Followers

Monday, December 13, 2021

Jurnal Refleksi Minggu kedelapan (6 Desember - 10 Desember 2021)

 


Jurnal Refleksi Minggu kedelapan (6 Desember - 10 Desember 2021)

Menggunakan metode refleksi 4 P (Peristiwa, Perasaan, Pembel;aajaran dan Perubahan)

Senin, 6 Desember 2021

1.3.a.10. Aksi Nyata - Visi Guru Penggerak

Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan yang telah dibuat.
Peristiwa
Pada tugas Aksi nyata merupakan tugas implementasi pembelajaran pada modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tulisan pada Blog saya tentang Akasi Nyata Visi Guru Penggerak (klik disini). Selain itu dapat juga dilihat pada tayangan You Tube berikut ini :

Perasaan saya sewaktu mengerjakan tugas Aksi nyata sangat antusias, karena saya senang dan semangat mengaplikasikan ilmu tentang Visi Guru Penggerak dan langsung di aplikasi dalam pembelajaran saya di sekolah. 

Pembelajaran yang saya peroleh adalah untuk dapat menjadi guru penggerak kita harus mempunyai visi yang jelas, dan melaksanakan semua tahapan strategi untuk mencapai visi kita sebagai Guru Penggerak. 

Perubahan yang saya dapatkan adalah mulai sekarang saya selalu menggunakan metode IA dengan model BAGJA dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk mencapai merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila.

Selasa, 7 Desember 2021
1.4.a.3. Mulai dari diri - Budaya Positif
Tujuan Pembelajaran khususMengaktifkan pengetahuan awal tentang dan apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah.
Peristiwa
Memasuki modul 1.4 tentang Budaya positif, diawali dengan kegiatan Mulai dari Diri. Kegiatan ini adalah berupa refleksi diri setelah mempelajari tentang budaya positif. Berikut adalah video tentang tugas Mulai dari diri Budaya Positif 

Selain itu dapat dibaca pada blog saya tentang tugas Mulai dari Diri modul Budaya Positif (klik disini)
Perasaan saya pada saat mengerjakan tugas Mulai dari Diri Bab Budaya Positif adalah sangat bahagia, karena mendapatkan banyak sekali ilmu tentang budaya positif, yang ternyata selama ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan dalam pembelajaran yang saya lakukan di sekolah.
Pembelajaran yang saya dapatkan dari kegiatan refleksi diri Mulai dari Diri tentang Budaya Positif adalah saya mendapatkan banyak ilmu untuk menerapkan budaya positif dalam pembelajaran di sekolah yang bisa disampaikan kembali kepada rekan-rekan guru di sekolah.
Perubahan yang saya lakukan adalah mulai dari sekarang saya akan berusaha untuk bisa menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.

Rabu, 8 Desember 2021
1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif
Peristiwa

Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian yaitu.

2.1. Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan  Teori Kontrol

CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol. CGP juga  melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya.

2.2. Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia

CGP dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal.

2.3. Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan

CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif. 

2.4. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia

CGP memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. CGP memahami bahwa kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara positif.

2.5  Lima (5) Posisi Kontrol 

CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab.

2.6 - Segitiga Restitusi

CGP memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.

Perasaan saya mengerjakan tugas eksplorasi konsep secara mandiri adalah sangat senang akan mendapatkan banyak sekali ilmu yang diperoleh dari materi yang ada di LMS. Sangat banyak sekali, tapi sangat bermanfaat, semua materi diberi contoh konkret sehingga saya bisa paham dan inshaAlloh bisa menerapkan pada pembelajaran di sekolah. 

Pembelajaran yang saya dapatkan adalah banyak sekali ilmu yang didapat, dengan contoh nyata, sehingga saya bisa mencontoh dan menerapkan pada pembelajaran di sekolah.

Perubahan yang saya lakukan adalah menerapkan budaya positif pada pembelajaran di kelas dan di sekolah sehingga diharapkan satu sekolah menerapkan budaya positif. 

Kamis, 9 Desember 2021
Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi 
Peristiwa
Pada tugas ini CGP melaksanakan diskusi asinkronous, masing-masing CGP memberikan komentar Pada jawaban CGP lain minimal 2 CGP yang diberi komentar. CGP memberi komentar pada 11 halaman tugas eksplorasi konsep yang ada di LMS.
Perasaan saya pada saat mengerjakan tugas ini sangat antusias membaca berbagai komentar dari CGP lain sehingga menambah wawasan bagi saya untuk menjadi Guru Penggerak yang menerapkan budaya positif.
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah banyaknya komentar dari CGP lain membuat saya bertambah wawasan, pengalaman, dan solusi untuk menerapkan budaya positif di sekolah.
Perubahan yang saya lakukan adalah mengambil pengalaman terbaik dari komentar rekan CGP lain, untuk bisa diterapkan di sekolah masing-masing.
Jumat, 10 Desember 2021

1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok

Peristiwa
Pada tugas ini dilakukan secara sincronous, mengggunakan vicon, yang dilakukan adalah diskusi kelompok untuk menganalisa kasus tentang budaya positif. Saya berdiskusi dengan 2 rekan CGP yaitu bu Siska dan Pak Ade untuk membahasa kasus yang ada di LMS tentang penerapan budaya positif. Berikut adalah hasil diskusi kelompok B2

Perasaan saya dalam melaksanakan diskusi sangat senang dan antusias karena bisa sharring secara langsung untuk menganalisa 4 kasus yang ada di LMS tentang budaya positif. Selain itu hasil diskusi dapat di baca pada blog berikut ini (klik disini)
Pembelajaran yang saya dapatkan selama diskusi adalah banyak sekali tambahan ilmu saat kita diskusi dan berbagi ilmu sehingga saya mempunyai modal ilmu untuk menerapkan budaya positif di sekolah. 
Perubahan yang saya lakukan adalah menerapkan semaksimal mungkin tentang budaya positif dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.
Demikian tadi pemaparan kegiatan PPGP selama satu minggu yaitu minggu kedelapan sebagai jurnal refleksi mingguan. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam bahagia dan salam Guru Penggerak...😍😍😍








1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok- Budaya Positif


CGP dapat mendemonstrasikan pemahamannya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif dengan membentuk komunitas praktisi dengan CGP lain.

Kasus 1

Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba mendekati kedua murid perempuan tersebut dan menegur mereka dengan halus, namun ketiganya tetap berlaku tidak pantas. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan restitusi? Fifi dan Natali sempat berdebat sedikit, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan kalau mereka ingin melakukannya, dan menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan dengan restitusi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Keduanya mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelas dengan teman-teman sekelasnya tentang bagaimana seharusnya sikap mereka dalam menjalan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati, serta mengusulkan mengirim email kepada Ibu Eni tentang keputusan mereka tersebut. Mereka pun akan memberitahu Ibu Eni bahwa mereka akan mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar kali waktu ketiadaan guru, agar Ibu Eni yang menggantikan dan pada kesempatan itu mereka dapat menunjukkan sikap yang lebih santun.

     Dalam penerapan Restitusi kasus di atas, sikap-sikap restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?

     Berdasarkan kasus diatas, sesuai dengan segitiga restitusi

    1. Menstabilkan identitas : apakah mereka bersedia melakukan restitusi?
    2. Validasi Tindakan yang Salah : Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan kalau mereka ingin melakukannya,
    3. Menanyakan Keyakinan : menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan dengan restitusi?

   Apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat? Bagaimana dengan solusi yang diusulkan keduanya, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dilakukan?

Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat. Langkah : Keduanya mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelas dengan teman-teman sekelasnya tentang bagaimana seharusnya sikap mereka dalam menjalan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati, serta mengusulkan mengirim email kepada Ibu Eni tentang keputusan mereka tersebut, mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar kali waktu ketiadaan guru, agar Ibu Eni yang menggantikan dan pada kesempatan itu mereka dapat menunjukkan sikap yang lebih santun.

  Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.

Ibu Eni mencoba mendekati kedua murid perempuan tersebut dan menegur mereka dengan halus, namun ketiganya tetap berlaku tidak pantas. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol. Jadi yang dilakukan oleh Bu Eni adalah sebagai Pembuat orang lain merasa bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat pada anak, lesu)


Kasus 2

Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna putih. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam dan warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar dapat tetap mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak usah bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.

Kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh Sabrina?

  Kebutuhan dasar Sabrina adalah kebebasan kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang

   Nilai kebajikan atau Keyakinan Sekolah apa yang dituju dengan bersepatu warna hitam?

       Nilai kebajikan universal : komitmen, menghormati orang lain

     Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang akan dikatakannya dan bagaimana sikapnya serta apa yang akan ditawarkan ke Sabrina?

    Menstabilkan identitas : Sabrina, kamu bukan satu-satunya yang pernah     terlambat dan tidak memakai sepatu hitam.

    Validasi tindakan yang salah : Kamu tentu mempunyai alasan mengapa        melakukan itu?

    Menanyakan keyakinan : Jika kamu menyakini bahwa peraturan sekolah      harus     mengenakan sepatu berwarna hitam, apakah besok dan                  seterusnya kamu bersedia untuk mentaati aturan tersebut?

 

     Kasus 3

     Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?” Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Gak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab, “Gimana sih Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Gak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.

     Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?  

Posisi kontrol Ibu Dani adalah pembuat orang merasa bersalah dan teman.

“Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa? (teman)

“Gimana sih Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Gak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu. (pembuat orang merasa bersalah)

Kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar? 

Kebutuhan dasar : kebebasan

kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang

     Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya?

Ibu Dani sebagai Pemantau

“Peraturannya apa?” “Apa yang telah kamu lakukan?” “Sanksi atau konsekuensinya apa?”

 

Kasus 4

Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Suti menanyakan Dino tentang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati, yaitu tentang sikap saling menghormati. Ibu Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, apa kebutuhan Anto dalam peristiwa ini? Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki pak. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah dia bersedia menjahitkan kembali ketiga kancing Anto tersebut? Kesal, Dino menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau gimana menjahit pak.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino menyetujui dan sepanjang siang itu belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir terlihat pada jam pulang sekolah kedua anak laki-laki tersebut sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.

    Nilai kebutuhan apa yang diperlukan oleh Dino?

Kebutuhan dasar Dino : penguasaan (kebutuhan pengakuan atas kemampuan)

     Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh kepala sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?

Posisi control bu Suti : manager, hal ini terlihat dari cara ibu Suti menyelesaikan masalah

Dalam kasus tersebut di atas siapa yang dikuatkan, siapa yang mengaitkan ke keyakinan yang lebih tinggi, serta siapa yang dipuaskan? Coba Anda jelaskan jawaban Anda.

Yang di kuatkan adalah Dino sebagai pelaku, karena Dino jadi bisa menjahit. Yang mengaitkan keyakinan yang lebih tinggi adalah ibu Suti, yang di puaskan adalah Anto sebagai korban. 

 

Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada video berikut ini


Demikian tadi penjelasan tentang tugas diskusi kelompok tentang kasus pada materi Budaya Positif. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam Sehat dan salam Guru Penggerak...😍😍😍