Followers

Wednesday, December 8, 2021

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif

Eksplorasi Konsep

Hal yang harus dipelajari dalam modul ini adalah Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan  Teori Kontrol, Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia, Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan, Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia, Lima (5) Posisi Kontrol , Segitiga Restitusi.

2.1 Perubahan Paradigma
Pada posisi saya mengepal, saya akan menjelaskan bahwa ini adalah prinsip saya, saya pegang teguh dan akan saya jelaskan mengapa saya mempertahankan, saya mencoba untuk mengajak lawan saya yang ingin membuka kepalan tangan saya, supaya tidak perlu repot- repot untuk merayu saya, menawari saya dengan apa pun, termasuk uang, karena ini adalah prinsip yang sudah saya pegang. Bila suatu saat ternyata ada hal yang lebih baik lagi atau dengan berjalannya waktu prinsip saya harus diperbaharui dan ternyata saya harus melepaskan kepalan tangan saya, saya lakukan dengan "legowo" tanpa ada unsur paksaan. Karena saya mau menerima kritik saran dari luar demi kebaikan dan perbaikan kualitas pribadi kita.
Jika saya di posisi yang akan membuak kepalan tangan, maka saya akan ajak diskusi dulu tanpa harus memaksa untuk membuka. Saya akan ajak bicara dari hati ke hati dan akhirnya mau menerima saran kritik saya maka saya yakin orang tersebut atau misal murid saya akan mau membuka kepalan tangannya dengan suka rela dan senang.
Tugas 2.1
  1. Setelah membaca tentang ilusi kontrol dan perubahan paradigma stimulus respon ke teori kontrol, adakah bagian yang masih mengganjal atau belum Anda pahami?
  2. Apakah Anda meyakini bahwa tepat untuk meminta murid menyesuaikan diri dengan keinginan Anda, dan bahwasanya adalah tanggung jawab Anda untuk memaksa murid demi suatu kebaikan, adakah cara lain?  
Setelah saya membaca, alhamdulillah saya mengerti dan sangat setuju dengan pilihan untuk mengontrol siswa dalam kelas, semua teori itu benar dan itu merupakan pilihan untuk kita mana yang sesuai dengan karakteristik murid dan pribadi kita sebagai guru.
Saya setuju, bahwa murid harus mengikuti keinginan Guru, tapi saya pribadi sebagai guru harus paham juga untuk bisa menjadi murid, saya akan buat pembelajaran dan tugas sesuai dengan karakteristik dan kemampuan murid, intinya berpihak pada murid, akan selalu memberi kemudahan buat murid, tidak mempersulit mereka, dan inilah alasan kuat untuk saya bisa mengontrol murid saya untuk mengikuti pembelajaran yang saya buat, karena pembelajaran saya sudah berpihak kepada murid.

2.2: Konsep Disiplin Positif dan Motivasi
  • Bagaimana cara membuat murid disiplin? Dengan membangkitkan kesadaran murid tentang cita-cita mereka, dan memberikan gambaran bagaimana mereka dapat mencapainya, dengan bercerita pengalaman kita dulu sewaktu menjadi murid, atau pengalaman orang-orang yang sukses. Guru memberikan saran disiplin positif yang telah dilakukan secara kontinyu atau istiqomah sehingga tercapai apa yang diinginkannya. 
  • Siapakah yang bisa mendisiplinkan murid? yang bisa adalah kesadaran murid itu sendiri, karena saya sebagai guru akan menanamkan disiplin diri yang berasal dari internal bukan eksternal. Karena bila kita melakukan sesuatu karena takut di hukum atau karena ingin mendapat pujian itu tidak akan berlangsung lama, atau jika kita tidak bisa mencapainya. akan lebih kecewa dan sakit hati. Berbeda bila kita melakukan sesuatu karena kita meyakini nilai yang kita ambil sehingga semua akan terasa indah bagaimanapun perjuangan untuk mencapai cita-cita tersebut.
  • Apakah guru yang bisa mendisiplinkan murid? Atau Kepala Sekolah? Atau orang tua murid? Atau murid itu sendiri?  Mengapa? Guru hanya bisa mengarahkan, memberikan contoh pengalaman hidup orang-orang sukses, atau pengalaman pribadi Guru untuk bisa di renungkan oleh murid dan akhirnya murid menyadari untuk melakukan disiplin diri sampai tercapai cita- citanya.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara kita sebagai guru untuk menanamkan disiplin positif yang positif ini kepada murid-murid kita? 

Cara kita sebagai Guru untuk menanamkan disiplin positif adalah Dengan membangkitkan kesadaran murid tentang cita-cita mereka, dan memberikan gambaran bagaimana mereka dapat mencapainya, dengan bercerita pengalaman kita dulu sewaktu menjadi murid, atau pengalaman orang-orang yang sukses. Guru memberikan saran disiplin positif yang telah dilakukan secara kontinyu atau istiqomah sehingga tercapai apa yang diinginkannya. Misalnya bagi anak SMA yang akan melanjutkan kuliah dengan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, harus mau disiplin diri untuk menghafalkan dan berlatih soal- soal UTBK dan itu dilakukan setiap hari dengan jadwal yang pasti, berdoa yang yakin, sehingga dapat lulus menjadi mahasiswa PTN yang diinginkan.

Tugas 2.2 (1) 
Apa motivasi untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak? 
Dari awal saya mengikuti seleksi Pelatihan Guru Penggerak, dengan maksud ada rasa "penasaran" terhadap program baru yang dicanangkan oleh Mas Menteri, karena menurut saya pelatihan ini unik, di mana ada pelatihan yang menggabungkan Guru dalam berbagai jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK sehingga bisa saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan saling menginspirasi.  Pada saat saya sudah mengikuti PPGP, saya makin mendapatkan banyak ilmu, banyak inspirasi dan ide dan makin menambah disiplin diri saya tentang nilai yang saya anut selama ini yaitu Ingin selalu berbagi, karena itu setiap tugas dalam PPGP ini saya dokumentasikan dalam bentuk tulisan Blog dan video di channel You Tube saya, berharap Guru lain akan semangat dan ingin mengikuti  PPGP ini yang menurut saya sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas diri kita sebagai Guru yang merupakan ujung tombak Pendidikan Indonesia.
Tugas 2.2 (2)
Sebagai seorang Guru, saat anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah yang mendasari tindakan anda?
Motivasi saya datang tepat waktu pada saat mengajar di kelas adalah menghargai waktu apalagi pada saat PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) yang hanya diberikan waktu 45 menit untuk bisa mengajar dalam satu minggu, rasa- rasanya tidak adil jika waktu yang sempit saya buang percuma karena keterlambatan saya sebagai Guru. Sebelum pandemi, saya juga selalu menghargai waktu bertemu dengan murid- murid saya, karena saya ingin mencontohkan bentuk kecil dari disiplin diri, salah satunya menepati janji mengajar sesuai dengan jadwal, dan sebisa mungkin tidak meninggalkan mengajar hanya untuk kepentingan pribadi termasuk mengikuti pelatihan kedinasan untuk karier pribadi semata, karena tugas Guru adalah mengajar. Kita tidak perlu banyak berbicara, murid akan belajar dengan segala tindak tanduk kita sebagai Guru. Sesuai dengan pepatah, Guru adalah digugu dan ditiru, jadi Guru sebagai panutan yang baik bagi Murid, terutama dalam hal disiplin pribadi yang positif. 
Tugas 2.2 (3)
Bila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, dan tidak ada atasan yang memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda?  Jelaskan alasan Anda.
Seperti yang sudah saya jelaskan pada tugas sebelumnya, bahwa maksud saya datang tepat waktu pada saat mengajar karena saya menghargai waktu, menghargai nilai yang saya anut, untuk menjadi suri teladan bagi murid- murid saya, menanamkan disiplin diri dan menepati jadwal mengajar. Jadi bukan karena saya ingin di puji atau di beri imbalan karena datang tepat waktu. Jadi apa yang saya lakukan adalah semua terpusat pada murid (berpihak pada murid).
Tugas 2.2 (4)
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan!
Menurut saya, motivasi yang paling banyak mendasari perilaku murid-murid saya di sekolah adalah motivasi pertama yaitu untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman. Hal ini yang memang melandasi disiplin diri yang dilakukan oleh kebanyakan murid. Mereka tidak mau berurusan dengan hukuman, atau rasa tidak nyaman karena di nasehati panjang lebar oleh Guru, sehingga mereka akan menjadi murid yang baik, mematuhi tata tertib sekolah atau dalam arti mengerjakan tugas yang diberikan Guru karena rasa takut dan tidak nyaman bila sampai Guru tersebut menegur di depan teman-temannya. Jadi masih sangat sedikit bahkan hampir tidak ada yang melakukan disiplin diri positif karena nilai yang mereka pegang. 
Tugas 2.2 (5)
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?

Strategi yang saya lakukan untuk menanamkan nilai positif kepada murid- murid saya adalah yang pertama, saya akan menanyakan cita-cita apakah akan melanjutkan sekolah atau bekerja, selanjutnya, saya akan minta mengutarakan cita-cita secara detail, dan bagaimana untuk mencapainya, selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya sebagai murid sampai menjadi Guru, kemudian saya juga akan menceritakan orang-orang yang sukses, agar mereka bisa membuat strategi untuk mencapai cita-cita mereka, dan strategi ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan bisa disebut sebagai disiplin positif. Sehingga disiplin positif yang murid- murid saya lakukan adalah berasal dari faktor internal karena mempunyai nilai yang dijunjung tinggi yaitu nilai semangat untuk mencapai cita- cita, untuk menjadi orang yang sukses. 

Tugas 2.2 (6)
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda berusaha tanamkan pada murid-murid Anda di kelas dan sekolah Anda?

Nilai kebajikan yang berusaha saya tanamkan kepada murid- murid saya selama proses pembelajaran adalah disiplin diri dalam mengumpulkan tugas, nilai kerja sama dalam melaksanakan praktikum berkelompok, nilai berbagi yaitu dengan program tutor sebaya, nilai semangat untuk belajar, dengan tantangan memberikan tugas berupa catatan digital, maka murid- murid saya banyak yang ingin belajar tentang IT dan antar murid akan berbagi satu sama lain supaya dapat membuat catatan digital yang super keren. 

2.3 Keyakinan Kelas
Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? 
karena keyakinan kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama antara anggota kelas (murid ) dengan wali kelas atau guru. Karena dibuat dengan kesepakatan bersama maka hal- hal yang diatur akan lebih mudah untuk di laksanakan oleh peserta didik.
Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya positif? Karena keyakinan kelas merupakan hasil diskusi kesepakatan seluruh murid yang nantinya akan mereka kerjakan terus menerus sehingga dapat menjadi sebuah budaya positif. 
Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif? dengan membuktikannya di kelas, bahwa keyakinan kelas yang sudah di buat bersama dapat dijadikan sebagai kebiasaan yang baik, potensi yang bagus. 

Tugas 2.4 (Tugas Mandiri 4)
Siapakah orang-orang yang paling penting dalam hidup Anda? 
Nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting dalam hidup Anda? 
Kalau Anda menjadi orang yang ideal, karakter atau sifat apa yang Anda paling inginkan ada pada diri Anda? 
Apa pencapaian Anda yang Anda sangat banggakan? 
Apa pekerjaan ideal bagi Anda?
Ceritakan bagian perjalanan hidup Anda, dimana Anda merasa itulah titik puncak hidup Anda? 
Apa yang paling bermakna dalam hidup Anda?     

Orang yang penting dalam hidup saya adalah keluarga inti dan keluarga besar. Nilai kebajikan yang terpenting dalam hidup saya adalah suka berbagi, mempermudah urusan orang lain. Karakteristik yang paling saya inginkan adalah berpikir sebelum bertindak, rajin, selalu semangat dimanapun berada. Pencapaian yang saya banggakan adalah menjadi Guru Youtuber dan Guru Blogger. Pekerjaan yang ideal adalah Guru biasa yang selalu berpihak pada murid. Perjalanan hidup sebagai titik puncak hidup saya adalah pada saat sebelum pandemi ada kasus dengan rekan- rekan Guru di sekolah, pada waktu pandemi saya bisa membuktikan bahwa saya  bisa berkarya dan karya saya berupa video pembelajaran yang dapat digunakan oleh seluruh murid dan Guru Biologi seluruh Indonesia. Yang paling bermakna adalah mempunyai waktu untuk keluarga dan berbagi dengan sesama...

2.5 Lima (5) Posisi Kontrol

Pada awal mengajar saya menggunakan penerapan disiplin sebagai teman ternyata banyak peserta didik yang sangat dekat dengan saya, dan maunya sama saya, semua masalah ditanya kepada saya, awalnya saya merasa bahagia, lama- lama tidak nyaman, karena saya membuat mereka tergantung dengan saya, membuat mereka jadi menjelek-jelekan guru lain yang merupakan rekan kerja saya. Akhirnya saya sadar dan saya menggunakan sikap kontrol sebagai pemantau dan manager, lebih sering manager, jadi saya biasa aja, tidak terlalu dekat dengan murid, tetapi bila mereka mempunyai masalah mereka akan saya beri analisis supaya mereka berlatih untuk menyelesaikan masakah dengan konsekuensi yang akan mereka tanggung. Apalagi saya mengajar anak SMA dimana anak yang beranjak dewasa, harus sanggup menghadapi tantangan dunia nyata yang pastinya banyak tantangan dan dengan karakter orang yang beragam.

2.6 Segitiga Restitusi

Setelah belajar tentang restitusi ternyata memang seharusnya seperti itu dalam menangani murid yang bermasalah, walaupun terkadang emosi kita di ke depan kan, perasaan kita sebagai guru yang tidak dihargai karena murid tidak mau mengerjakan  apa yang kita minta walaupun itu sangat mudah. Tapi kita sebagai Guru harus tahu apa alasannya, yang terkadang waktu kita tanyakan ke murid kita, kita seakan tidak percaya dan menyangkal kalo ini hanya kebohongan murid saja, harusnya kita sebagai Guru memberikan kepercayaan dulu ke murid, jangan berprasangka buruk dulu ke murid. Bila restitusi benar-benar dilaksanakan oleh semua Guru, saya yakin  tidak ada lagi murid yang putus asa, atau kasus narkoba, bunuh diri, atau tawuran, semua menjadi nyaman dan bahagia.

Tugas Mandiri - Segitiga Restitusi

  1. Dari 5 posisi kontrol, posisi mana yang dipraktikkan oleh guru? Jelaskan. Posisi kontrol yang di praktikkan pak Joko sebagai Guru Adi dan Mario adalah manager, karena pak Joko berusaha untuk mencari jalan keluar bersama atas dasar kesadaran dari Adi dan Maruto. 
  2. Kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi? Kebutuhan yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi adalah kebutuhan dasar kesenangan.
  3. Apa yang dikatakan guru dalam tahap Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan, dan Mencari Keyakinan? Menstabilkan identitas : Baiklah. Bapak di sini bukan untuk mencari siapa yang salah, Bapak di sini untuk mencari penyelesaian sama-sama, berpikir sama-sama tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki situasi ini. Validasi tindakan : Kalian pasti melakukan itu ada alasannya ya. Pasti seru ya main lempar- lemparan makanan begitu. Mencari keyakinan: Sekarang mari kita bicara tentang keyakinan kelas dan keyakinan sekolah kita. Apa yang kita percaya? Yang mana yang kalian belum tunjukkan? 
  4. Kira-kira sesuai prinsip restitusi, apa yang akan dilakukan Mario dan Adi untuk memperbaiki kesalahan mereka pada Ibu Dina? Yang dilakukan oleh Adi dan Maruto adalah prinsip Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
Untuk membangun budaya positif di sekolah, pasti membutuhkan waktu lama, karena pembentukan karakter, tapi baiknya dimulai dari sekarang dari diri kita sendiri dulu, berangsur- angsur semua guru akan melaksanakan, sehingga akan menjadi biasa dan menjadi budaya positif bangsa ini.. mudah-mudahan kita sebagai CGP mampu untuk memulai perubahan ini ... semangat... Salam Guru Penggerak...😍😍😍




1.4.a.3. Mulai dari diri - Budaya Positif


 Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan 1.3, tentunya saat ini Anda sudah memahami bahwa sebagai pendidik, Anda diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur

Kita dapat memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian,  karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi.

Kita bisa mengubah minat dan bakat peserta didik yang kita bisa lakukan adalah mengarahkan minat dan bakat itu akan bisa muncul dan bisa menjadi tumpuan hidup di masa depan bagi peserta didik.

Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda?
Berdasarkan pengalaman saya, di awal mengajar saya meminta siswa untuk mengutarakan perasaan mereka, karena saya percaya nuansa hati murid sangat mempengaruhi seberapa banyak mereka dapat menyerap ilmu yang akan saya sampaikan hari ini. Intinya harus membuat mereka bahagia, karena sinapsis otak mereka akan terbuka dan dengan mudah menerima apa yang kita beri. Dan lingkungan positif di sekolah juga harus tercipta akan murid nyaman, ada keseragaman dan kekompakan guru- guru di sekolah agar semua murid bisa sama untuk bisa mencintai semua guru semua pelajaran, walaupun itu terlalu ideal untuk diciptakan, tapi apa salahnya kita bermimpi mempunyai sekolah dengan keseragamana dalam pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan pastinya berpihak pada murid.

Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda selama ini?
Yang saya lakukan adalah membuat kesepakatan belajar dengan peserta didik di awal pembelajaran, saya menanyakan apa yang mereka mau, apa yang membuat mereka nyaman untuk belajar, karena kenyamanan, kebahagiaan peserta didik adalah nomor satu buat saya. Bahkan setiap saya membuat RPP, materi pembelajaran dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) saya selalu berpikir seandainya saya jadi siswa apakah saya sanggup, apakah saya tidak terbebani dengan tugas ini? setelah pembelajaran atau di tiap akhir LKPD saya selalu beri kolom untuk refleksi peserta didik setelah mengerjakan  LKPD, setelah pembelajaran juga saya adakan refleksi, intinya untuk membuat pembelajaran selanjutnya lebih baik dan lebih nyaman, berpihak pada murid.

Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?
Menciptakan suasana positif menurut saya adalah membuat nyaman dan bahagia murid untuk belajar dengan saya, sehingga hal ini merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Suasana positif tercapai dengan kesepakatan bersama, kita meminta saran, kritik dari murid, untuk perbaikan pembelajaran. Kita sebagai guru haru bisa menerima kritikan membangun dari murid, bila kita mengajar dengan hati akan sampai ke hati juga, bila kita mentransfer hal positif pasti peserta didik kita juga akan merespon dengan positif. Jangan takut untuk menjadi pendidik yang "unik" untuk mencapai tujuan ilmu yang kita transfer dapat tersampaikan dengan baik kepada semua peserta didik. Kadang dengan cara saya, saya pernah mendapat ucapan dari siswa saya, Bu wety adalah guru yang pernah menjadi murid. Mudah-mudahan ini adalah salah satu indikator saya telah melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan?
Penerapan disiplin di sekolah saya belum baik, apalagi dengan pembelajaran daring seperti kemaren, dilanjut dengan PTMT yang menggunakan metode hybrid, 50% PTM dan 50% daring. Peserta didik masih tidak disiplin dalam absensi tiap pelajaran, apalagi dalam mengerjakan tugas di LMS (google classroom) bahkan ada yang lupa selama satu semester tidak mau mengerjakan tugas Guru. Kurang adanya punishment yang jelas atau sangsi yang jelas tentang ke tidak disiplin an ini, karena peserta didik banyak yang beranggapan bahwa pandemi ini menjadi alasan mereka untuk santai karena pasti lulus. Dengan seperti ini membuat kita para guru terutama wali kelas dan BP harus banyak waktu untuk mengurusi peserta didik yang bermasalah, dan ini membuat tugas kita sebagai pendidik untuk mengembalikan karakter kedisiplinan murid dari pembelajaran daring ke PTM. 

Refleksi Bagaimana Menciptakan Budaya Positif
  1. Sesuai dengan visi saya di Modul 1.3 dengan merdeka belajar, kita wujudkan siswa yang kreatif, inovatif dan bahagia, suasana yang saya impikan adalah suasana belajar yang bahagia, mengasyikkan dan menyenangkan, sehingga ilmu yang saya transfer dapat terekam dengan baik oleh peserta didik. Terdapat keseragaman mendidik oleh semua Guru yang merupakan kesepakatan bersama Guru dan murid, pembelajaran yang berpihak pada murid, dan Guru pun bahagia. Terdapat interaksi positif antara Guru dan murid. Terdapat kolaborasi antar Guru membuat proyek bersama untuk beberapa mata pelajaran sehingga tugas peserta didik lebih ringan, lebih berpihak pada murid mencapai profil Pelajar Pancasila.
  2. Untuk mewujudkan lingkungan yang positif, Cara saya menghilangkan rasa takut agar semua murid dapat belajar dengan tenang dan nyaman adalah pada awal pembelajaran saya membuat kesepakatan belajar dengan peserta didik, termasuk tugas dan ulangan yang membuat peserta didik dan saya bahagia, di setiap awal materi saya membagikan selembar kertas kecil dan meminta peserta didik untuk menuliskan satu kata yang menggambarkan perasaan mereka, pada akhir pembelajaran saya meminta peserta didik untuk menuliskan refleksi tentang pembelajaran saat itu. Dengan saya mengetahui perasaan dan keinginan peserta didik saya, akan membuat saya yakin membuat rancangan pembelajaran yang membuat peserta didik nyaman dan tenang dalam belajar di kelas.
  3. Hal yang diperlukan untuk mewujudkan kelas yang aman dan nyaman untuk warga kelas adalah Pada awal pembelajaran membuat kesepakatan belajar, pada saat pembelajaran selalu mengajak untuk diskusi dan refleksi dengan peserta didik, jadi pembelajaran yang berpusat pada murid, berpihak pada murid, bukan penguasaan materi yang utama, tetapi lebih pemahaman dan meresapi pembelajaran yang di sampaikan dengan cara membuat pertanyaan yang dapat membuat semua peserta didik dapat aktif, menyebut nama peserta didik, berusaha untuk kontak mata untuk setiap peserta didik, sehingga semua peserta didik merasa mereka "hadir" di kelas. Jangan sampai kita menanggapi dominansi seorang peserta didik saja, tetapi dengan semua semua peserta didik kita harus berinteraksi dan membuat mereka nyaman belajar dengan kita.
Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
Harapan saya adalah menjadi Guru yang selalu menciptakan budaya positif, membuat siswa bahagia, membuat siswa semakin inovatif, dan kreatif, dapat mengembangkan bakat dan minatnya, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, berpihak pada murid, selalu dinantikan oleh murid, dan bisa mencapai Profil Pelajar Pancasila. 

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?
Harapan saya terhadap murid saya, bisa menjadi siswa yang kreatif, inovatif dan bahagia, mencapai Profil Pelajar Pancasila. 

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Saya berharap kegiatan aksi nyata yang saya dapatkan untuk mewujudkan budaya positif di kelas, materi yang lengkap tentang tips dan trik menciptakan budaya positif dengan segala macam jawaban atas masalah yang sering ditemui di lapangan. Manfaat yang saya harapkan adalah ada perubahan pada diri saya untuk selalu menjadi guru yang bisa menciptakan budaya positif di kelas dan di sekolah. 

Demikian tadi Tugas Mulai dari Diri Modul 1.4 tentang Budaya positif. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam Bahagia dan Salam Guru Penggerak...😍😍