya akan menemui guru mata pelajaran tersebut dan menyampaikan ke guru bahwa saya tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di kelas ?

2. Selain itu, saya mengkonfirmasi jawaban tes yang diberikan

3. Saya akan belajar lebih giat lagi sehingga saya mendapatkan nilai yang tinggi walaupun saya tidak ikut les, jika saya menemui kiendala saya akan meminta bantuan prima.

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : bagus, Ibu sangat suka rencaba itu, lalu komitmen apa yang kamu lakukan untuk menjalankan rencanamu itu?

Amel : saya besok pagi akan menemui guru tersebut di sekolah bu. Selain itu say akan belajar lebih giat lagi.

Guru: siapa yang kamu minta bantuan untuk menjalankan komitmen ini?

Amel : Saya akan meminta bantuan eka untuk mengingatkan saya dan membantu saya belajar

Guru : Nah itu baik kamu lakukan

Amel: Terima kasih bu sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya

Guru : sama-sama

 

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

 

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Tujuan yang disampaikan sangat jelas yaitu tentang masalah yang dihadapi oleh coachee (amel)

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Guru memberikan pertanyaan yang dapat membuat murid dapat mengindentifikasikan masalah dan potensi yang dimiliki oleh murid

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan  dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan oleh coach membantu coachee untuk bisa membuat rencana aksi agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Pemberian pertanyaan berupa komitmen yang akan dilakukan oleh coachee membuat masalah bisa diselesaikan dengan baik dan bisa di pertanggungjawabkan.


Kasus 3 

Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat

Coach : Wety
Coache : Bu Tatat
Pengamat : Pak Ade

Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya alami tadi ketika pelaksanaan supervisi oleh pengawas

Coach : Baik Bu Tatat, apa yang mau ibu ceritakan tentang kejadian tadi?

Coachee : Begini Bu. Saya baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika saya mengajar tanpa buku teks. Saya mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, saya menyampaikan jika saya  tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala sekolah.

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : O begitu bu… Kira-kira hambatan apa yang menyebabkan ibu tidak menggunakan buku teks?
Coachee : Saya sudah terbiasa mengajar dengan cara tersebut dan materi yang saya ajarkan sudah saya kuasai.

Coach : Apa kelebihan yang dirasakan ibu saat tidak menggunakan buku teks?
Coachee : Saya merasa lebih bebas dalam menyampaikan materi dan hal tersebut adalah sebagai implementasi dari merdeka mengajar

Coach : Kalau boleh tahu, pada saat mengajar ibu menggunakan sumber belajar apa?

Coachee : Saya menggunakan sumber belajar dari internet, seperti video pembelajaran di You Tube, artikel ilmiah di internet.

Coach: Menurut ibu apakah menggunakan buku teks dapat menghambat eksplorasi murid?

Coachee:  Mmmm… kalo saya pikir-pikir kembali, penggunaan buku teks tidak akan menghambat eksplorasi murid, bahkan bisa jadi memperkaya referensi murid dalam mengeksplor materi pembelajaran.

Coach : ya.. saya setuju dengan ibu.. semua bisa kita jadikan sumber belajar, semakin banyak yang kita gunakan semakin baik.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana ibu untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya akan menghadap Kepala sekolah, untuk menyampaikan permohonan maaf karena saya telah membuat kecewa bapak pengawas, kalua memang memungkinkan saya ingin bertemu langsung dengan bapak Pengawas, supaya masalah ini bisa selesai dan tidak menimbulkan salah paham yang berkepanjangan.

Coach : Apa yang akan ibu sampaikan kepada Bapak Pengawas?

Coachee : saya akan mengatakan bahwa saya akan mengajar menggunakan banyak sumber belajar diantaranya buku teks, internet, video pembelajaran dengan tujuan supaya murid-murid dapat mengeksplorasi materi dengan merdeka.

Coach : bagus sekali rencana ibu, mudah-mudahan berhasil..

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen ibu terhadap rencana ibu ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali ibu… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan sesuai harapan ya bu…

Coachee : terima kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin…

  

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat) 

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Menurut saya, Tujuan yang disampaikan oleh coachee sangat jelas yaitu ingin mencari solusi atas permasalahan pada saat disupervisi mengajar.

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee menyadari bahwa yang di sarankan oleh Pengawas bukan suatu yang harus dihindari tetapi bisa untuk tambahan sumber belajar dalam eksplorasi materi pembelajaran di kelas

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan  dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee merencanakan hal-hal dalam menyelesaikan permasalahan baik dengan kepala sekolah, dengan pengawas dan dengan dirinya sendiri tentang sumber belajar.

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Coach menanyakan tentang komitmen terhadap rencana yang diambil oleh Coachee dan ternyata membuat coachee menjadi yakin akan keputusan dalam solusi yang dia ambil.

 Demikian tadi tugas praktik couching menggunakan model TIRTA, mudah-mudahan bermanfaat... Salam Guru Penggerak...😍😍😍