- memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
(Rusdy Rukmarata, Budayawan)
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:
- menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
- merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
- membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan 4 cara:
- Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit
- Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
- Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
- Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Pendekatan SEL yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili oleh akronim SAFE (https://casel.org/what-is-sel/approaches/):
- Sequential/berurutan: Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
- Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
- Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal
- Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Apa itu Mindfulness?
Pertanyaan ini telah memenuhi pikiran saya
selama beberapa waktu. Sebuah kata yang mungkin terdengar lazim bagi kita
semua, tetapi saya terus bertanya kepada diri sendiri, apakah saya benar-benar
tahu arti di baliknya?
Persepsi awal saya tentang Mindfulness mengitari asumsi bahwa hal
tersebut hanyalah sebatas keadaan tenang saat mempraktikkan sebuah aktivitas
seperti meditasi. Oleh karena itu, saya selalu memiliki pola pikir bahwa hal
tersebut hanya dilakukan oleh penganut ajaran Buddha.
Namun, setelah
mengetahui bahwa konsep Mindfulness mencakup
jauh lebih dari itu, saya menyadari bahwa saya telah mempraktikkannya jauh
sebelum Mindfulness diperkenalkan
kepada saya. Mindfulness bukanlah
sesuatu yang menjadi milik satu kelompok tertentu. Hal tersebut pun tidak hanya
dipraktikkan melalui diam. Hal tersebut bukanlah sebuah kegiatan tersendiri
melainkan metode tentang cara melakukan sebuah aktivitas. Mindfulness cenderung menjawab pertanyaan Bagaimana daripada Apa.
Mindfulness mengajarkan saya
untuk hadir sepenuhnya dan menyadari keadaan terkini saya serta memberikan
respons yang paling tepat dalam keadaan apapun, saya telah belajar untuk
mengurangi kebiasaan menuntut dan untuk lebih bersyukur akan segala sesuatu.
Saya juga menyadari bahwa Mindfulness
adalah sesuatu yang kita semua miliki secara alami, namun hal tersebut akan
tersedia bagi kita ketika kita melatihnya setiap hari.
Tetapi, setelah
mengetahui berbagai manfaat dari mempraktikkan Mindfulness, masih cukup
menantang bagi saya untuk menerapkannya di dalam setiap kegiatan. Beberapa hari
mungkin mengharuskan saya untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin dan untuk
itu saya selalu mencoba sebaik mungkin untuk mengalokasikan 5 hingga 15 menit
dalam sehari untuk melakukan aktivitas favorit saya dimana saya dapat
menerapkan Mindfulness sepenuhnya.
Beberapa kegiatan
yang saya suka lakukan adalah, membaca, shalat dan juga berjalan secara mindful. Kegiatan-kegiatan ini tidak
hanya menenangkan diri saya dari hari yang penuh tekanan tetapi juga mendidik
saya melalui cara-caranya tersendiri. Dengan membaca, saya dapat melihat dunia
melalui perspektif orang lain. Melalui melakukan salat, saya dapat memperkuat
hubungan saya dengan Yang Mahakuasa. Dan melalui melakukan jalan-jalan saya
dapat mengamati lingkungan saya dan mengingatkan kepada diri sendiri betapa
diberkatinya saya.
Mindfulness terbuka untuk semua orang tanpa terkecuali. Terlebih dengan adanya
fakta bahwa kita hidup di lingkungan yang sangat sesak, dimana segala
sesuatunya bergerak lebih cepat daripada kecepatan kita mencerna informasi. Mindfulness menyediakan cara bagi setiap
orang untuk menikmati setiap momen dan memberikan rasa ketenangan, terlepas
dari kenyataan bahwa kita hidup di lingkungan yang begitu padat. Apa yang lebih
baik daripada itu?
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.
Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menulis jurnal, menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian. Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.
Penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil
bacalah terlebih dahulu beberapa pertanyaan berikut: (1) Tuliskan sebanyak mungkin fakta yang sudah Anda pelajari dan pahami tentang latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (2) Jelaskan hubungan kerja bagian otak prefrontal (disebut otak luhur dalam modul 1.3) dan latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (3) Menurut Anda, bagaimana latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat bermanfaat bagi Anda?; dan (4) Setelah Anda memahami manfaat latihan berkesadaran penuh (mindfulness), gambarkanlah sebuah situasi yang merefleksikan bahwa kemampuan tersebut akan bermanfaat bagi Anda dalam menghadapi suatu situasi sosial yang menantang dalam menjalankan peran sebagai pendidik! Berikan penjelasan.
Tuliskan sebanyak mungkin fakta yang sudah Anda pelajari dan pahami tentang latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.
Jelaskan hubungan kerja bagian otak prefrontal (disebut otak luhur dalam modul 1.3) dan latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!
Area depan otak yang disebut frontal lobus yang juga sering disebut otak baru karena merupakan otak terakhir yang berkembang dalam evolusi kita. Ketika bagian otak kita ini berkembang dengan baik, maka dapat membantu mengelola emosi kita yang kuat dan merespons dengan fleksibel, bahkan ketika kita merasa kewalahan. Hal ini juga membantu kita menyelaraskan perasaan terhadap orang lain dengan merasakan empati dan pengertian yang mendalam.
Mengingat keterbatasan waktu, pembelajaran 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara eksplisit dalam modul 2.2 ini akan berfokus pada 5 kompetensi seperti yang terdapat pada Gambar 4:
- Pengelolaan Emosi dan Fokus
- Empati
- Kemampuan kerja sama dan resolusi konflik
- Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
- Pengenalan Emosi
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.