Rangkuman Pembelajaran Mendalam dalam Pelatihan

 Kalimat pada gambar itu artinya:

“Kalau ingin melihat seperti apa masa depan sebuah bangsa, lihatlah apa yang terjadi di ruang-ruang kelasnya hari ini.” — Ki Hadjar Dewantara

Maknanya adalah:
Masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh bagaimana pendidikan berlangsung saat ini. Apa yang diajarkan dan dialami anak-anak di kelas hari ini akan membentuk cara berpikir, sikap, dan kualitas generasi mendatang. Jika pembelajaran di kelas baik, penuh nilai, dan memerdekakan, maka bangsa itu akan memiliki masa depan yang baik pula.

Berikut jawaban yang bisa kamu gunakan:


1. Apa yang diharapkan terjadi dalam diri murid setelah mengikuti pembelajaran?
Murid diharapkan memahami materi secara mendalam, mampu menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Selain itu, murid juga diharapkan memiliki sikap positif terhadap belajar, nilai-nilai karakter (disiplin, tanggung jawab, empati), serta meningkat rasa percaya diri untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh.


2. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar murid yang diharapkan?

  • Menggunakan pendekatan pembelajaran yang bermakna (joyful, meaningful, mindful learning) sehingga murid merasa terlibat dan termotivasi.

  • Memberikan pertanyaan pemantik dan kegiatan eksplorasi untuk melatih berpikir kritis.

  • Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah/proyek agar murid belajar menemukan solusi nyata.

  • Memberikan umpan balik konstruktif dan refleksi diri agar murid menyadari kemajuan belajarnya.

  • Menciptakan lingkungan kelas yang aman, inklusif, dan kolaboratif sehingga murid berani berpendapat dan bekerja sama.

Berikut penjelasan dari isi slide “Kondisi saat ini”:


  1. Perubahan masa depan sulit diprediksi
    Dunia berubah sangat cepat karena kemajuan teknologi, globalisasi, perubahan iklim, dan dinamika sosial. Hal ini membuat pendidikan perlu menyiapkan murid agar mampu beradaptasi, berpikir kritis, dan belajar sepanjang hayat.

  2. Permasalahan mutu pendidikan

    • Masih banyak murid yang rendah dalam literasi (kemampuan membaca dan memahami teks) dan numerasi (kemampuan berpikir menggunakan angka dan data).

    • Kurangnya penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, kreasi).

    • Adanya ketimpangan pendidikan antara daerah maju dan tertinggal yang menyebabkan peluang belajar tidak merata.

  3. Bonus Demografi 2035 dan Visi Indonesia 2045
    Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia produktif yang sangat besar pada 2035. Jika generasi muda tidak dibekali keterampilan dan kualitas pendidikan yang baik, peluang bonus demografi bisa hilang dan justru menjadi beban. Pendidikan yang baik adalah kunci untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.

  4. Kompetensi masa depan
    Murid harus dipersiapkan dengan kemampuan yang relevan di abad 21: literasi digital, berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan karakter baik agar mampu menghadapi tantangan yang belum pasti.

🏹 Learning 0.0 – Berburu dan Mengumpulkan

  • Mindset: Hidup berkelompok, memilih area berburu dan mengumpulkan hasil hutan.

  • Skillset: Mengenali jenis binatang buruan, membaca arah angin, melacak jejak.

  • Toolset: Busur, panah, tombak, pisau, pedang.


🌾 Learning 0.0 – Bertani

  • Mindset: Mencari lahan subur dan musim yang cocok untuk beternak & bertani.

  • Skillset: Membaca musim, merawat kesuburan tanah, membasmi hama, mengawinkan hewan ternak.

  • Toolset: Cangkul, garu, bajak, pecut, kandang, alat pengairan.


⚙️ Learning 1.0 – Revolusi Industri

  • Mindset: Pekerja berangkat pagi pulang petang (pekerja pabrik).

  • Skillset: Menenun, mengoperasikan mesin, berlayar.

  • Toolset: Sepeda, mesin, peralatan tukang.


🏛️ Learning 2.0 – Pengetahuan dan Informasi

  • Mindset: Profesi ilmuwan, dosen, bankir, dll.

  • Skillset: Mengembangkan, mengolah, memproduksi ilmu pengetahuan.

  • Toolset: Media, pendidikan, kursus.


💻 Learning 3.0 – Komputer dan Internet

  • Mindset: Tenaga kerja harus kompatibel dengan teknologi dan inovasi cepat.

  • Skillset: Pelatihan SDM sesuai kebutuhan industri, adaptasi & inovasi terhadap perubahan.

  • Toolset: Komputer, internet.


📱 Learning 4.0 – Mobile dan Digital

  • Mindset: Disrupsi pada industri dan layanan publik melalui digitalisasi.

  • Skillset: Kemampuan menciptakan inovasi digital (contoh: Gojek, aplikasi).

  • Toolset: Gadget, mobile, website, aplikasi.


🤖 Learning 5.0 – Rekombinasi Manusia–Mesin

  • Mindset: Otomatisasi pekerjaan berbasis AI (layanan publik, customer service, dll).

  • Skillset: Inovasi kerja, kemampuan menggabungkan kinerja manusia dan mesin, memanfaatkan AI.

  • Toolset: Teknologi berbasis Artificial Intelligence.


Inti Pesan:

  • Pembelajaran terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman, dari sekadar bertahan hidup hingga memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).

  • Pendidikan hari ini harus mempersiapkan murid agar mampu beradaptasi, berinovasi, dan bekerja sama dengan teknologi masa depan.

📖 Definisi Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan belajar yang memuliakan manusia, artinya menghargai potensi dan martabat murid. Pendekatan ini menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses belajar yang:

  • Berkesadaran → belajar dengan kesadaran penuh, tidak sekadar menghafal.

  • Bermakna → materi yang dipelajari relevan dengan kehidupan nyata.

  • Menggembirakan → proses belajar menyenangkan dan membuat murid termotivasi.

Pendekatan ini dilakukan melalui pengembangan secara holistik dan terpadu pada:

  • Olah pikir (kemampuan intelektual & berpikir kritis)

  • Olah hati (moral, spiritual, dan nilai kebaikan)

  • Olah rasa (empati, kepekaan sosial, estetika)

  • Olah raga (kesehatan fisik dan keterampilan)


Intinya:
Pembelajaran mendalam bukan sekadar menguasai pengetahuan, tapi juga membentuk murid yang sadar, bermakna, bahagia, serta berkembang seutuhnya (pikiran, hati, rasa, dan fisiknya).

Berikut penjelasan slide Pembelajaran Mendalam yang terlihat di gambar:


🌟 Inti Gambar

Model ini menjelaskan kerangka Pembelajaran Mendalam yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan abad 21.


1️⃣ Dimensi Profil Lulusan

Fokus utama lulusan yang ingin dicapai:

  • Keimanan & ketakwaan kepada Tuhan YME

  • Kewargaan yang baik

  • Kreativitas

  • Penalaran kritis

  • Kolaborasi

  • Kemandirian

  • Kesehatan

  • Komunikasi


2️⃣ Prinsip Pembelajaran

Karakteristik utama pembelajaran mendalam:

  • Berkesadaran → siswa belajar penuh kesadaran, tidak sekadar hafal.

  • Bermakna → relevan dengan kehidupan nyata.

  • Menggembirakan → proses belajar menyenangkan & memotivasi.


3️⃣ Pengalaman Belajar

Proses yang dialami murid dalam pembelajaran:

  • Memahami konsep secara utuh.

  • Mengaplikasi ilmu dalam konteks nyata.

  • Merefleksi untuk mengembangkan kesadaran diri & perbaikan belajar.


4️⃣ Kerangka Pembelajaran

Panduan sistematis untuk merancang pembelajaran mendalam, terdiri dari:

  • Praktis pedagogis → strategi mengajar yang efektif & berpusat pada siswa.

  • Kemitraan pembelajaran → kolaborasi guru, murid, dan pihak lain.

  • Lingkungan pembelajaran → ruang belajar yang aman, inklusif, kreatif.

  • Pemanfaatan digital → teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar.


Pesan Utama:
Pembelajaran Mendalam bukan hanya soal materi akademik, tetapi menyiapkan murid berkarakter, berpikir kritis, kreatif, sehat, serta mampu beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan untuk membentuk lulusan berkarakter, kritis, kreatif, kolaboratif, serta siap menghadapi tantangan masa depan melalui pengalaman memahami, mengaplikasi, dan merefleksi dengan dukungan praktik pedagogis, kemitraan, lingkungan belajar, dan pemanfaatan digital.

Hubungan tidak adanya Ujian Nasional (UN) dengan Pembelajaran Mendalam (PM) adalah:

Penghapusan UN mendukung terwujudnya Pembelajaran Mendalam karena fokus pendidikan bergeser dari sekadar mengejar nilai ujian ke proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Penjelasan:

  • UN dulu membuat pembelajaran cenderung dangkal karena guru dan siswa lebih fokus menghafal materi dan latihan soal untuk lulus ujian.

  • Dengan tidak adanya UN, guru punya ruang lebih luas merancang pembelajaran yang mendorong berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, refleksi, dan penerapan nyata, sesuai karakteristik Pembelajaran Mendalam.

  • Penilaian kini lebih otentik dan beragam (portofolio, proyek, asesmen formatif), sehingga mendorong murid belajar dengan pemahaman mendalam, bukan hafalan semata.

⚡ Jadi, penghapusan UN adalah salah satu langkah penting untuk mendukung pergeseran dari pembelajaran dangkal menuju Pembelajaran Mendalam.










Comments