Followers

Monday, April 4, 2022

Jurnal Refleksi Minggu ke 16 ( 4 April - 6 April 2022)

 

Senin, 4 April 2022

2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching
Peristiwa
Pada tugas koneksi antar materi kali ini CGP diminta untuk mengineksikan materi Coaching dengan materi modul sebelumnya, seperti modul 1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara, dengan pembelajaran diferensiasi dan sosila emosional.
Perasaan yang saya rasakan adalah antusias karena saya bisa menghubungkan materi coaching dengan materi-materi sebelumnya.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah mengerti tentang hubungan antara materi coaching dengan materi sebelumnya.
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan semua materi yang sudah saya pelajari di kelas dan di sekolah. 
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada video koneksi antar materi - Coaching berikut ini

Dapat juga dibaca pada link Blog berikut ini https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/23a9-koneksi-antarmateri-coaching.html

Selasa, 5 April 2022
2.3.a.10. Aksi Nyata - Coaching
Peristiwa
Pada kegiatan aksi nyata- coaching, CGP diminta untuk membuat praktik coaching model TIRTA dengan rekan kerja di sekolah. Berikut adalah video Aksi Nyata - Coaching yang saya lakukan 

Perasaan
yang saya rasakan pada saat melaksanakan aksi prakjtik coaching dengan rekan guru di sekolah adalah menyenangkan karena saya bisa mempraktikkan ilmu yang saya dapat tentang coaching model TIRTA
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah latihan untuk menjadi pendengar yang baik, menahan diri supaya tidak langsung memberikan solusi kepada rekana guru selaku coachee.. jadi kita sebagai coach hanya mengarahkan. 
Penerapan yang akan saya lakukan adalah menerapkan pratik baik coaching model TIRTA sesering mungkin agar kita terbiasa. 
Untuk kegiatan aksi nyata dapat dibaca pada link Blog saya https://www.wetyyuningsih.com/2022/04/23a10-aksi-nyata-coaching.html
Rabu, 6 April 2022
Tes Akhir (Posttest) Modul 2
Peristiwa
Pada kegiatan ini dilakukan post test modul 2, yang terdiri dari pembelajaran diferensiasi, pembelajaran sosial emosional dan praktik coaching.
Perasaan yang saya rasakan adalah cemas, karena takut tidak dapat meraih nilai lebih besar dari nilai pretest. 
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah untuk selalu serius dalam mengikuti semuamtahap pelatihan sehingga semua ilmu ndapat diserap dengan baik, dan mudah-mudahan mendapatkan nilai baik di post tes Modul 2. Aamiin...
Penerapan yang akan saya lakukan adalah melaksanakan setiap tahap pelatihan dengan serius sehingga semua ilmu dapat diserap dengan baik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video berikut ini 

Demikian tadi pemaparan kegiatan saya pada minggu ke 16 modul 2 di PPGP Angkatan 4. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak...😍😍😍

2.3.a.10. Aksi Nyata - Coaching

 


Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan selama pembelajaran modul coaching.

Pada tugas Aksi Nyata Modul 2.3 tentang Praktik Coaching terhadap rekan kerja di sekolah. Dan saya mengadakan coaching terhadap pak Regi guru Bahasa Indonesia yang mempunyai masalah tentang kurangnya antusias murid terhadap pemvbelajaran di kelas dan hanya sekitar 50% murid dalam sekelas yang mengerjakan tugas (LKPD) di Google classroom. Kami mengadakan praktik coaching model TIRTA untuk mencari solusi terbaik atas masalah yang dihadapi Pak Regi.
Saya sebagai coach hanya megarahkan pak Regi sebagai Coachee untuk dapat mencari solusi terbaik untuk masalahnya. 

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya rasakan akhir-akhir ini di kelas bu…

Coach : Baik Pak Regi, apa yang mau bapak ceritakan?

Coachee : Begini Bu Wety… akhir- akhir ini saya merasa murid-murid di kelas yang saya ajar kurang antusias dalam menerima pembelajaran dari saya, selain itu jumlah murid-murid saya yang mengerjakan tugas hanya 50% tiap kelas.

Coach : Jadi menurut Pak Regi, apa yang bapak harapkan dari obrolan kita hari ini pak?

Coachee : Saya mengharapkan solusi atas permasalahan saya tentang antusiasme murid-murid yang saya ajar bu…

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : Menurut Pak Regi, hal apa saja yang membuat murid-murid bapak kurang antusias dalam pembelajaran Bersama bapak?

Coachee : Kalau saya ingat kembali, hal yang menyebabkan murid-murid saya kurang antusias adalah yang pertama, pembelajaran saya sepertinya sedikit membosankan, terlalu monoton, saya terlalu dominan untuk berbicara, bercerita di depan murid-murid saya, yang kedua saya tidak memberikan kesempatan buat murid saya untuk berpendapat atau aktif berbicara pada pembelajaran saya.

Coach : O…begitu pak… kira-kira apa saja yang dapat membuat murid bapak antusias dalam pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, murid-murid pasti menginginkan pembelajaran yang asyik, tidak monoton, tidak membosankan…

Coach : Wah… saya sependapat dengan bapak… Lalu menurut pendapat bapak, apa saja yang bisa membuat murid-murid asyik dan tidak bosan pada pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, pembelajaran harus terpusat pada murid, murid diminta untuk aktif dalam pembelajaran, kemudian adanya ice breaking, ataupun games supaya pembelajaran lebih menarik.

Coach : Lalu pak mengenai tugas yang diberikan kepada murid-murid bapak apakah penyebabnya sehingga kurang antusias dalam pengumpulan tugas?

Coachee : Kemungkinan karena tugas saya terlalu banyak, dan berisi banyak pertanyaan, tanpa saya memberikan sumber belajar yang beragam dan mengasyikkan…

Coach: Kalau boleh tahu, bapak menggunakan sumber belajar apa saja di kelas?

Coachee:  Saya biasa menggunakan buku teks yang ada di perpustakaan

Coach : adakah sumber belajar selain buku teks?

Coachee : saya pikir banyak ya bu… sumber belajar seperti video You Tube , artikel di Blog, atau tulisan ilmiah di internet, atau bisa juga kita menggunakan aplikasi yang sedang trend ya bu… seperti Tiktok atau Reels di IG.

Coach : Nah… betul sekali bapak… saya yakin sekali bila bapak bisa menggunakan berbagai macam sumber belajar pasti akan membuat murid-murid antusias dalam pembelajaran.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana bapak untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya merancang pembelajaran yang mengasyikkan dengan menggunakan sumber belajar yang beragam seperti video You tube dan Tiktok. Kemudian yang kedua saya akan meberikan tugas tidak terlalu banyak, kemudian bentuk tugas nya juga sesuai dengan minat dan bakat murid-murid saya, istilahnya saya akan melaksanakan pembelajaran diferensiasi, sehingga murid tidak terkesan dipaksa tetapi mereka memang senang mengerjakan tugasnya. Misal menggunakan bentuk drama, lagu, puisi, pantun, laporaan digital.

Coach : bagus sekali rencana bapak, mudah-mudahan berhasil..

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen bapak terhadap rencana bapak ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang mengasyikkan menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali bapak… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan sesuai harapan ya pak…

Coachee : terima kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin…

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video Aksi Nyata Praktik Coaching Model TIRTA dengan rekan kerja di sekolah

Dengan praktik coaching ini saya berlatih untuk menjadi pendengar yang baik, dan menahan diri untuk tidak langsung memberikan solusi tetapi menahan diri untuk hanya mengarahkan sampai coachee (rekan kerja) saya menemukan sendiri solusi atas masalahnya sendiri. Praktik coaching ini harus terus menerus dilakukan supaya kita bisa terbiasa untuk menjadi coach, karena praktik ini bisa membuat coachee lebih mandiri dapat menemukan solusi sendiri, tidak tergantung dengan coach atau orang lain. 

Demikian tadi pemaparan Aksi Nyata - Coaching model TIRTA dengan rekan Guru di sekolah. Mudah-mudahan bermanfaat... Salam Guru Penggerak....😍😍😍




2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:  

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media


Koneksi Antarmateri - Coaching

Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dimana pendidik diharapkan berperan sebagai penuntun bagi anak didiknya, maka kita perlu memahami proses pendekatan komunikasi coaching model TIRTA.

Coaching merupakan salah satu proses "menuntun" belajar murid untuk mencapain kodratnya.
Saya seorang Guru yang berperan sebagai "pamong" yaitu Guru dapat memberikan tuntunan melalui pertanyaan- pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. 

Salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara (dalam Modul 1) adalah Tut Wuri Handayani sesuai dengan prinsip pendekatan Couching yaitu :
  1. Murid adalah mitra belajar
  2. Emansipatif
  3. Kasih dan persaudaraan
  4. Ruang perjumpaan pribadi
Pentingnya proses coaching :
  1. Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid
  2. Pertanyaan- pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi
  3. Pertanyaan - pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.
Hubungan Coaching dengan Pembelajaran Diferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Coaching merupakan salah satu proses "menuntun" belajar murid untuk mencapain kodratnya.
Dalam praktik coaching, Guru sebagai coach memberikan pertanyaan- pertanyaan reflektif yang membuat murid sebagai coachee menunjukkan potensinya sesuai dengan tujuan dari pembelajaran diferensiasi.

Hubungan Coaching dengan Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang berkarakter baik. Hal ini sesuai dengan tujuan dari praktik coaching, Guru sebagai Coach hanya menuntun atau mengarahkan murid (coachee) untuk dapat mempunyai kemampuan untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, jadi bukan memberikan solusi, hanya mengarahkan supaya murid (coachee) dapat menyelesaikan masalahnya sendiri (pembelajaran sosial emosional).

Coaching merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid

Ketrampilan Coaching dapat membantu saya sebagai Guru untuk menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. Karena dengan coaching, saya sebagai Coach menganggap murid sebagai mitra belajar, artinya murid dan saya mempunyai kedudukan yang sama , untuk mendiskusikan solusi atas masalah murid saya, tidak ada unsur untuk menggurui, sehingga murid (coachee) dapat menentukan sendiri solusi atas permasalahannya sendiri.
Praktik coaching juga memberikan peluang emansipatif bagi murid (sebagai coachee) untuk menemukan kekuatan kodratnya, potensi dirinya dan kekuatan yang dimilikinya (pembelajaran berpihak pada murid).

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada video Koneksi Materi Coaching berikut ini 


Demikian tadi pemaparan tugas Koneksi Materi - Coaching, mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak....😍😍😍😍