Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang diferensiasi konten, proses, dan produk.
- CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”
Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi ini, silakan lihat pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari pertanyaan tersebut, namun tidak perlu ditulis.
- Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan murid secara individu?
- Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka?
- Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka?
- Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Apa gaya belajar yang disukai oleh mereka?
- Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif?
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? jika ya, mengapa? jika tidak mengapa?
Jawab: Menurut saya strategi yang dilakukan oleh ibu Renjana sangat baik dan saya setuju dengan strategi yang diambil oleh bu Renjana, karena bu Renjana sudah melakukan pembelajaran berdiferensiasi, sesuai dengan kemampuan murid-muridnya. Bu Renjana sudah paham dengan karateristik murid-murid, sehingga menyiapkan strategi yang akan membuat anak tersebut makin terlatih dan ahli karena sesuai dengan minat dan bakatnya.
2. Jika anda adalah ibu Renjana, apakah yang akan anda lakukan? Jelaskan mengapa anda melakukan hal tersebut?
Jawab : Jika saya menjadi bu Renjana saya juga akan memberikan latihan yang lebih banyak (materi pengayaan) untuk anak yang mempunyai kelebihan rata- rata tersebut dan bila memungkinkan saya akan memberikan tugas ke 3 anak tersebut untuk menjadi tutor sebaya, membantu temen-temennya yang masih tidak mengerti tentang materi perkalian, sehingga bisa meringankan tugas kita sebagai guru, dan biasanya dengan tutor sebaya, materi dapat tersampaikan dengan baik, karena kadang murid lebih berani bertanya ke teman daripada ke guru. Alasan saya adalah saya memberikan perlakuan pembel;ajaran khusus sesuai dengan minat dan bakat murid, tidak menyamakan semua murid karena mereka mempunyai keunikan masing-masing.
Miskonsepsi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
- Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya
- Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
- Manajemen kelas yang efektif.
- Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Ketiga aspek tersebut adalah:
- Kesiapan belajar (readiness) murid
- Minat murid
- Profil belajar murid
1. KESIAPAN BELAJAR (READINESS)
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD.
Kesiapan Belajar
2. MINAT MURID
- membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
- mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
- menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
- meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
- menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
- menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,
- mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
- menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
3. PROFIL BELAJAR MURID
- Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. - Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: - visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );
- auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
- kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. - Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid
- mengamati perilaku murid-murid mereka;
- mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari;
- melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
- mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
- mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
- bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
- membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
- berbicara dengan guru murid sebelumnya;
- membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
- menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai;
- melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
- mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.