Followers

Saturday, November 9, 2024

Praktikum Uji Lemak Sistem Pencernaan Kelas 11 Fase F

 


Uji lemak bertujuan untuk mendeteksi adanya lemak atau lipid pada sampel makanan. Salah satu metode yang umum digunakan adalah uji noda transparan atau uji emulsi. Berikut ini adalah prosedur sederhana untuk kedua metode tersebut:

1. Uji Noda Transparan

Metode ini menggunakan prinsip bahwa lemak dapat meninggalkan noda transparan pada kertas saring.

Alat dan Bahan

  1. Sampel makanan (mentega, minyak, kacang-kacangan, atau makanan lainnya yang diduga mengandung lemak)
  2. Kertas saring atau kertas HVS
  3. Mortir dan alu (untuk menghancurkan sampel jika padat)

Langkah-Langkah Uji Noda Transparan

  1. Persiapan Sampel:

    • Jika sampel padat, haluskan dengan mortir dan alu.
    • Letakkan sedikit sampel makanan di atas kertas saring atau kertas HVS, lalu tekan agar lemak terserap di kertas.
  2. Pengamatan:

    • Biarkan kertas mengering beberapa menit.
    • Amati bekas noda pada kertas saring.
    • Jika terdapat noda transparan yang tidak hilang setelah kertas kering, maka sampel mengandung lemak.
  3. Pencatatan Hasil:

    • Catat hasil pengamatan. Jika ada noda transparan, tuliskan bahwa sampel tersebut mengandung lemak.

2. Uji Emulsi

Metode ini menggunakan etanol untuk melarutkan lemak dan kemudian menambahkan air untuk mengamati terbentuknya emulsi putih sebagai tanda adanya lemak.

Alat dan Bahan

  1. Sampel makanan (mentega, minyak, kacang-kacangan, dll.)
  2. Etanol (alkohol 95%)
  3. Air suling
  4. Tabung reaksi
  5. Pipet tetes

Langkah-Langkah Uji Emulsi

  1. Persiapan Sampel:

    • Siapkan sampel makanan yang sudah dihancurkan atau dalam bentuk cair. Jika padat, haluskan dengan sedikit etanol.
  2. Penambahan Etanol:

    • Masukkan sekitar 2-3 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
    • Tambahkan 1-2 ml etanol, kemudian kocok tabung untuk melarutkan lemak dalam sampel.
  3. Penambahan Air:

    • Tambahkan 2-3 ml air suling ke dalam tabung reaksi yang berisi campuran sampel dan etanol.
    • Amati apakah terbentuk lapisan atau emulsi putih.
  4. Pengamatan:

    • Jika terbentuk emulsi putih yang keruh, maka sampel tersebut mengandung lemak.
  5. Pencatatan Hasil:

    • Catat hasil pengamatan dalam tabel atau catatan praktikum.

Prinsip Kerja Uji Lemak

Pada uji noda transparan, lemak meninggalkan bekas transparan yang tahan lama di kertas. Sementara pada uji emulsi, lemak larut dalam etanol, dan ketika air ditambahkan, lemak membentuk suspensi atau emulsi putih.

Kesimpulan

Jika terdapat noda transparan (uji noda transparan) atau terbentuk emulsi putih (uji emulsi), maka sampel mengandung lemak. Jika tidak ada perubahan, maka sampel tidak mengandung lemak.

Kedua metode ini cocok untuk praktikum sederhana di laboratorium sekolah.

Praktikum Uji Biuret (Protein) Sistem Pencernaan Fase F Kelas 11

 


Uji Biuret adalah prosedur praktikum untuk mendeteksi keberadaan protein dalam sampel. Uji ini menggunakan larutan Biuret, yang akan berubah warna ketika bereaksi dengan ikatan peptida dalam protein.

Alat dan Bahan

  1. Sampel makanan (misalnya putih telur, susu, atau daging yang sudah dihaluskan)
  2. Larutan Biuret (biasanya campuran tembaga sulfat dan natrium hidroksida)
  3. Tabung reaksi
  4. Pipet tetes
  5. Rak tabung reaksi
  6. Alat tulis untuk mencatat hasil

Langkah-Langkah Uji Biuret

  1. Persiapan Sampel:

    • Siapkan sampel makanan yang ingin diuji dalam bentuk cair. Jika sampel padat, seperti daging, hancurkan dan tambahkan sedikit air, lalu aduk hingga homogen.
  2. Penambahan Reagen:

    • Masukkan sekitar 2-3 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
    • Tambahkan 1-2 ml larutan Biuret ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel.
  3. Pengamatan:

    • Amati perubahan warna pada larutan di dalam tabung reaksi.
    • Jika protein ada dalam sampel, larutan akan berubah menjadi warna ungu.
    • Jika tidak ada protein, larutan akan tetap berwarna biru atau tidak berubah.
  4. Pencatatan Hasil:

    • Catat hasil pengamatan dalam tabel atau catatan praktikum untuk setiap sampel yang diuji.

Prinsip Kerja Uji Biuret

Uji Biuret didasarkan pada reaksi ion tembaga (Cu²⁺) dalam larutan Biuret dengan ikatan peptida pada protein. Ketika tembaga sulfat bereaksi dengan ikatan peptida, kompleks warna ungu terbentuk, menandakan adanya protein.

Kesimpulan

Jika larutan berubah warna menjadi ungu, berarti sampel mengandung protein. Jika tidak ada perubahan warna, maka tidak ada protein dalam sampel.

Uji Biuret adalah cara sederhana dan efektif untuk menguji keberadaan protein dalam makanan, sehingga cocok dilakukan dalam praktikum laboratorium sekolah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dan diunduh File Uji Protein (Unduh Disini)

Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menginspirasi...😍😍😍

Praktikum Uji Glukosa Sistem Pencernaan Kelas 11 Fase F

 


Berikut adalah prosedur praktikum sederhana untuk uji glukosa pada sampel makanan. Uji glukosa dapat dilakukan menggunakan larutan Benedict, yang akan bereaksi dan menunjukkan perubahan warna jika glukosa atau gula pereduksi lainnya ada dalam sampel.

Alat dan Bahan

  1. Sampel makanan cair (jus buah, minuman manis, atau air perasan buah)
  2. Larutan Benedict
  3. Tabung reaksi
  4. Pipet tetes
  5. Penangas air (water bath) atau pemanas
  6. Rak tabung reaksi
  7. Alat tulis untuk mencatat hasil

Langkah-Langkah Uji Glukosa

  1. Persiapan Sampel:

    • Siapkan sampel makanan dalam bentuk cair. Jika sampel padat, seperti buah atau roti, hancurkan dan tambahkan sedikit air, lalu saring untuk mendapatkan larutan sampel.
  2. Penambahan Reagen:

    • Masukkan sekitar 2-3 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
    • Tambahkan 1-2 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel.
  3. Pemanasan:

    • Letakkan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama 2-5 menit atau hingga terlihat perubahan warna.
  4. Pengamatan:

    • Amati perubahan warna pada larutan dalam tabung reaksi.
    • Warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi glukosa:
      • Hijau: Kadar glukosa rendah
      • Kuning: Kadar glukosa sedang
      • Oranye hingga merah bata: Kadar glukosa tinggi
  5. Pencatatan Hasil:

    • Catat hasil pengamatan dalam tabel atau catatan praktikum untuk setiap sampel yang diuji.

Prinsip Kerja Uji Glukosa

Larutan Benedict mengandung ion tembaga (Cu²⁺) yang akan bereaksi dengan glukosa atau gula pereduksi lainnya saat dipanaskan. Proses ini mengubah ion tembaga menjadi endapan tembaga oksida (Cu₂O), yang memberikan warna yang berbeda tergantung pada konsentrasi glukosa.

Kesimpulan

Hasil perubahan warna menunjukkan ada tidaknya glukosa dalam sampel dan memberikan perkiraan kadar glukosa dalam sampel. Jika warna berubah menjadi hijau, kuning, oranye, atau merah bata, maka sampel mengandung glukosa atau gula pereduksi lainnya.

Prosedur ini dapat dilakukan sebagai kegiatan praktikum di laboratorium sekolah untuk memperkenalkan konsep analisis kimia dasar pada makanan

Untuk lebih jelasnya bisa diunduh LKPD Uji Glukosa (Unduh Disini)

Mudah-mudahan bermanfaat dan menginspirasi...😍😍😍

Praktikum Uji Amilum Sistem Pencernaan Fase F Kelas 11

 


Prosedur praktikum untuk uji amilum (pati) umumnya menggunakan larutan lugol atau larutan iodin sebagai reagen untuk mendeteksi keberadaan amilum pada sampel makanan. Berikut adalah langkah-langkah prosedur praktikum sederhana:

Alat dan Bahan

  1. Sampel makanan (misalnya nasi, kentang, roti)
  2. Larutan lugol atau larutan iodin
  3. Cawan petri atau kaca objek
  4. Pipet tetes
  5. Alat tulis untuk mencatat hasil

Langkah-Langkah Uji Amilum

  1. Persiapan Sampel:

    • Siapkan sampel makanan yang ingin diuji. Potong atau hancurkan menjadi bagian kecil agar lebih mudah untuk diuji.
  2. Penambahan Reagen:

    • Letakkan sampel di atas cawan petri atau kaca objek.
    • Gunakan pipet tetes untuk meneteskan larutan lugol atau larutan iodin pada sampel.
  3. Pengamatan:

    • Amati perubahan warna pada sampel setelah penambahan larutan lugol.
    • Jika sampel mengandung amilum, biasanya akan muncul perubahan warna menjadi biru tua atau ungu kehitaman. Warna ini menunjukkan adanya amilum.
  4. Pencatatan Hasil:

    • Catat hasil pengamatan pada tabel atau catatan praktikum untuk setiap sampel yang diuji.

Prinsip Kerja Uji Amilum

Uji amilum menggunakan prinsip bahwa amilum dapat bereaksi dengan iodin, membentuk kompleks warna biru tua atau ungu kehitaman. Hal ini karena molekul amilum memiliki struktur yang bisa mengikat molekul iodin sehingga menghasilkan warna tersebut.

Kesimpulan

Jika terdapat perubahan warna menjadi biru tua atau ungu kehitaman, maka sampel tersebut mengandung amilum. Jika tidak ada perubahan warna, maka sampel tidak mengandung amilum atau kandungannya sangat sedikit.

Prosedur ini cukup sederhana dan dapat dilakukan di laboratorium sekolah untuk mengenalkan konsep pengujian bahan kimia dalam makanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dan diunduh LKPD Uji Amilum (Unduh Disini)


LKPD Penghitungan Kalori Makanan dan Menghitung BMR Fase F kelas 11

 


Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengetahui macam zat makanan

Siswa dapat menghitung  BB ideal

Siswa dapat menghitung BMR

Siswa dapat menghitung jumlah kalori sarapan masing-masing siswa.


Metode Pembelajaran : Diskusi dan Presentasi Perwakilan

Langkah Pembelajaran

1.     Guru memberikan video referensi

Makanan dan Fungsi Makanan

Zat Makanan Makronutrien

Zat makanan Mikronutrien

2.     Jawab pertanyaan berikut sesuai dengan video pembelajaran diatas

1)     Apa fungsi makanan?

2)     Sebutkan zat makanan makronutrien

3)     Sebutkan zat makanan mikronutrien 

3.     Tulis Berat Badan :

Tinggi badan :

Berat badan ideal :

Cara menghitung Bert Badan ideal

Berat badan iseal : Tinggi badan (cm) – 100 = x

X – 10% dari X

Misal

Tinggi badan 160 cm

Berat badan ideal :  160 – 100 = 60

                                    10% dari 60 = 6

Maka berat badan ideal = 60 kg – 6 kg = 54 kg.

4.     Jelaskan deskripsi badan ku apakah termasuk ideal atau tidak?

5.     Cari BMR diri sendiri !

Apa itu BMR? Basal metabolic rate (BMR) adalah kalori yang tubuh Anda perlukan untuk melakukan aktivitas dasar tubuh

Cara menghitung BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus di bawah ini.

BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)

BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)

Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).

6.     Setiap murid menghitung jumlah kalori makanan yang akan dimakan sebagai sarapan atau makan siang, kemudian cari selisih dengan BMR, berapa sisa kalori dengan cara BMR – jumlah kalori makanan.

Asesmen Formatif

1.     Jelaskan apa fungsi makanan!

2.     Apa manfaat kita mengetahui BMR kita sendiri?

Kriteria Ketuntassan Tujuan Pembelajaran Tipe Interval Nilai

Tujuan Pembelajaran :

  1. Siswa dapat mengetahui macam zat makanan
  2. Siswa dapat menghitung  BB ideal
  3. Siswa dapat menghitung BMR
  4. Siswa dapat menghitung jumlah kalori sarapan masing-masing siswa.

Interval Nilai

0 – 40%

Artinya belum mencapai KKTP, remedial di seluruh bagian

41 – 65%

Artinya belum mencapai ketuntasan, remedial dibagian yang diperlukan

66% - 85%

Artinya sudah mencapai ketuntasan tidak perlu remidi

86% - 100%

Artinya sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan.

 


LKPD PENGAMATAN BAKTERI KELAS X FASE E

 


Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran saintifik peserta didik dapat Mengindentifikasi struktur, cara hidup , dan peran bakteri dalam kehidupan dan Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan serta memiliki sifat mandiri, jujur, dan disiplin.

Alat dan Bahan

Yakult

Media agar dengan bakteri (yang sudah dibuat terlebih dahulu di rumah) terdiri dari 3 cup yaitu bakteri yang ada di rambut, air ludah dan debu.

Kentang rebus yang ada bakterinya

Mikroskup, kaca pembesar

Langkah Pembelajaran

1.      Setiap kelompok mengamati bentuk koloni bakteri yang ada pada media agar-agar dan kentang yang dibawa

2.      Cari bentuk koloninya dan digambar pada kertas LKPD nya

3.      Pengamatan yakult dengan mikroskup, dengan cara ambil setetes yakut taruh di kaca benda dan diamati di bawah mikroskuop

4.      Hasil nya di gamnbar pada LKPD tersebut.

5.      Presentasi tiap kelompok

6.      Penilaian antar kelompok, saling meberikan komentar dan nilai antar kelompok.

Berikut adalah gambar Koloni Bakteri




Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada File LKPD Pengamatan Bakteri (UNduh Disini)

Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menginspirasi...😍😍😍