Followers

Tuesday, December 21, 2021

1.4.a.9 - Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

 


Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3
  • CGP dapat menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah
  1. Buatlah sebuah kesimpulan mengenai mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak. 

  2. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini.
    Setelah membuat koneksi antar materi, Anda juga diminta untuk menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dengan mengisi Tabel Rancangan Tindakan Aksi Nyata dan mengunggahnya ke LMS:  
    Tabel 3. Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

Koneksi Materi Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan Budaya positif. 

Filosofi Ki Hajar Dewantara

a. Ing ngarsa sung tuladha , saya memberikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid-murid saya. Untuk itu saya harus menguasai konsep pembelajaran untuk membuat konten pelajaran yang menarik dan mengasikkan buat murid-murid saya, intinya saya akan membuat mereka jatuh cinta kepada konten dan otomatis akan memahami konsep yang saya ajarkan. Dengan tentunya memberikan keteladanan bagi murid-murid saya. Bagaimana cara membuat laporan yang baik, bagaimana cara bersikap di dalam pembelajaran.

b. Ing madya mangun karsa, saya sering memberikan motivasi dan inspirasi. Pada awal mengajar saya selalu bertanya, apa cita-cita murid saya, bagaimana mencapainya, supaya mereka semangat dan termotivasi untuk mewujudfkannya. Salah satu inspirasi yang saya lakukan adalah menjadi seorang guru Youtuber, sehingga saya bisa membagikan pengalaman saya di dunia konten kreator, salah satu profesi yang sedang diminati banyak kalangan muda.

c. Tut wuri handayani, saya selalu memberikan tugas dalam bentuk tantangan, misal: membuat catatan yang super keren supaya mendapatkan nilai sempurna dan tidak perlu remidi bila nilai dibawah KKM. Dengan tantangan seperti itu murid-murid saya saling berlomba untuk mendapatkan nilai terbaik. Catatan mereka saya sebut sebagai bukti cinta. 

Nilai Guru Penggerak yang sudah saya miliki di antaranya Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid. 
Menurut saya nilai yang saya miliki adalah mandiri karena saya merasa mandiri dalam mencari ilmu dan rasa ingin tahu yang besar untuk bisa mengerti IT (ilmu teknologi) dengan mengikuti pelatihan dan belajar sendiri dari tutorial di You Tube. Saya belajar IT supaya bisa membuat video pembelajaran yang sangat dibutuhkan oleh murid- murid saya di musim pandemi, sehingga mempunyai sifat berpihak pada murid. saya juga dalam memberi tugas sesuai dengan kemampuan siswa, kemudian selalu memudahkan murid dalam belajar daring, dengan membuat video pembahasan soal- soal kemudian mengadakan zoom meeting dan berusaha untuk merekam supaya murid yang tidak dapat mengikuti masih bisa belajar dengan rekaman zoom meeting nya yang tentunya saya upload di channel You Tube saya. Selain itu dengan menjadi guru You Tuber maka saya mempunyai nilai inovatif bisa menghasilkan sekitar 350 video pembelajaran selama 1 tahun ini. Dan alhamdulillah dapat bermanfaat untuk murid saya dan juga murid seluruh Indonesia.
Refleksi yang saya terapkan adalah selalu mengadakan refleksi setelah melakukan zoom meeting kemudian dalam LKPD saya akan tanyakan refleksi dalam pengerjaan LKPD, sehingga saya mengetahui kesulitan yang dialami oleh peserta didik dan cepat mengambil solusi untuk perbaikan. Selain itu saya meminta saran dan kritik terutama terhadap video pembelajaran yang saya buat, supaya makin baik dalam pembuatan video pembelajaran selanjutnya. Kolaboratif yang telah saya lakukan adalah mengajak rekan guru untuk dapat membuat video pembelajaran sendiri, atau setidaknya membuat video tutorial pembuatan video pembelajaran dengan laptop dan Hp

Peran Guru Penggerak yang sudah saya laksanakan adalah:

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran 

Artinya bisa menjadi guru yang selalu berpihak pada murid. Dalam merancang pembelajaran saya selalu berpusat pada murid, apakah murid suka. Pembelajaran selalu saya sisipkan dengan game atau permainan (tatap muka). Dan dalam tugas pun saya akan diskusikan dulu, apakah mereka sanggup dan sesuai dengan kemampuan mereka, intinya pembelajaran yang selalu memudahkan murid, bukan menyulitkan murid. 

2. Menggerakkan Komunitas Praktisi

Saya sebagai pengurus MGMP Biologi Kabupaten Bandung Barat, aktif dalam kegiatan MGMP Kabupaten. Saya pun sering membagikan video pembelajaran You Tube, dan materi pembelajaran Blog ke grup- grup MGMP baik tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Dan saya membuat video tutorial praktikum supaya dapat digunakan oleh guru- guru Biologi seluruh Indonesia. Walaupun pembelajaran daring tapi masih bisa melaksanakan praktikum dari rumah. ini salah satu video praktikum yang sudah dipakai oleh banyak guru Biologi di Indonesia untuk bisa disampaikan ke murid-murid mereka

3. Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah

Saya pernah diminta untuk menjadi narasumber di IHT (In House Training) di sekolah sendiri dan sekolah lain, dalam pembuatan video pembelajaran. Pernah mengajar online di RRI PRO2 Bandung. 


Visi Guru Penggerak

Penerapan Budaya Positif
Yang sudah saya lakukan adalah:
  1. Membuat keyakinan kelas pada awal pembelajaran, yaitu keyakinan kelas bahwa setiap murid akan mengerjakan semua tugas Biologi di google classroom tepat waktu. Bila ada kesulitan bisa menghubungi Guru atau teman yang lebih mengerti tentang tugas Biologi tersebut. Ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara tentang merdeka belajar dan sesuai dengan nilai Guru Penggerak yang saya miliki adalah berpihak pada murid.
  2. Menerapkan disiplin positif, dengan menanamkan motivasi, dengan pertanyaan apa cita-cita murid, kemudian memotivasi supaya murid bisa mencapai cita-cita dengan tentunya usaha dan doa, dan nilai kebaikan apa yang harus dilakukan oleh murid untuk mencapai cita mereka. Sesuai dengan peran Guru penggerak yaitu sebagai pemimpin pembelajaran. Dan tentunya akan terwujud visi Guru penggerak yaitu merdeka belajar wujudkan siswa yang inovatif, kreatif dan bahagia.
  3. Posisi kontrol saya pada setiap masalah murid adalah manager, saya mengajak murid untuk menyadari kesalahannya dan mengembalikan tanggung jawab pada murid untuk mencari jalan keluar permasalahannya dengan bimbingan saya. Hal ini sesuai dengan filosofi KHD dan peran Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan nilai Guru penggerak berpihak pada murid.
  4. Bila terjadi permasalahan murid yang berlanjut saya akan mengadakan segitiga restitusi, yang terdiri dari 3 tahap yaitu menstabilkan identitas, supaya murid mempunyai rasa percaya diri setelah melakukan kesalahan, validasi tindakan yang salah, supaya murid dapat mengungkapkan tujuan tindakan yang sudah dilakukan dan dapat mengambil solusi terbaik untuk memperbaiki kesalahannya, kemudian tahap yang ketiga adalah menanyakan keyakinan kelas, supaya murid mengingat kembali keyakinan kelas dan berjanji untuk selalu melaksanakan keyakinan kelas tersebut. Hal ini sesuai dengan filosofi KHD tentang merdeka belajar, kemudian sesuai dengan nilai Guru Penggerak berpihak pada murid, dan refleksi, serta sesuai dengan peran Guru Penggerak sebagai Pemimpin pembelajaran, dan tentunya mencapai visi Guru penggerak yaitu merdeka belajar.
Refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini.

Pada Modul ini dipelajari tentang 
  1. Bagaimana menerapkan disiplin positif dengan menanamkan motivasi pada murid,
  2. Mempelajari pentingnya keyakinan kelas, 
  3. Mempelajari 5 posisi kontrol yaitu penghukum, membuat orang lain merasa bersalah, teman, pemantau  dan manager, 
  4. Mempelajari kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari cinta dan kasih sayang, kekuasaan, kebebasan, dan kesenangan, 
  5. Serta mempelajari penanganan masalah murid dengan segitiga restitusi yang terdiri dari 3 tahap yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan salah dan menanyakan keyakinan kelas
Perasaan saya mempelajari modul ini adalah bahagia, semangat dan antusias ingin selalu mempraktikkan semua teori tentang budaya positif untuk dapat diaplikasikan di dalam kelas atau di lingkungan sekolah

Pembelajaran yang saya dapatkan adalah saya jadi mengerti apa itu disiplin positif, penanaman motivasi pada siswa, sangat penting disertai dengan pembuatan keyakinan kelas di awal pembelajaran agar siswa dapat terkontrol dengan sendirinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasar murid yang berbeda-beda dan kita bisa memberikan kepercayaan penuh pada murid yang bermasalah dengan melakukan kontrol sebagai manager, sehingga murid dapat mencari solusi terbaik untuk masalahnya. Bila permasalahan berlanjut maka saya akan mengadakan segitiga restitusi sehingga bisa menyelesaikan masalah murid dengan baik dan benar.

Perubahan yang akan saya lakukan adalah saya akan selalu mempraktikkan teori budaya positif di dalam pembelajaran kelas atau di lingkungan sekolah. Dan berusaha untuk melakukan perubahan pada diri sendiri supaya dapat memberi contoh untuk rekan guru yang lainnya.

Untuk lebih jelasnya silakan melihat video di bawah ini


Demikian tadi pemaparan koneksi materi - Budaya Positif dan Refleksi Modul Budaya positif, mudah-mudahan bermanfaat. Salam Guru Penggerak...😍😍😍





Thursday, December 16, 2021

1.4.a.7. Demonstrasi Konstektual - Budaya Positif - Praktik Segitiga Restitusi


 Tujuan Pembelajaran KhususCGP mampu mendemonstrasikan pemahaman mengenai segitiga restitusi dengan melakukan praktik segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya.

Pada tahap demonstrasi kontekstual ini, Anda akan melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu murid di sekolah Anda dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

  1. Buatlah skenario lengkap untuk melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap dua (2) kasus mengenai murid yang melanggar peraturan di sekolah Anda. 
  2. Ajaklah satu murid Anda untuk melakukan praktik segitiga restitusi tersebut.
  3. Lakukan praktik segitiga restitusi. Minta tanggapan murid Anda mengenai perasaan mereka ketika Anda melakukan praktik segitiga restitusi itu. 
  4. Rekamlah praktik segitiga restitusi sesuai dengan skenario yang telah dibuat beserta tanggapan dari murid Anda dalam bentuk video.
  5. Unggah video praktik segitiga restitusi ke kanal YouTube/Google Drive Anda dan sematkan tautannya pada LMS.
  6. Perhatikan rubrik penilaian untuk demonstrasi kontekstual yang telah disediakan.

Sebelum kita melakukan praktik tentang segitiga restitusi, kita pelajari lagi materi tentang segitiga restitusi.

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak 
dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang 
yang sukses. Anak yang sedang mencari perhatian adalah anak yang 
sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi 
kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, 
maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin 
ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara 
mengatakan kalimat-kalimat ini:

• Berbuat salah itu tidak apa-apa.
• Tidak ada manusia yang sempurna
• Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
• Kita bisa menyelesaikan ini.
• Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu
ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
• Kamu berhak merasa begitu.
• Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

Sisi 2: Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi 
kebutuhan dasar. Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang 
mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara-cara paling 
efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki 
maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti 
akan mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir 
proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka 
sikap seorang anak yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu 
mendapat perhatian kita, maka itu telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. 
Kalimat-kalimat di bawah ini mungkin terdengar asing buat guru, namun bila 
dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan memvalidasi kebutuhan 
mereka.
• “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
• “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
• “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi 
sesuatu yang penting buatmu”.
• “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan 
sikap yang baru.”
Biasanya guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik, tapi 
teori kontrol menyatakan bahwa resep itu tidak manjur. Mungkin tindakan 
guru dengan memvalidasi sikap yang tidak baik seperti bertentangan dengan 
aturan yang ada

Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara 
internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku 
yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk 
dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi 
orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini 
menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.
• Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
• Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
• Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
• Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang 
mereka inginkan?
Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau 
bisa dipercaya?
Kebanyakan anak akan mengatakan “Iya,” Tapi mereka tidak tahu 
bagaimana caranya menjadi orang seperti itu. Guru dapat membantu 
dengan bertanya, seperti apa jika mereka jadi orang seperti itu. ketika anak 
sudah mendapat gambaran yang jelas tentang orang seperti apa yang 
mereka inginkan, guru dapat membantu anak-anak tetap fokus pada 
gambaran tersebut

Pada tugas kali ini CGP diminta untuk membuat 2 skenario praktik segitiga restitusi. 

Kasus (Praktik segitiga restitusi)

Pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat kasus pengerjaan tugas Biologi di LMS Google classroom untuk kelas 12 MIPA 5 semester 1, untuk tema adalah menangani anak-anak yang tidak mau mengerjakan tugas Biologi di google classroom. Selama satu semester Biologi kelas 12 belajar 6 KD (Kompetensi Dasar) yaitu bab Pertumbuhan dan perkembangan Tumbuhan, Metabolisme, Substansi Genetika, Reproduksi Sel, Pola Hereditas, Hereditas Manusia. Saya memberikan total tugas (LKPD), ulangan dan praktikum selama satu semester sebanyak 49 tugas. Saya memberikan tugas yang banyak, tetapi tidak memberatkan murid, karena saya selalu menyertakan video materi dan pembahasan LKPD serta dibahas bersama pada pertemuan syncronous (zoom meeting atau PTMT) sehingga bagi anak yang mau mengikuti pembelajaran saya, tidak akan merasa terbebani. Kenyataannya dari 36 siswa di kelas 12 MIPA 5, terdapat 3 siswa yang mengerjakan sedikit tugas saja. Siswa tersebut adalah Sifarahma Febrianti, Siti Salwa dan Syadinar Oni. Saya memutuskan untuk melakukan segitiga restitusi terhadap ketiga siswa tersebut dengan melakukan video call, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung. Kebetulan minggu ini adalah minggu tenang, di mana murid belajar di rumah (minggu untuk susulan PAS, remidi PAS dan menyelesaikan semua tugas dari semua guru mata pelajaran), sehingga saya memutuskan untuk video call murid yang bermasalah pada tugas di Google classroom. Karena saya mengajar 7 kelas dengan masing-masing kelas terdapat anak yang bermasalah dengan tugas di GCr, supaya lebih efektif maka saya menghubungi dengan video call, dan supaya lebih cepat tertangani dan lebih menjaga PROKES. 

Skenario 1  

Pada skenario 1 untuk menangani kasus Sifarahma Febrianti. Sifa tidak mengerjakan 32 tugas di google classroom dari 49 tugas yang ada, sehingga Sifa hanya mengerjakan sekitar 35% dari tugas yang ada. Saya akan melakukan segitiga restitusi menggunakan video call terhadap Sifa. 

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Guru    : Assalamualaikum Sifa,apa kabar? sehat kan?
Sifa      : walaikum salam, alhamdulillah sehat ibu 
Guru    : Sifa, punten ibu video call Sifa berhubungan dengan tugas Biologi yang ada di google classroom. Ternyata dari 49 tugas, ulangan, praktikum yang ibu berikan, Sifa hanya mengerjakan 17 tugas saja, artinya hanya 35% dari semua tugas yang ibu berikan. 
Sifa      : iya ibu, sifa mohon maaf karena tidak mengerjakan semua tugas yang Ibu berikan. 
Guru     : Sifa, Ibu mengerti karena musim Pandemi seperti sekarang ini, belajar daring yang mungkin cukup membosankan, sehingga Sifa tidak mengerjakan semua tugas dari Ibu, semua siswa yang belajar daring pasti merasakan, dan pastinya bukan hanya Sifa yang merasa bosan, malas untuk mengerjakan tugas sekolah. 
Sifa     : iya ibu, Sifa merasa bersalah telah mengecewakan ibu, padahal ibu sudah membuat persiapan pembelajaran Biologi yang memudahkan Sifa dan temen-teman jadi mengerti tentang materi Biologi, maafin Sifa ya bu. 

Sisi 2: Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Guru     : Sifa pasti punya alasan mengapa Sifa tidak mengerjakan tugas Biologi di google classroom?
Sifa     :  Iya bu, alasan saya tidak mengerjakan tugas Biologi di google classroom karena saya harus menjaga adik saya yang masih kecil, kebetulan mamah saya sakit bu, jadi terpaksa saya yang menggantikan semua peran mamah di rumah (dengan nada sedih)
Guru     : Adakah solusi supaya Sifa tetap dapat menjaga adek dan mengurusi rumah tangga,tetapi tetap dapat mengerjakan tugas Biologi di google classroom?
Sifa     : ada bu, saya harus bisa bagi waktu, dan harus mempunyai motivasi dan semangat yang kuat untuk tetap bisa belajar dan mengerjakan semua tugas sekolah dengan baik.

Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Guru    : Sifa, masih ingat ga waktu awal pembelajaran kita membuat keyakinan kelas bersama di zoom. Keyakinan kelas apa yang sudah kita sepakati?
Sifa     : Ingat ibu... keyakinan kelas bahwa setiap murid akan mengerjakan semua tugas Biologi di google classroom tepat waktu. Bila ada kesulitan bisa menghubungi bu Wety atau teman yang lebih mengerti tentang tugas Biologi tersebut.
Guru    : Ibu percaya Sifa dapat mempraktikkan keyakinan kelas kita dengan baik.
Sifa         : Siap ibu, insyaAlloh.
Guru    : Jadi menurut Sifa, solusi buat Sifa bagaimana supaya bisa mengejar ketinggalan tugas Biologi di google classroom?
Sifa     : Kalau saya diberi kesempatan, tolong ibu beri saya waktu untuk mengerjakan semua tugas yang belum ya bu... 
Guru     : boleh Sifa, silakan.. Kalau mau Sifa boleh meminta bantuan teman yang rumahnya dekat dengan Sifa untuk membantu atau sebagai tutor buat Sifa supaya Sifa bisa mengerjakan tugas Biologi dengan cepat dan benar. Bagaimana Sifa setuju?
Sifa     : setuju ibu, terima kasih atas kesempatannya ibu, saya tidak akan mengecewakan ibu lagi (dengan semangat) 

Skenario 2 
Pada skenario 2 untuk menangani kasus Siti Salwa. Siti tidak mengerjakan 30 tugas di google classroom dari 49 tugas yang ada, sehingga Sifa hanya mengerjakan sekitar 40% dari tugas yang ada. Saya akan melakukan segitiga restitusi menggunakan video call terhadap Siti. 

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Guru    : Assalamualaikum Siti,apa kabar? sehat kan?
Siti      : walaikum salam, alhamdulillah sehat ibu 
Guru    : Siti, punten ibu video call Siti berhubungan dengan tugas Biologi yang ada di google classroom. Ternyata dari 49 tugas, ulangan, praktikum yang ibu berikan, Siti hanya mengerjakan 19 tugas saja, artinya hanya 40% dari semua tugas yang ibu berikan. 
Siti      : iya ibu, siti mohon maaf karena tidak mengerjakan semua tugas yang Ibu berikan. 
Guru     : Siti, Ibu mengerti karena musim Pandemi seperti sekarang ini, belajar daring yang mungkin cukup membosankan, sehingga Siti tidak mengerjakan semua tugas dari Ibu, semua siswa yang belajar daring pasti merasakan, dan pastinya bukan hanya Siti yang merasa bosan, malas untuk mengerjakan tugas sekolah. 
Siti     : iya ibu, Siti merasa bersalah telah mengecewakan ibu, padahal ibu sudah membuat persiapan pembelajaran Biologi yang memudahkan Siti dan temen-teman jadi mengerti tentang materi Biologi, maafin Siti ya bu. 

Sisi 2: Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Guru     : Siti pasti punya alasan mengapa Siti tidak mengerjakan tugas                   Biologi di google classroom?
Siti     :  Iya bu, alasan saya tidak mengerjakan tugas Biologi di google classroom karena saya sedang ada masalah internal di keluarga saya bu, saya tidak nyaman dengan pertengkaran kedua orang tua saya bu, sehingga saya tidak bisa berkonsentrasi belajar dan mengerjakan semua tugas sekolah (dengan nada sedih)
Guru     : Ya Alloh, ibu ikut prihatin ya... yang sabar Siti. Adakah solusi supaya Siti tetap dapat mengerjakan tugas Biologi di google classroom?
Sifa     : (menarik nafas) saya usahakan ya bu... mudah-mudahan saya bisa menata hati ini supaya bisa berkonsentrasi mengerjakan tugas sekolah dengan baik.


Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Guru    : Siti, masih ingat ga waktu awal pembelajaran kita membuat keyakinan kelas bersama di zoom. Keyakinan kelas apa yang sudah kita sepakati?
Siti     : Ingat ibu... keyakinan kelas bahwa setiap murid akan mengerjakan semua tugas Biologi di google classroom tepat waktu. Bila ada kesulitan bisa menghubungi bu Wety atau teman yang lebih mengerti tentang tugas Biologi tersebut.
Guru    : Ibu percaya Siti dapat mempraktikkan keyakinan kelas kita dengan baik.
Siti     : Siap ibu, insyaAlloh.
Guru    : Jadi menurut Siti, solusi buat Siti bagaimana supaya bisa mengejar ketinggalan tugas Biologi di google classroom?
Siti     : Kalau saya diberi kesempatan, tolong ibu beri saya waktu untuk mengerjakan semua tugas yang belum ya bu... 
Guru     : boleh Siti, silakan.. Kalau mau Siti boleh meminta bantuan teman yang rumahnya dekat dengan Siti untuk membantu atau sebagai tutor buat Siti supaya Siti bisa mengerjakan tugas Biologi dengan cepat dan benar. Bagaimana Siti setuju?
Siti     : setuju ibu, terima kasih atas kesempatannya ibu, saya tidak akan mengecewakan ibu lagi (dengan semangat) 

Skenario 3 
Pada skenario 3 untuk menangani kasus Syadinar Oni. Dinar tidak mengerjakan 46 tugas di google classroom dari 49 tugas yang ada, sehingga Dinar hanya mengerjakan sekitar 6% dari tugas yang ada. Saya akan melakukan segitiga restitusi menggunakan video call terhadap Dinar. 

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Guru    : Assalamualaikum Dinar ,apa kabar? sehat kan?
Dinar    : walaikum salam, alhamdulillah sehat ibu 
Guru    : Dinar, punten ibu video call Dinar berhubungan dengan tugas Biologi yang ada di google classroom. Ternyata dari 49 tugas, ulangan, praktikum yang ibu berikan, Dinar hanya mengerjakan 3 tugas saja, artinya hanya 6% dari semua tugas yang ibu berikan. 
Dinar     : iya ibu, Dinar mohon maaf karena tidak mengerjakan semua tugas yang Ibu berikan. 
Guru     : Dinar, Ibu mengerti karena musim Pandemi seperti sekarang ini, belajar daring yang mungkin cukup membosankan, sehingga Dinar tidak mengerjakan semua tugas dari Ibu, semua siswa yang belajar daring pasti merasakan, dan pastinya bukan hanya Dinar yang merasa bosan, malas untuk mengerjakan tugas sekolah. 
Dinar     : iya ibu, Dinar merasa bersalah telah mengecewakan ibu, padahal ibu sudah membuat persiapan pembelajaran Biologi yang memudahkan Dinar dan temen-teman jadi mengert tentang materi Biologi, maafin Dinar ya bu. 

Sisi 2: Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Guru     : Dinar pasti punya alasan mengapa Dinar tidak mengerjakan tugas Biologi di google classroom?
Dinar     :  Iya bu, alasan saya tidak mengerjakan tugas Biologi di google    classroom karena saya sedang kecanduan main Game bu, jadi setiap saat apalagi malem saya bergadang untuk main Game sehingga besok paginya saya kesiangan bangun dan ketinggalan belajar daring bu (dengan nada sedih)
Guru     : MasyaAlloh Dinar, jangan kamu habiskan masa muda mu dengan hal yang tidak menguntungkan ya.. Adakah solusi supaya Dinar tetap dapat mengerjakan tugas Biologi di google classroom?
Dinar   : (menarik nafas) saya usahakan ya bu... mudah-mudahan saya bisa lepas dari kecanduan main Game ini bu, supaya saya bisa semangat mengerjakan semua tugas sekolah dengan baik.


Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Guru    : Dinar, masih ingat ga waktu awal pembelajaran kita membuat keyakinan kelas bersama di zoom. Keyakinan kelas apa yang sudah kita sepakati?
Dinar    : Ingat ibu... keyakinan kelas bahwa setiap murid akan mengerjakan semua tugas Biologi di google classroom tepat waktu. Bila ada kesulitan bisa menghubungi bu Wety atau teman yang lebih mengerti tentang tugas Biologi tersebut.
Guru    : Ibu percaya Dinar dapat mempraktikkan keyakinan kelas kita dengan baik.
Dinar    : Siap ibu, insyaAlloh.
Guru    : Jadi menurut Dinar, solusi buat Dinar bagaimana supaya bisa mengejar ketinggalan tugas Biologi di google classroom?
Dinar    : Kalau saya diberi kesempatan, tolong ibu beri saya waktu untuk mengerjakan semua tugas yang belum ya bu... 
Guru     : boleh Dinar, silakan.. Kalau mau Dinar boleh meminta bantuan teman yang rumahnya dekat dengan Dinar untuk membantu atau sebagai tutor buat Dinar supaya Dinar bisa mengerjakan tugas Biologi dengan cepat dan benar. Bagaimana Dinar setuju?
Dinar     : setuju ibu, terima kasih atas kesempatannya ibu, saya tidak akan mengecewakan ibu lagi (dengan semangat) 

Untuk melihat bagaimana praktik segitiga pertitusi silakan melihat video berikut ini

Demikian tadi pemaparan tugas 1.4.a.7 demonstrasi kontektual - budaya positif - praktik segitiga restitusi. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam bahagia dan Salam Guru Penggerak...😍😍😍



Wednesday, December 15, 2021

Tutup SKP Semester 1 Periode Januari- Juni 2021

 Terdapat perubahan dalam pencetakan SKP, tutup SKP dilakukan setiap semester. Untuk melakukan tutup SKP kita buka link TRK (klik disini). Dan berikut adalah tutorial tutup SKP semester 1 periode Januari - Juni 2021. 


Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tutup SKP semester 1 adalah :

  1. Angka kredit sudah sesuai dengan Permenpanrb no.16 tahun 2019 dengan golongan masing-masing
  2. Jumlah bulan maksimal 6 bulan (1 semester)
  3. Tidak ada lagi SKP yang ganda, karena yang muncul adalah SKP gabungan tahun 2020 dan 2021 yang dibuat bulan September.
Demikian pemaparan tutup SKP semester 1 periode Januari-Juni 2021, mudah-mudahan bermanfaat. Salam sehat dan bahagia ...😍😍😍



Tuesday, December 14, 2021

1.4.a.6. Refleksi Terbimbing - Budaya Positif

Tujuan Pembelajaran KhususCGP dapat melakukan refleksi terkait pemahamannya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

Pada tahap awal refleksi terbimbing, CGP diminta untuk menjawab pertanyaan tentang evaluasi diri


Berdasarkan gambar di atas, evaluasi diri yang ditanyakan adalah :

  1. Saya telah belajar bahwa kita semua memiliki kebutuhan dasar, memiliki penguasaan, kesenangan,   kebebasan, dan kelangsungan hidup
  2. Saya memahami kebutuhan dasar dalam kehidupan pribadi saya.
  3. Saya mengajarkan siswa saya mengenai kebutuhan dasar mereka melalui kegiatan
  4. Saya mengajarkan murid saya kebutuhan dasar mereka dengan bercerita.
  5. Saya mengintegrasikan bahasan mengenai kebutuhan dasar ke dalam kurikulum saya.
  6. Saya mengevaluasi sendiri kebutuhan saya di depan kelas dan menanyakan kebutuhan mereka. 
  7. Saya menganalisis perilaku murid yang salah untuk menemukan kebutuhan di balik masalah tersebut
  8. Saya menemukan hikmah di balik perilaku buruk tersebut. 
  9. Saya sengaja berusaha membuat kelas saya lebih memuaskan kebutuhan. 
  10. Saya telah memperkenalkan konsep gambaran dunia berkualitas kepada murid saya.
  11. Saya berbicara dengan murid-murid saya tentang cara-cara yang kurang pantas manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka. 
  12. Saya memanggil murid-murid saya yang berperilaku ‘buruk dan kotor’ dan meminta perubahan. 
  13. Saya telah mengajarkan murid-murid bergeser dari keinginan-keinginan tertentu ke kebutuhan yang benar-benar diperlukan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tayangan You Tube berikut ini:



Setelah melakukan evaluasi diri, jawablah setiap pertanyaan berikut ini:

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan? Disiplin positif adalah menanamkan 3 Motivasi Perilaku Manusia, yaitu Untuk menghindari      ketidaknyamanan atau hukuman, Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau) dan Manajer. Lima kebutuhan dasar hidup adalah kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Pembentukan Keyakinan Kelas: • Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. • Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu. Segitiga prestitusi teridiri dari : Menstabilkan Identitas/Stabilize the identitas, Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior, Sisi Ketiga: Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief. Yang menarik buat saya adalah keinginan untuk mempraktekkan semua yang telah saya pelajari, walaupun pastinya susah dan ada tantangan tersendiri, tapi harus dicoba. 
  2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda. Pengalaman saya dalam menerapkan budaya positif di lingkungan kelas adalah pada awal pembelajaran saya membuat kesepakatan belajar (keyakinan kelas) untuk selalu diingat dan dilaksanakan, berikut sanksi bila melanggar keyakinan kelas. Posisi kontrol yang sering saya lakukan adalah sebagai teman, sehingga peserta didik menjadi nyaman, tetapi makin lama, kurang baik juga, karena ternyata murid akan nyaman dengan kita, ketergantungan dan bisa jadi membandingkan guru lain dengan kita. Saya berusaha untuk menjadi manager. Dalam menangani kasus anak yang bermasalah, saya selalu mengajak berbicara dari hati ke hati, mencoba untuk mendalami apa maksud berbuat demikian, memahami keinginannya dan berusaha untuk mencoba berempati dan mencari solusi bersama, dengan kesadaran murid tersebut tanpa paksaan. Dan saya juga akan mencoba untuk lebih tertata rapi dengan menggunakan segitiga restitusi.
  3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu. Sebelum mempelajari modul ini, dalam menangani murid yang bermasalah, yang saya tanyakan adalah apa motivasi melakukan hal tersebut, kemudian saya selalu bilang semua bisa salah, tapi ada saatnya kita harus memahami bahwa berperilaku salah akan merugikan kita sendiri, saya akan bercerita tentang pengalaman murid lain, sehingga murid tersebut dapat mengambil hikmah dari pengalaman tersebut, dan mengerti dan mudah-mudahan dapat menyadari kesalahannya, setelah menyadari maka kita cari solusi bersama. Setelah mempelajari modul saya baru tahu ternyata yang saya lakukan adalah segitiga resitusi. Saya memposisikan sebagai teman awalnya kemudian manager karena saya berusaha untuk berdiskusi dengan murid yang bermasalah mengenai solusi terbaik yang bisa dilakukan. 
  4. Perubahan  apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? Perubahan yang terjadi adalah langkah dalam menangani murid yang bermasalah semakin baik karena terdapat langkah-langkah yang pasti dan runtut, sehingga lebih efektif dan lebih efisien. Serta bisa lebih melatih diri untuk mengolah emosi dengan baik, mengolah perasaan supaya bisa membuat murid nyaman dan mendapatkan solusi terbaik, murid yang bermasalah menjadi sadar dengan cara yang disukai dan berpihak pada murid. 
  5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Sebagai individu dan pemimpin pembelajaran sangat penting untuk mempelajari modul tentang budaya positif. Karena modul ini berisi tentang peran kita sebagai guru harus bisa menerapkan budaya positif dan dapat mengajak seluruh rekan guru, kepala sekolah dan civitas akademika di sekolah untuk dapat melaksanakan budaya positif agar tercipta merdeka belajar, pembelajaran yang berpihak pada murid, serta murid dapat mencapai profil pelajar Pancasila.
  6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini? Setelah saya mempelajari modul tentang budaya positif maka saya akan mempraktikkan di kelas atau sekolah serta mengajak rekan guru yang lain untuk melaksanakan budaya positif, sehingga akan tercipta keselarasan budaya positif di sekolah, menjadi sekolah menjadi nyaman, murid nyaman, tidak ada lagi tekanan dalam belajar dan pembelajaran berpihak murid tercapai, murid dapat mencapai profil Pelajar Pancasila.
  7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah? Menurut saya ada hal-hal penting yang harus dipelajari dalam menciptakan budaya positif yaitu cara penyampaian motivasi untuk semua murid, bagaimana cara menumbuhkan semangat untuk selalu berprestasi untuk semua murid, murid rata- rata yang tidak pernah membuat masalah tetapi juga tidak bersemangat untuk berprestasi, murid inilah yang harus lebih kita perhatikan supaya mempunyai semangat tinggi untuk mengukir prestasi dan mencapai cita-cita mereka.
  8. Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini? Langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah mempelajari ulang modul Budaya positif, mengajak rekan Guru untuk bersama-sama mempelajari modul budaya positif, mencoba mempraktikkan kepada murid yang bermasalah seperti tugas LMS yang belum dikerjakan, saya akan mengatakan di musim pandemi ini, di mana rebahan adalah posisi favorit sangat wajar kalau malas mengerjakan tugas, menanyakan ke murid, apa fungsi guru memberikan tugas selama daring? apakah buat Guru atau buat murid? Siapa yang menginginkan ilmu? siapa yang perlu nilai rapor? dengan pertanyaan tersebut akan menjadikan restitusi murid tersebut sehingga menyadari akan kekhilafannya, dan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya, dan saya tawarkan dengan tutor sebaya, sehingga murid yang belum mengerjakan dapat dibimbing oleh murid yang sudah mengerjakan semua tugas di LMS.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tayangan You Tube berikut ini :


Demikian tadi pemaparan tugas Refleksi terbimbing tentang Budaya positif. Mudah- mudahan bermanfaat, Salam bahagia dan sehat selalu. Salam Guru Penggerak..😍😍😍😍

Monday, December 13, 2021

Jurnal Refleksi Minggu kedelapan (6 Desember - 10 Desember 2021)

 


Jurnal Refleksi Minggu kedelapan (6 Desember - 10 Desember 2021)

Menggunakan metode refleksi 4 P (Peristiwa, Perasaan, Pembel;aajaran dan Perubahan)

Senin, 6 Desember 2021

1.3.a.10. Aksi Nyata - Visi Guru Penggerak

Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan yang telah dibuat.
Peristiwa
Pada tugas Aksi nyata merupakan tugas implementasi pembelajaran pada modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tulisan pada Blog saya tentang Akasi Nyata Visi Guru Penggerak (klik disini). Selain itu dapat juga dilihat pada tayangan You Tube berikut ini :

Perasaan saya sewaktu mengerjakan tugas Aksi nyata sangat antusias, karena saya senang dan semangat mengaplikasikan ilmu tentang Visi Guru Penggerak dan langsung di aplikasi dalam pembelajaran saya di sekolah. 

Pembelajaran yang saya peroleh adalah untuk dapat menjadi guru penggerak kita harus mempunyai visi yang jelas, dan melaksanakan semua tahapan strategi untuk mencapai visi kita sebagai Guru Penggerak. 

Perubahan yang saya dapatkan adalah mulai sekarang saya selalu menggunakan metode IA dengan model BAGJA dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk mencapai merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila.

Selasa, 7 Desember 2021
1.4.a.3. Mulai dari diri - Budaya Positif
Tujuan Pembelajaran khususMengaktifkan pengetahuan awal tentang dan apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah.
Peristiwa
Memasuki modul 1.4 tentang Budaya positif, diawali dengan kegiatan Mulai dari Diri. Kegiatan ini adalah berupa refleksi diri setelah mempelajari tentang budaya positif. Berikut adalah video tentang tugas Mulai dari diri Budaya Positif 

Selain itu dapat dibaca pada blog saya tentang tugas Mulai dari Diri modul Budaya Positif (klik disini)
Perasaan saya pada saat mengerjakan tugas Mulai dari Diri Bab Budaya Positif adalah sangat bahagia, karena mendapatkan banyak sekali ilmu tentang budaya positif, yang ternyata selama ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan dalam pembelajaran yang saya lakukan di sekolah.
Pembelajaran yang saya dapatkan dari kegiatan refleksi diri Mulai dari Diri tentang Budaya Positif adalah saya mendapatkan banyak ilmu untuk menerapkan budaya positif dalam pembelajaran di sekolah yang bisa disampaikan kembali kepada rekan-rekan guru di sekolah.
Perubahan yang saya lakukan adalah mulai dari sekarang saya akan berusaha untuk bisa menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.

Rabu, 8 Desember 2021
1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif
Peristiwa

Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian yaitu.

2.1. Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan  Teori Kontrol

CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol. CGP juga  melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya.

2.2. Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia

CGP dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal.

2.3. Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan

CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif. 

2.4. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia

CGP memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. CGP memahami bahwa kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara positif.

2.5  Lima (5) Posisi Kontrol 

CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab.

2.6 - Segitiga Restitusi

CGP memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.

Perasaan saya mengerjakan tugas eksplorasi konsep secara mandiri adalah sangat senang akan mendapatkan banyak sekali ilmu yang diperoleh dari materi yang ada di LMS. Sangat banyak sekali, tapi sangat bermanfaat, semua materi diberi contoh konkret sehingga saya bisa paham dan inshaAlloh bisa menerapkan pada pembelajaran di sekolah. 

Pembelajaran yang saya dapatkan adalah banyak sekali ilmu yang didapat, dengan contoh nyata, sehingga saya bisa mencontoh dan menerapkan pada pembelajaran di sekolah.

Perubahan yang saya lakukan adalah menerapkan budaya positif pada pembelajaran di kelas dan di sekolah sehingga diharapkan satu sekolah menerapkan budaya positif. 

Kamis, 9 Desember 2021
Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi 
Peristiwa
Pada tugas ini CGP melaksanakan diskusi asinkronous, masing-masing CGP memberikan komentar Pada jawaban CGP lain minimal 2 CGP yang diberi komentar. CGP memberi komentar pada 11 halaman tugas eksplorasi konsep yang ada di LMS.
Perasaan saya pada saat mengerjakan tugas ini sangat antusias membaca berbagai komentar dari CGP lain sehingga menambah wawasan bagi saya untuk menjadi Guru Penggerak yang menerapkan budaya positif.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah banyaknya komentar dari CGP lain membuat saya bertambah wawasan, pengalaman, dan solusi untuk menerapkan budaya positif di sekolah.
Perubahan yang saya lakukan adalah mengambil pengalaman terbaik dari komentar rekan CGP lain, untuk bisa diterapkan di sekolah masing-masing.
Jumat, 10 Desember 2021

1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok

Peristiwa
Pada tugas ini dilakukan secara sincronous, mengggunakan vicon, yang dilakukan adalah diskusi kelompok untuk menganalisa kasus tentang budaya positif. Saya berdiskusi dengan 2 rekan CGP yaitu bu Siska dan Pak Ade untuk membahasa kasus yang ada di LMS tentang penerapan budaya positif. Berikut adalah hasil diskusi kelompok B2

Perasaan saya dalam melaksanakan diskusi sangat senang dan antusias karena bisa sharring secara langsung untuk menganalisa 4 kasus yang ada di LMS tentang budaya positif. Selain itu hasil diskusi dapat di baca pada blog berikut ini (klik disini)
Pembelajaran yang saya dapatkan selama diskusi adalah banyak sekali tambahan ilmu saat kita diskusi dan berbagi ilmu sehingga saya mempunyai modal ilmu untuk menerapkan budaya positif di sekolah. 
Perubahan yang saya lakukan adalah menerapkan semaksimal mungkin tentang budaya positif dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.
Demikian tadi pemaparan kegiatan PPGP selama satu minggu yaitu minggu kedelapan sebagai jurnal refleksi mingguan. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam bahagia dan salam Guru Penggerak...😍😍😍