Followers

Monday, April 4, 2022

2.3.a.10. Aksi Nyata - Coaching

 


Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan selama pembelajaran modul coaching.

Pada tugas Aksi Nyata Modul 2.3 tentang Praktik Coaching terhadap rekan kerja di sekolah. Dan saya mengadakan coaching terhadap pak Regi guru Bahasa Indonesia yang mempunyai masalah tentang kurangnya antusias murid terhadap pemvbelajaran di kelas dan hanya sekitar 50% murid dalam sekelas yang mengerjakan tugas (LKPD) di Google classroom. Kami mengadakan praktik coaching model TIRTA untuk mencari solusi terbaik atas masalah yang dihadapi Pak Regi.
Saya sebagai coach hanya megarahkan pak Regi sebagai Coachee untuk dapat mencari solusi terbaik untuk masalahnya. 

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya rasakan akhir-akhir ini di kelas bu…

Coach : Baik Pak Regi, apa yang mau bapak ceritakan?

Coachee : Begini Bu Wety… akhir- akhir ini saya merasa murid-murid di kelas yang saya ajar kurang antusias dalam menerima pembelajaran dari saya, selain itu jumlah murid-murid saya yang mengerjakan tugas hanya 50% tiap kelas.

Coach : Jadi menurut Pak Regi, apa yang bapak harapkan dari obrolan kita hari ini pak?

Coachee : Saya mengharapkan solusi atas permasalahan saya tentang antusiasme murid-murid yang saya ajar bu…

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : Menurut Pak Regi, hal apa saja yang membuat murid-murid bapak kurang antusias dalam pembelajaran Bersama bapak?

Coachee : Kalau saya ingat kembali, hal yang menyebabkan murid-murid saya kurang antusias adalah yang pertama, pembelajaran saya sepertinya sedikit membosankan, terlalu monoton, saya terlalu dominan untuk berbicara, bercerita di depan murid-murid saya, yang kedua saya tidak memberikan kesempatan buat murid saya untuk berpendapat atau aktif berbicara pada pembelajaran saya.

Coach : O…begitu pak… kira-kira apa saja yang dapat membuat murid bapak antusias dalam pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, murid-murid pasti menginginkan pembelajaran yang asyik, tidak monoton, tidak membosankan…

Coach : Wah… saya sependapat dengan bapak… Lalu menurut pendapat bapak, apa saja yang bisa membuat murid-murid asyik dan tidak bosan pada pembelajaran bapak?

Coachee : Menurut saya, pembelajaran harus terpusat pada murid, murid diminta untuk aktif dalam pembelajaran, kemudian adanya ice breaking, ataupun games supaya pembelajaran lebih menarik.

Coach : Lalu pak mengenai tugas yang diberikan kepada murid-murid bapak apakah penyebabnya sehingga kurang antusias dalam pengumpulan tugas?

Coachee : Kemungkinan karena tugas saya terlalu banyak, dan berisi banyak pertanyaan, tanpa saya memberikan sumber belajar yang beragam dan mengasyikkan…

Coach: Kalau boleh tahu, bapak menggunakan sumber belajar apa saja di kelas?

Coachee:  Saya biasa menggunakan buku teks yang ada di perpustakaan

Coach : adakah sumber belajar selain buku teks?

Coachee : saya pikir banyak ya bu… sumber belajar seperti video You Tube , artikel di Blog, atau tulisan ilmiah di internet, atau bisa juga kita menggunakan aplikasi yang sedang trend ya bu… seperti Tiktok atau Reels di IG.

Coach : Nah… betul sekali bapak… saya yakin sekali bila bapak bisa menggunakan berbagai macam sumber belajar pasti akan membuat murid-murid antusias dalam pembelajaran.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana bapak untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya merancang pembelajaran yang mengasyikkan dengan menggunakan sumber belajar yang beragam seperti video You tube dan Tiktok. Kemudian yang kedua saya akan meberikan tugas tidak terlalu banyak, kemudian bentuk tugas nya juga sesuai dengan minat dan bakat murid-murid saya, istilahnya saya akan melaksanakan pembelajaran diferensiasi, sehingga murid tidak terkesan dipaksa tetapi mereka memang senang mengerjakan tugasnya. Misal menggunakan bentuk drama, lagu, puisi, pantun, laporaan digital.

Coach : bagus sekali rencana bapak, mudah-mudahan berhasil..

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen bapak terhadap rencana bapak ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang mengasyikkan menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali bapak… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan sesuai harapan ya pak…

Coachee : terima kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin…

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video Aksi Nyata Praktik Coaching Model TIRTA dengan rekan kerja di sekolah

Dengan praktik coaching ini saya berlatih untuk menjadi pendengar yang baik, dan menahan diri untuk tidak langsung memberikan solusi tetapi menahan diri untuk hanya mengarahkan sampai coachee (rekan kerja) saya menemukan sendiri solusi atas masalahnya sendiri. Praktik coaching ini harus terus menerus dilakukan supaya kita bisa terbiasa untuk menjadi coach, karena praktik ini bisa membuat coachee lebih mandiri dapat menemukan solusi sendiri, tidak tergantung dengan coach atau orang lain. 

Demikian tadi pemaparan Aksi Nyata - Coaching model TIRTA dengan rekan Guru di sekolah. Mudah-mudahan bermanfaat... Salam Guru Penggerak....😍😍😍




No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.