Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP membentuk komunitas praktisi di sekolah asal dengan melibatkan murid atau rekan guru sebagai coachee.
- CGP dapat melakukan praktek coaching dengan model TIRTA di sekolah asal.
Kasus Demonstrasi Kontekstual
Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat
Coach : Wety
Coache : Pak Regi
Rekan saya bernama Pak Regi seorang guru Bahasa
Indonesia di sekolah saya mempunyai masalah tentang kurangnya antusias
murid-murid yang beliau ajar. Hal ini terlihat dari kurang aktif anak-anakdi
kelas nya, kemudian pengumpulan tugas yang hanya 50% dari jumlah murid-murid
nya dalam satu kelas. Pak Regi ingin berdiskusi tentang solusi terbaik untuk
masalahnya.
Berikut ini adalah dialog antara saya sebagai coach
dan Bu Pak Regi sebagai Coachee
Tujuan
Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati
tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau
bercerita tentang apa yang saya rasakan akhir-akhir ini di kelas bu…
Coach : Baik Pak Regi, apa yang mau bapak ceritakan?
Coachee : Begini Bu Wety… akhir- akhir ini saya merasa
murid-murid di kelas yang saya ajar kurang antusias dalam menerima pembelajaran
dari saya, selain itu jumlah murid-murid saya yang mengerjakan tugas hanya 50%
tiap kelas.
Coach : Jadi menurut Pak Regi, apa yang bapak harapkan
dari obrolan kita hari ini pak?
Coachee : Saya mengharapkan solusi atas permasalahan
saya tentang antusiasme murid-murid yang saya ajar bu…
Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi
yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada
saat sesi)
Coach : Menurut Pak Regi, hal apa saja yang membuat
murid-murid bapak kurang antusias dalam pembelajaran Bersama bapak?
Coachee : Kalau saya ingat kembali, hal yang menyebabkan
murid-murid saya kurang antusias adalah yang pertama, pembelajaran saya
sepertinya sedikit membosankan, terlalu monoton, saya terlalu dominan untuk
berbicara, bercerita di depan murid-murid saya, yang kedua saya tidak
memberikan kesempatan buat murid saya untuk berpendapat atau aktif berbicara
pada pembelajaran saya.
Coach : O…begitu pak… kira-kira apa saja yang dapat
membuat murid bapak antusias dalam pembelajaran bapak?
Coachee : Menurut saya, murid-murid pasti menginginkan
pembelajaran yang asyik, tidak monoton, tidak membosankan…
Coach : Wah… saya sependapat dengan bapak… Lalu menurut
pendapat bapak, apa saja yang bisa membuat murid-murid asyik dan tidak bosan
pada pembelajaran bapak?
Coachee : Menurut saya, pembelajaran harus terpusat pada
murid, murid diminta untuk aktif dalam pembelajaran, kemudian adanya ice
breaking, ataupun games supaya pembelajaran lebih menarik.
Coach : Lalu pak mengenai tugas yang diberikan kepada
murid-murid bapak apakah penyebabnya sehingga kurang antusias dalam pengumpulan
tugas?
Coachee : Kemungkinan karena tugas saya terlalu banyak, dan
berisi banyak pertanyaan, tanpa saya memberikan sumber belajar yang beragam dan
mengasyikkan…
Coach: Kalau boleh tahu, bapak menggunakan sumber belajar
apa saja di kelas?
Coachee: Saya biasa
menggunakan buku teks yang ada di perpustakaan
Coach : adakah sumber belajar selain buku teks?
Coachee : saya pikir banyak ya bu… sumber belajar seperti
video You Tube , artikel di Blog, atau tulisan ilmiah di internet, atau bisa
juga kita menggunakan aplikasi yang sedang trend ya bu… seperti Tiktok atau
Reels di IG.
Coach : Nah… betul sekali bapak… saya yakin sekali bila bapak
bisa menggunakan berbagai macam sumber belajar pasti akan membuat murid-murid
antusias dalam pembelajaran.
Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif
solusi untuk rencana yang akan dibuat)
Coach : Jadi sekarang apa rencana bapak untuk untuk
menyelesaikan masalah ini?
Coachee : yang pertama saya merancang pembelajaran yang
mengasyikkan dengan menggunakan sumber belajar yang beragam seperti video You
tube dan Tiktok. Kemudian yang kedua saya akan meberikan tugas tidak terlalu
banyak, kemudian bentuk tugas nya juga sesuai dengan minat dan bakat
murid-murid saya, istilahnya saya akan melaksanakan pembelajaran diferensiasi,
sehingga murid tidak terkesan dipaksa tetapi mereka memang senang mengerjakan
tugasnya. Misal menggunakan bentuk drama, lagu, puisi, pantun, laporaan
digital.
Coach : bagus sekali rencana bapak, mudah-mudahan
berhasil..
TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang
dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
Coach : Apa
komitmen bapak terhadap rencana bapak ini?
Coachee : Saya
berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang mengasyikkan
menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid
saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya
senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya
serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.
Coach : wah
bagus sekali bapak… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar
dan sesuai harapan ya pak…
Coachee : terima
kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa
menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin…
Lembar Observasi Proses
Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)
No |
Langkah dalam model
TIRTA |
Komentar |
1. |
Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching |
Menurut
saya, Tujuan yang disampaikan oleh coachee sangat jelas yaitu ingin mencari
solusi atas permasalahan yang dihadapi tentang penurunan antusiasme murid
dalam pembelajaran |
2. |
Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik
yang mengarah pada identifikasi potensi coachee |
Coach
memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee menyadari bahwa pembelajaran
yang dilakukan harus mengayikkan, banyak sumber belajar dan tugas harus
sesuai. |
3. |
Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan
balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan
permasalahannya |
Coach
memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee merencanakan hal-hal dalam
menyelesaikan permasalahan baik tentang antusiasme murid-murid dalam
pembelajaran |
4. |
Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik
mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya |
Coach
menanyakan tentang komitmen terhadap rencana yang diambil oleh Coachee dan
ternyata membuat coachee menjadi yakin akan keputusan dalam solusi yang dia
ambil. |