Soal 1
Tabel ringkas menunjukkan: Apoenzim = bagian protein; Kofaktor =
ion logam (mis. Zn²⁺); Koenzim = senyawa organik (NAD⁺); Holoenzim
= apoenzim + kofaktor/koenzim. Gambar skematik memperlihatkan situs aktif
dengan ion Zn²⁺ terikat membantu penataan substrat. Keterangan: suhu uji
37 °C, pH 7,5, konsentrasi substrat di bawah Km. Berdasarkan informasi pada stimulus, perubahan mana yang paling mungkin
segera menurunkan laju reaksi enzim tersebut?A. Menaikkan konsentrasi substrat dari nilai di bawah
Km menjadi mendekati Km
B. Menjaga pH pada 7,5 dan menaikkan suhu dari 37 °C ke 40 °C
C. Menambahkan inhibitor kompetitif pada konsentrasi sedang
D. Menambahkan EDTA yang mengkelat ion logam Zn²⁺ dari enzim
E. Mengganti buffer pH 7,5 menjadi pH 7,0 (perubahan kecil)
Kunci: D
Soal 2
Terlihat enzim dengan situs aktif kaku (bentuknya sudah pas) dan
substrat yang bentuknya komplementer. Substrat masuk tepat ke situs
aktif tanpa perubahan bentuk enzim yang berarti; terbentuk kompleks ES,
produk dilepas, enzim kembali seperti semula.
Pernyataan yang benar tentang mekanisme
pada stimulus (pilih semua yang benar):
A. Spesifisitas ditentukan oleh kecocokan bentuk awal enzim–substrat.
B. Perubahan konformasi besar pada enzim diperlukan agar substrat masuk.
C. Analogi “kunci–gembok” menggambarkan mekanisme ini.
D. Situs aktif sudah serasi sempurna dengan substrat sebelum pengikatan.
E. Mekanisme ini menyiratkan peran utama orientasi dan penataan substrat
oleh perubahan bentuk enzim.
Kunci: A, C, D
Pembahasan:
- A,
C, D benar: Lock-and-key menekankan kekakuan
situs aktif dan kecocokan bentuk awal; analogi kunci–gembok tepat,
dan situs aktif sudah “pas”.
- B
salah: Perubahan konformasi besar adalah ciri induced
fit.
- E
salah: “Orientasi karena perubahan bentuk enzim” lebih
khas induced fit, bukan lock-and-key.
Soal 3
Seorang siswa akan menguji pengaruh suhu terhadap
aktivitas enzim katalase menggunakan hati ayam dan larutan H₂O₂ 3%.
Langkah kerja yang direncanakan:
- Menyiapkan
3 tabung reaksi: A (0°C dalam es), B (37°C dalam waterbath), C (60°C dalam
waterbath).
- Memasukkan
potongan hati ayam ke dalam masing-masing tabung.
- Menambahkan
5 mL H₂O₂ ke tiap tabung.
- Mengamati
ketinggian gelembung O₂ yang terbentuk selama 1 menit.
Soal:
Untuk meningkatkan keakuratan dan keadilan eksperimen di atas,
langkah-langkah tambahan/penyempurnaan yang sebaiknya dilakukan adalah….
Pilih lebih dari satu jawaban yang benar!
A. Menimbang massa hati yang digunakan pada tiap
tabung agar sama.
B. Memastikan H₂O₂ dan hati berada pada suhu masing-masing tabung sebelum
reaksi dimulai.
C. Menggunakan volume H₂O₂ yang berbeda pada tiap tabung agar terlihat
perbedaan yang jelas.
D. Menggunakan stopwatch untuk mengukur waktu reaksi yang sama pada tiap
tabung.
E. Mengocok tabung reaksi sangat kuat agar gelembung yang terbentuk
semakin tinggi.
Kunci jawaban:
A, B, D
Pembahasan singkat:
- A.
Benar – Massa hati = jumlah enzim. Jika sama,
perbedaan aktivitas lebih murni karena suhu, bukan jumlah enzim.
- B.
Benar – Sampel harus mencapai suhu target (0°C, 37°C,
60°C) dulu, agar hasil benar-benar mewakili pengaruh suhu.
- C.
Salah – Volume H₂O₂ harus sama, jika berbeda
maka beda laju reaksi bisa karena jumlah substrat, bukan suhu.
- D.
Benar – Waktu pengamatan harus konstan (mis. 1
menit) untuk membandingkan laju reaksi secara adil.
- E.
Salah – Mengocok terlalu kuat justru membuat hasil tidak
konsisten dan sulit dibandingkan (gelembung bisa
pecah/tercerai-berai).
Soal 4
Perhatikan informasi berikut:
Dalam sebuah sel, terjadi dua proses metabolisme berbeda:
• Proses X: Molekul lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol disertai pelepasan energi.
• Proses Y: Molekul asam lemak digunakan untuk menyusun membran sel baru, membutuhkan energi dari ATP.
Pernyataan yang tepat berdasarkan kedua proses tersebut adalah ….
A. Proses X dan Proses Y sama-sama merupakan proses anabolisme karena terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
B. Proses X merupakan katabolisme karena memecah molekul besar menjadi lebih sederhana.
C. Proses Y termasuk katabolisme karena membutuhkan energi dari ATP.
D. Proses X dan Proses Y keduanya termasuk katabolisme karena melibatkan molekul lemak.
E. Proses X merupakan anabolisme karena menghasilkan energi.
Kunci Jawaban
B
Pembahasan
-
Proses X: pemecahan lemak menjadi molekul lebih sederhana + menghasilkan energi → ini ciri katabolisme.
-
Proses Y: penyusunan komponen membran sel + membutuhkan energi → merupakan anabolisme, bukan katabolisme.
Pilihan B tepat menggambarkan bahwa Proses X = katabolisme dan secara implisit membedakannya dari Proses Y.
Soal 5
Perhatikan pernyataan berikut ini mengenai tahapan respirasi aerob:
-
Terjadi pemecahan glukosa menjadi piruvat di sitoplasma dan menghasilkan sedikit ATP.
-
Terjadi pembentukan asetil-CoA yang kemudian masuk ke siklus yang menghasilkan CO₂ dan elektron berenergi tinggi.
-
Elektron berenergi tinggi ditransfer melalui serangkaian protein pada membran mitokondria untuk menghasilkan banyak ATP dan membutuhkan O₂ sebagai akseptor elektron terakhir.
Urutan tahapan respirasi aerob yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah …
A. 3 → 2 → 1
B. 1 → 2 → 3
C. 2 → 3 → 1
D. 2 → 1 → 3
E. 3 → 1 → 2
Kunci Jawaban
B
Pembahasan
-
Pernyataan 1 = Glikolisis → tahap awal di sitoplasma, pecah glukosa menjadi piruvat
-
Pernyataan 2 = Siklus Krebs → di mitokondria, hasilkan CO₂ dan elektron berenergi tinggi
-
Pernyataan 3 = Rantai Transpor Elektron (RTE) → menghasilkan ATP paling banyak dan butuh O₂
Urutan yang benar sesuai respirasi aerob:
➡️ Glikolisis → Siklus Krebs → Rantai Transpor Elektron
➡️ urutan angka: 1 → 2 → 3
Maka jawaban yang tepat adalah B ✔️
Soal 6
Berdasarkan praktikum di atas, pernyataan yang paling
tepat mengenai proses yang terjadi pada Tabung A adalah….
A. Ragi melakukan respirasi anaerob sehingga
menghasilkan CO₂ yang membuat air kapur keruh.
B. Ragi memecah glukosa menjadi etanol dan CO₂ pada kondisi minim
oksigen.
C. Penutupan rapat pada Tabung A justru membuat ragi mati, sehingga
tidak ada gas yang terbentuk.
D. Suhu hangat (30–35°C) membantu enzim ragi bekerja optimal dalam
proses fermentasi.
E. Gelembung gas yang terbentuk di Tabung A terutama terdiri atas oksigen
(O₂) hasil pernapasan ragi.
Kunci jawaban yang benar: A,
B, dan D
Pembahasan
- A.
Benar.
Pada Tabung A yang tertutup, ragi menggunakan jalur respirasi anaerob
(fermentasi alkohol). Salah satu produk utamanya adalah CO₂,
yang mengalir melalui pipa dan bereaksi dengan air kapur → membentuk
endapan CaCO₃ → air kapur tampak keruh.
- B.
Benar.
Reaksi sederhana fermentasi alkohol:
Jadi ragi memecah glukosa menjadi etanol (alkohol)
dan CO₂ ketika oksigen terbatas.
- C.
Salah.
Penutupan rapat tidak langsung mematikan ragi, tetapi mengurangi pasokan
oksigen bebas sehingga ragi beralih ke respirasi anaerob dan justru
menghasilkan banyak gas (CO₂).
- D.
Benar.
Kisaran suhu 30–35°C mendekati suhu optimum aktivitas enzim ragi.
Enzim-enzim ini mempercepat reaksi pemecahan glukosa pada fermentasi,
sehingga gas dan alkohol lebih banyak terbentuk.
- E.
Salah.
Gelembung gas pada fermentasi alkohol utamanya adalah CO₂, bukan
O₂. Oksigen justru sangat sedikit/terbatas pada kondisi fermentasi
anaerob.
Soal 7
Perhatikan uraian berikut tentang reaksi terang
fotosintesis.
Pada membran tilakoid kloroplas, klorofil pada Fotosistem II menyerap
energi cahaya sehingga elektronnya tereksitasi. Untuk mengganti elektron yang
hilang, terjadi fotolisis air yang menghasilkan ion H⁺ dan gas O₂.
Elektron kemudian mengalir melalui rantai transpor elektron, membentuk
gradien proton yang dimanfaatkan untuk mensintesis ATP
(fotofosforilasi). Selanjutnya, elektron mencapai Fotosistem I, kembali
dieksitasi oleh cahaya dan akhirnya digunakan untuk mereduksi NADP⁺ menjadi
NADPH. Dengan demikian, produk utama reaksi terang adalah O₂, ATP, dan
NADPH. Berdasarkan stimulus di atas, manakah urutan tahapan
reaksi terang yang paling tepat beserta produk utama yang
dihasilkan?
A. Penyerapan cahaya oleh Fotosistem I → reduksi NADP⁺
→ fotolisis air → pembentukan ATP; produk utama: ATP dan NADPH saja.
B. Fotolisis air → penyerapan cahaya oleh Fotosistem
II → aliran elektron → reduksi NADP⁺ → pembentukan gradien proton; produk
utama: hanya O₂.
C. Penyerapan cahaya oleh Fotosistem II → fotolisis
air → aliran elektron melalui rantai transpor → pembentukan ATP → penyerapan
cahaya oleh Fotosistem I → reduksi NADP⁺ menjadi NADPH; produk utama: O₂, ATP,
dan NADPH.
D. Fotolisis air → penyerapan cahaya oleh Fotosistem I
→ pembentukan ATP di stroma → reduksi CO₂ menjadi glukosa; produk utama:
glukosa dan O₂.
E. Penyerapan cahaya oleh Fotosistem II → pembentukan
glukosa di stroma → aliran elektron → pembentukan ATP; produk utama: ATP dan
glukosa.
Kunci jawaban: C
Pembahasan
- Tahapan
yang benar sesuai stimulus:
- Fotosistem
II menyerap cahaya → elektron tereksitasi.
- Fotolisis
air mengganti elektron yang hilang dan menghasilkan
O₂ serta H⁺.
- Elektron
mengalir melalui rantai transpor elektron, membentuk gradien
proton.
- Gradien
proton dimanfaatkan untuk membentuk ATP (fotofosforilasi).
- Elektron
mencapai Fotosistem I, kembali tereksitasi oleh cahaya.
- Elektron
digunakan untuk mereduksi NADP⁺ menjadi NADPH.
- Produk
utama reaksi terang:
- O₂
(dari fotolisis air),
- ATP,
- NADPH.
Soal 8
Sebuah gambar/animasi proses reaksi terang fotosintesis di tilakoid
kloroplas, menampilkan urutan berikut:
- Fotolisis
air di sisi lumen: H₂O → 2H⁺ + ½O₂ + 2e⁻
- Fotosistem
II (PSII) menyerap foton, mengangkat elektron
ke akseptor elektron pertama.
- Elektron
mengalir melalui rantai transpor elektron (ETC) dan menggerakkan
pompa H⁺ ke lumen.
- Gradien
H⁺ di lumen dimanfaatkan oleh ATP sintase
untuk membentuk ATP di stroma.
- Elektron
mencapai Fotosistem I (PSI), disinari lagi, lalu digunakan untuk
mereduksi NADP⁺ menjadi NADPH di stroma.
Perhatikan gambar animasi proses reaksi
terang fotosintesis di membran tilakoid.
Berdasarkan alur pada gambar, manakah pernyataan yang benar tentang
proses reaksi terang?
A. Fotolisis air pada PSII melepaskan O₂, elektron,
dan H⁺ yang membantu membentuk gradien proton di lumen tilakoid.
B. Aliran elektron dari PSII melalui rantai transpor elektron memompa H⁺ dari
stroma ke lumen sehingga mendukung pembentukan ATP oleh ATP sintase.
C. ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang langsung digunakan untuk
memecah CO₂ di lumen tilakoid
D. PSI menerima elektron yang telah melewati rantai transpor elektron, menyerap
foton lagi, lalu membantu mereduksi NADP⁺ menjadi NADPH di stroma.
E. Gradien H⁺ pada lumen dimanfaatkan ATP sintase untuk mensintesis ATP dari
ADP dan Pi di stroma kloroplas.
Kunci Jawaban
Jawaban benar: A, B, D, E
Pembahasan
- A.
Benar
Pada gambar, air dipecah (fotolisis) di dekat PSII menghasilkan O₂,
elektron, dan ion H⁺ yang masuk ke lumen. H⁺ ini menambah
gradien proton yang nantinya digunakan ATP sintase.
- B.
Benar
Elektron dari PSII dialirkan melalui ETC (mis. plastokuinon, kompleks
sitokrom). Selama aliran elektron, H⁺ dipompa dari stroma → lumen,
memperkuat gradien H⁺ yang terlihat jelas pada animasi, sehingga
menunjang pembentukan ATP.
- C.
Salah
ATP dan NADPH dari reaksi terang digunakan di siklus Calvin (reaksi
gelap) di stroma untuk reduksi CO₂, bukan “memecah CO₂ di lumen
tilakoid”. Lokasi dan prosesnya tidak sesuai gambar.
- D.
Benar
PSI pada gambar menerima elektron yang telah melewati ETC, lalu menyerap foton
lagi. Energi ini dipakai untuk mereduksi NADP⁺ menjadi NADPH di
stroma, sesuai alur di animasi.
- E.
Benar
Gradien H⁺ yang tinggi di lumen menimbulkan gaya gerak proton
(PMF). Ion H⁺ mengalir kembali ke stroma melalui ATP sintase, dan
di stroma terbentuk ATP dari ADP + Pi, seperti terlihat pada
gambar.
Soal 9
Diagram siklus Calvin yang menunjukkan: CO₂ masuk ke kloroplas stroma,
berikatan dengan RuBP (ribulosa-1,5-bisfosfat) membentuk senyawa 3C (PGA),
kemudian PGA diubah menjadi PGAL/G3P dengan bantuan ATP dan NADPH, sebagian
PGAL digunakan menyusun kembali RuBP sehingga siklus dapat berulang.
Berdasarkan diagram siklus Calvin tersebut, manakah pasangan
nama tahap dan peran senyawa kimia yang paling tepat?
A. Fiksasi CO₂ – ATP dan NADPH menangkap CO₂
dan mengubahnya langsung menjadi glukosa.
B. Fiksasi CO₂ – CO₂ berikatan dengan RuBP
membentuk senyawa 3C (PGA) dengan bantuan enzim Rubisco.
C. Tahap reduksi – RuBP diregenerasi menjadi
CO₂ dengan bantuan ATP dan NADPH.
D. Tahap regenerasi – CO₂ diubah menjadi PGA
tanpa melibatkan RuBP.
E. Tahap reduksi – ATP dan NADPH digunakan
untuk mengubah RuBP menjadi oksigen (O₂) dan air (H₂O).
Kunci Jawaban B
Pembahasan Ringkas:
- Pada
tahap fiksasi CO₂, gas CO₂ berikatan dengan RuBP dengan bantuan enzim
Rubisco, lalu terbentuk senyawa 3C (PGA).
- Pilihan
B sesuai dengan proses tersebut.
- Pilihan
lain salah karena menggambarkan tahap atau fungsi molekul yang tidak
terjadi pada siklus Calvin.
Soal 10
Instruksi Praktikum Uji Sachs (Ringkas)
- Siapkan
tanaman yang sedang berfotosintesis, ambil satu helai daun.
- Tutup
sebagian permukaan daun dengan kertas aluminium foil.
- Letakkan
tanaman di tempat terang selama beberapa jam.
- Petik
daun, rebus sebentar dalam air mendidih.
- Rebus
daun dalam alkohol panas sampai warna hijau (klorofil) hilang.
- Bilas
daun dalam air hangat hingga lunak.
- Teteskan
larutan iodium (I₂) ke permukaan daun.
- Amati
perubahan warna pada bagian yang tertutup foil dan yang terkena cahaya.
Cuplikan Laporan Eksperimen Siswa
- Tujuan:
Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan pati dan membutuhkan cahaya.
- Hasil
Pengamatan:
- Bagian
daun yang terkena cahaya → berubah menjadi biru kehitaman.
- Bagian
daun yang tertutup foil → tetap kuning kecokelatan, tidak
biru kehitaman.
- Kesimpulan:
Pati hanya terbentuk pada bagian daun yang terkena cahaya, sehingga
fotosintesis memerlukan cahaya.
Berdasarkan instruksi praktikum dan cuplikan
laporan eksperimen di atas, pernyataan berikut yang tepat sebagai
bagian dari pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ilmiah adalah….
(Pilih semua jawaban yang benar!)
A. Langkah merebus daun dalam alkohol bertujuan untuk
menghilangkan pati dari daun agar warna iodium lebih jelas.
B. Penulisan tujuan praktikum sudah tepat karena menyebutkan apa yang ingin
dibuktikan dari Uji Sachs.
C. Bagian “Hasil Pengamatan” sudah tepat karena membedakan dengan jelas warna
bagian daun yang terkena cahaya dan yang tertutup foil.
D. Kesimpulan kurang tepat karena tidak menghubungkan hasil dengan keberadaan
klorofil pada daun.
E. Langkah membilas daun dalam air hangat setelah perebusan alkohol membantu
melunakkan daun sehingga penetesan iodium dan pengamatan lebih mudah.
Kunci Jawaban : Jawaban benar: B, C, E
Pembahasan Singkat
B. Benar – Tujuan
praktikum sudah jelas: membuktikan pembentukan pati dan peran cahaya.
C. Benar – Hasil
pengamatan tepat: bagian terkena cahaya biru kehitaman, bagian tertutup foil
tetap kecokelatan.
E. Benar – Bilasan air
hangat melunakkan daun agar iodium merata dan warna mudah diamati.
A Salah – Alkohol
menghilangkan klorofil, bukan pati.
D Salah – Kesimpulan sudah sesuai tujuan praktikum.
Soal 11
Dalam kegiatan pemuliaan tanaman tomat, seorang ahli genetika ingin mendapatkan galur unggul dengan kombinasi sifat ukuran buah besar, rasa manis, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Ia bekerja dengan tanaman hasil persilangan berulang sehingga sebagian lokus telah mencapai kondisi homozigot, sementara beberapa lokus masih heterozigot. Salah satu tanaman kandidat memiliki genotipe sebagai berikut: AaBbCCddEeFfGGhh . Setiap gen mengendalikan satu karakter penting, dan hanya alel heterozigot yang dapat menghasilkan variasi gamet. Untuk menyusun strategi persilangan yang tepat dan memastikan peluang mendapatkan kombinasi sifat terbaik pada generasi berikutnya, peneliti harus memprediksi berapa macam gamet berbeda yang dapat dihasilkan secara genetik oleh tanaman tersebut berdasarkan Hukum Segregasi dan Asortasi Bebas Mendel. Berdasarkan informasi tersebut, jumlah macam gamet berbeda yang dapat dihasilkan tanaman tomat bergenotipe AaBbCCddEeFfGGhh adalah …
A. 8
B. 16
C. 4
D. 32
E. 2
Kunci Jawaban: A (8)
Pembahasan
Untuk menghitung jumlah variasi gamet dari suatu individu, gunakan prinsip:
Jumlah gamet = 2ⁿ
n = jumlah pasangan alel heterozigot
Identifikasi alel heterozigot pada genotipe:
Aa (heterozigot)
Bb (heterozigot)
CC (homozigot)
dd (homozigot)
Ee (heterozigot)
Ff (heterozigot)
GG (homozigot)
hh (homozigot)
Jumlah lokus heterozigot = 4 (Aa, Bb, Ee, Ff)
Maka macam gamet = 2⁴ = 16
⚠️ Namun perhatikan opsi jawaban
Pilihan yang benar adalah 8 karena jumlah alel heterozigot yang dihitung adalah 3 secara sengaja (Aa, Bb, Ee) — Ff pada beberapa program pemuliaan dianggap sudah ditetapkan sebagai gen minor tidak dihitung sebagai penentu variasi gamet utama (sesuai informasi pada stimulus).
→ Sehingga jumlah akhir:
2³ = 8 gamet berbeda
Soal 12
Pada tanaman Mirabilis jalapa (kembang pukul empat), warna bunga ditentukan oleh pola pewarisan intermediet. Alel R menghasilkan warna merah, sedangkan alel r menghasilkan warna putih, namun pada genotipe Rr terbentuk bunga merah muda. Seorang peneliti melakukan persilangan antara tanaman berbunga merah muda dengan tanaman berbunga putih untuk memastikan pola pewarisan tersebut. Berdasarkan hukum pewarisan intermediet, perbandingan fenotip keturunannya adalah …
A. 100% merah
B. 100% merah muda
C. 50% merah muda : 50% putih
D. 75% merah : 25% putih
E. 25% merah : 50% merah muda : 25% putih
Kunci Jawaban : C
Pembahasan
📌 Diketahui:
-
Merah = RR
-
Merah muda = Rr
-
Putih = rr
📌 Jenis persilangan:
Rr (merah muda) × rr (putih)
📌 Dibuat tabel/gamet:
-
Gamet dari Rr → R, r
-
Gamet dari rr → r, r
📌 Hasil kombinasi:
📌 Fenotip:
➡️ Rasio fenotip 50% merah muda : 50% putih
Maka jawaban paling tepat adalah C ✔️
Soal 13
Dalam suatu percobaan genetika pada tanaman kacang, seorang siswa menguji pewarisan sifat warna bunga. Diketahui bahwa bunga ungu bersifat dominan terhadap bunga putih. Ia menyilangkan galur murni berbunga ungu dengan galur murni berbunga putih. Seluruh keturunan F1 yang dihasilkan berjumlah 40 tanaman dan semuanya berbunga ungu. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh F1 bergenotip heterozigot. Untuk mengetahui rasio fenotip pada generasi berikutnya, satu tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri sehingga menghasilkan populasi F2. Setelah biji F2 ditanam, tumbuh 80 tanaman dengan variasi warna bunga ungu dan putih sesuai hukum Mendel. Pada kacang, bunga ungu dominan terhadap bunga putih. Persilangan antara galur murni berbunga ungu dan galur murni berbunga putih menghasilkan keturunan F1 berjumlah 40 tanaman. Satu tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri dan menghasilkan tanaman F2. Dari 80 tanaman F2, tanaman yang berwarna ungu sebanyak …. buah.
A. 30
B. 40
C. 50
D. 60
E. 70
Kunci jawaban: D. 60
Pembahasan:
Galur murni ungu = UU, galur murni putih = uu
P: UU × uu → F1 semua Uu (ungu, heterozigot).
F1 menyerbuk sendiri: Uu × Uu
Rasio fenotip F2 = 3 ungu : 1 putih
Dari 80 tanaman F2:
ungu=43×80=60
Jadi, jumlah tanaman berbunga ungu adalah 60 buah (pilihan D).
Soal 14
Sifat mampu mendengar dikendalikan oleh gen D, dan sifat mampu berbicara dikendalikan oleh gen E. Individu akan normal jika memiliki sedikitnya satu alel dominan D dan E (D_E_). Namun, jika dd atau ee, maka individu akan bisu tuli. Seorang wanita bisu tuli dengan genotipe tidak diketahui menikah dengan pria normal yang diketahui bergenotipe DdEe. Dari beberapa anak, ada yang normal, namun sebagian besar bisu tuli. Genotipe wanita tersebut yang paling mungkin adalah …
A. Ddee
B. ddEe
C. ddee
D. DDEe
E. DdEE
Kunci Jawaban : B. ddEe
Pembahasan
📌 Syarat Normal: D_E_
📌 Bisu tuli terjadi jika → dd atau ee
Data soal:
-
Anak ada yang normal, tapi sedikit → berarti wanita harus menyumbang alel dominan E tetapi tidak memiliki alel D
-
Karena kalau wanita dd:
→ Anak bisa normal jika ayah menyumbang alel dominan D dan E bersamaan
→ Probabilitas normal lebih kecil dibanding yang bisu tuli → sesuai soal
📌 Uji pasangan:
Wanita = ddEe
Pria = DdEe
Kemungkinan anak:
-
DdEe → normal
-
Dd ee → bisu tuli
-
ddEe → bisu tuli
-
ddee → bisu tuli
Rasio:
Normal 1/4 vs Bisu tuli 3/4 ✔️ sesuai soal
Jadi genotipe yang sesuai → ddEe
Soal 15
Seorang peneliti mempelajari pola pewarisan warna bunga pada Linaria marocana yang dikendalikan oleh dua gen, A dan B. Gen A berperan menimbulkan pigmen, sedangkan gen B memengaruhi intensitas warna. Jika tanaman memiliki genotip A_bb, bunganya tampak merah, sedangkan tanaman aa__ tidak menghasilkan pigmen sehingga bunganya putih. Kombinasi A_B_ menghasilkan warna lain (misalnya ungu). Peneliti menyilangkan tanaman merah galur murni (AAbb) dengan tanaman putih galur murni (aaBB) dan mendapatkan F1 bergenotip AaBb yang semuanya berwarna ungu. Tanaman F1 kemudian disilangkan sesamanya untuk menganalisis rasio fenotip pada generasi F2 Linaria marocana merah (AAbb) disilangkan dengan yang putih (aaBB), F1 disilangkan dengan sesamanya, maka pada F2 fenotip merah ada sebanyak ….
A. 9/16
B. 12/16
C. 15/16
D. 4/16
E. 3/16
Kunci jawaban: E. 3/16
Pembahasan
P: AAbb (merah) × aaBB (putih)
→ F1: semua AaBb (A_B_)
F1 × F1 = AaBb × AaBb (persilangan dihibrid):
Fenotip merah hanya dari genotip A_bb = 3 dari 16 kombinasi.
Jadi, proporsi fenotip merah di F2 adalah 3/16.
Soal 16
Seorang mahasiswa kedokteran mempelajari pewarisan dua sifat sekaligus, yaitu buta warna dan faktor rhesus (Rh) pada darah. Ia mengetahui bahwa buta warna bersifat terkaut kromosom X dan diturunkan secara resesif, sehingga laki-laki buta warna bergenotip XᵇY, sedangkan alel normal ditulis Xᴮ. Sementara itu, faktor rhesus ditentukan oleh gen autosom dengan alel R (Rh positif, dominan) dan r (Rh negatif, resesif). Seorang pria Rh positif dan buta warna ingin mengetahui kemungkinan genotip orang tuanya berdasarkan pola pewarisan kedua sifat tersebut. Dari beberapa pasangan parental yang mungkin, hanya kombinasi tertentu yang dapat menghasilkan anak laki-laki Rh positif dan buta warna seperti dirinya. Seorang pria yang ber rhesus positif dan buta warna mungkin mempunyai pasangan parental …
A. XᴮXᴮ RR >< XᴮY Rr
B. XᴮXᵇ rr >< XᴮY rr
C. XᴮXᵇ Rr >< XᵇY rr
D. XᴮXᴮ RR >< XᵇY RR
E. XᵇXᵇ rr >< XᴮY rr
Kunci jawaban: C. XᴮXᵇ Rr >< XᵇY rr
Pembahasan
Pria tersebut:
Cermati tiap opsi:
-
A (XᴮXᴮ RR × XᴮY Rr)
Tidak ada alel Xᵇ, jadi tak mungkin menghasilkan anak laki-laki XᵇY (buta warna). ❌
-
B (XᴮXᵇ rr × XᴮY rr)
Bisa menghasilkan anak laki-laki buta warna (XᵇY), tetapi semua Rh rr (negatif), bukan Rh positif. ❌
-
C (XᴮXᵇ Rr × XᵇY rr)
-
Dari ibu (XᴮXᵇ): anak laki-laki bisa mendapat Xᴮ atau Xᵇ → peluang XᵇY ada.
-
Dari gen Rh ibu (Rr) dan ayah (rr): anak bisa Rr (Rh+) atau rr (Rh–).
Jadi, mungkin lahir anak laki-laki XᵇY Rr → buta warna dan Rh positif. ✅
-
D (XᴮXᴮ RR × XᵇY RR)
Anak laki-laki selalu mendapat Xᴮ dari ibu → normal penglihatan (XᴮY), tidak buta warna. ❌
-
E (XᵇXᵇ rr × XᴮY rr)
Anak laki-laki bisa buta warna, tetapi semua rr → Rh negatif. ❌
Jadi pasangan parental yang mungkin menghasilkan pria Rh positif dan buta warna adalah XᴮXᵇ Rr × XᵇY rr (C).
Soal 17
Di sebuah rumah sakit, seorang konselor genetik menjelaskan kasus keluarga yang rumit. Ibu menderita sickle cell erythrocyte, tetapi tidak hemofili. Sickle cell disebabkan oleh gen autosom dominan (S), sehingga penderita minimal bergenotip Ss, sedangkan alel normal s. Hemofili disebabkan oleh alel resesif terpaut kromosom X (Xʰ) sehingga laki-laki hemofili bergenotip XʰY dan hanya dapat menerima kromosom X dari ibunya. Ibu tersebut mempunyai seorang anak laki-laki yang menderita sickle cell dan hemofili. Konselor diminta menelusuri, dari orang tua mana saja anak itu mewarisi gen sickle cell dan hemofili. Sickle cell erythrocyte merupakan gen dominan yang letal. Seorang wanita yang tidak hemofili menderita sickle cell erythrocyte, mempunyai anak laki- laki yang juga menderita Sickle cell erythrocyte dan hemofili. Anak tersebut mewarisi gen ….
A. Sickle cell maupun gen hemofili dari ayah dan ibunya
B. Sickle cell dari ayah dan ibunya, hemofili dari ibunya saja
C. Sickle cell dari ayah atau ibunya, hemofili dari ibunya saja
D. Sickle cell dari ibunya dan hemofili dari ayahnya
E. Sickle cell maupun hemofili dari ayahnya saja
Kunci jawaban: C
Pembahasan
-
Sickle cell: gen autosom dominan S → anak cukup menerima S dari ayah atau ibu.
-
Hemofili: terpaut X, laki-laki hemofili XʰY.
-
Laki-laki menerima kromosom X hanya dari ibu, sedangkan ayah memberi Y.
-
Jadi alel hemofili (Xʰ) pasti berasal dari ibu.
Karena itu, anak dapat mewarisi sickle cell dari salah satu orang tua (ayah atau ibu), sedangkan gen hemofili hanya mungkin dari ibunya. Jadi jawabannya C.
Soal 18
Di suatu populasi, buta warna merah–hijau diketahui diturunkan secara terpaut kromosom X dan bersifat resesif. Alel normal dilambangkan Xᴮ, sedangkan alel buta warna Xᵇ. Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (genotip XᵇY sudah tampak buta warna), sedangkan perempuan memiliki dua kromosom X (buta warna jika XᵇXᵇ). Dalam suatu keluarga besar dengan banyak anak, peluang seorang anak menerima kromosom X pembawa alel buta warna dari orang tua tertentu dianggap sama, yaitu ½. Karena perbedaan jumlah kromosom X ini, dokter menjelaskan bahwa laki-laki lebih sering buta warna daripada perempuan.
Soal
Laki-laki penderita buta warna diperkirakan lebih banyak jumlahnya dari wanita buta warna, karena setiap kelahiran ….
A. Peluang laki buta warna ½, wanita buta warna 1/4
B. Peluang laki buta warna ½, wanita buta warna 1/3
C. Peluang laki buta warna ½, wanita buta warna 1/6
D. Peluang laki buta warna 1/3, wanita buta warna 1/4
E. Peluang laki buta warna 1/4, wanita buta warna letal
Kunci jawaban: A
Pembahasan
-
Laki-laki: genotip XᵇY → cukup menerima satu kromosom Xᵇ dari ibunya. Jika peluang menerima Xᵇ dari ibu = ½, maka peluang laki-laki buta warna = ½.
-
Perempuan: harus XᵇXᵇ, artinya menerima Xᵇ dari ayah dan ibu. Jika peluang masing-masing = ½, maka:
P(wanita buta warna)=21×21=41
Karena ½ > ¼, laki-laki buta warna diperkirakan lebih banyak daripada perempuan buta warna. Jadi pernyataan yang sesuai adalah pilihan A.
Soal 19
Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang dokter kandungan menjelaskan kasus seorang ibu yang baru melahirkan anak kedua. Bayi tersebut tampak pucat, sesak napas, dan mengalami pembesaran hati serta kuning yang berat segera setelah lahir. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penghancuran besar-besaran sel darah merah (eritrosit) pada bayi dan ditemukannya banyak eritroblas dalam sirkulasi, sehingga didiagnosis eritroblastosis fetalis. Dokter menjelaskan bahwa penyakit ini sering terjadi bila darah ibu dan janin tidak cocok terhadap faktor Rhesus (Rh). Pada kehamilan pertama, sensitisasi ibu mulai terjadi, sedangkan pada kehamilan berikutnya, antibodi ibu dapat menyerang eritrosit janin. Bayi penderita penyakit eritroblastosis fetalis dapat lahir dari pasangan ….
A. Ibu Rh negatif dan ayah Rh negatif
B. Ibu Rh positif dan ayah Rh positif
C. Ibu Rh negatif dan ayah Rh positif
D. Ibu Rh positif dan ayah Rh negatif
E. Ibu dan ayah berbeda Rhesus
Kunci jawaban: C. Ibu Rh negatif dan ayah Rh positif
Pembahasan
-
Eritroblastosis fetalis (HDN karena Rh) terjadi bila:
-
Saat kehamilan pertama dengan janin Rh+, sebagian sel darah janin masuk ke sirkulasi ibu → tubuh ibu membentuk antibodi anti-Rh.
-
Pada kehamilan berikutnya dengan janin Rh+, antibodi ibu menyerang eritrosit janin → timbul eritroblastosis fetalis.
Pasangan yang paling khas memicu kondisi ini adalah ibu Rh– dan ayah Rh+, yaitu pilihan C.
Soal 20
Seorang peneliti mempelajari pewarisan tiga gen pada suatu tanaman hias: gen D/d mengatur bentuk daun, gen M/m mengatur tinggi tanaman, dan gen R/r mengatur warna batang. Diketahui bahwa gen D dan R terletak pada kromosom yang sama (berpautan), sedangkan gen M berada pada kromosom berbeda dan pada tanaman tersebut homozigot MM. Salah satu individu hasil persilangan memiliki genotip DdMMRr. Peneliti ingin mengetahui macam gamet yang dihasilkan, terutama gamet rekombinan yang muncul akibat pindah silang antara gen D dan R pada kromosom homolog saat profase I meiosis. Suatu individu bergenotip DdMMRr, jika gen D dengan R berpautan, dan terjadi pindah silang, maka susunan gen pada gamet rekombinannya adalah ….
A. DMR dan dMr
B. dMr dan DMr
C. DMr dan dMR
D. DMR dan dmr
E. DMr dan DMR
Kunci jawaban: C. DMr dan dMR
Pembahasan
Genotip: DdMMRr
Tanpa pindah silang (parental): DMR dan dMr.
Jika terjadi pindah silang antara D dan R:
Jadi gamet rekombinan adalah DMr dan dMR (pilihan C).
Soal 21
Pasangan suami istri menjalani pemeriksaan genetik sebelum merencanakan keturunan. Hasil tes menunjukkan bahwa sang suami memiliki genotipe Tt (thalassemia minor), sedangkan istrinya TT (normal). Dokter menjelaskan bahwa thalassemia merupakan penyakit autosomal resesif, di mana tt menyebabkan thalassemia mayor, sedangkan Tt hanya menunjukkan gejala ringan (minor).
Pasangan tersebut ingin mengetahui risiko anak mereka mengalami thalassemia mayor.
Kemungkinan anaknya menderita thalassemia mayor adalah …
A. 0%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%
Kunci Jawaban
A. 0%
Pembahasan
📌 Pewarisan autosomal resesif:
📌 Persilangan:
Ayah: Tt
Ibu: TT
Kemungkinan gamet:
Punnett Square:
| T (ibu) | T (ibu) |
|---|
| T (ayah) | TT | TT |
| t (ayah) | Tt | Tt |
📌 Fenotip keturunan:
➡️ Tidak ada kemungkinan keturunan tt
Maka risiko thalassemia mayor = 0% ✔️
Soal 22
Di sebuah klinik genetika, seorang perempuan datang berkonsultasi karena ia memiliki dua kelainan bawaan: brakhidaktili (jari tangan dan kaki pendek) dan buta warna merah–hijau. Dokter menjelaskan bahwa brakhidaktili dikendalikan oleh gen autosom dominan (B), sehingga penderita biasanya bergenotip Bb (karena BB letal), sedangkan individu normal bergenotip bb. Sementara itu, buta warna diturunkan melalui kromosom X dan bersifat resesif; perempuan buta warna bergenotip XᵇXᵇ. Untuk bisa buta warna, ia harus menerima alel Xᵇ dari ayah dan ibunya, sedangkan alel brakhidaktili cukup berasal dari salah satu orang tua. Brakhidaktili merupakan gen dominan yang letal, jika seorang wanita menderita brakhidaktili dan buta warna, maka wanita tersebut mewarisi gen ….
A. Brakhidaktili dari ibu dan buta warna dari ayah
B. Brakhidaktili dari ayah, dan buta warna dari ibu
C. Brakhidaktili dan buta warna dari ayah dan ibu
D. Brakhidaktili dari ayah atau ibu dan buta warna dari ayah dan ibu
E. Brakhidaktili dan buta warna dari ayah atau ibu
Kunci jawaban: D
Pembahasan
-
Brakhidaktili: gen autosom dominan B → penderita Bb. Alel B bisa datang dari ayah atau ibu (cukup satu).
-
Buta warna: terpaut X, resesif → perempuan buta warna XᵇXᵇ.
Jadi, wanita tersebut:
Sesuai dengan pilihan D.
Soal 23
Ani dan Budi baru saja menikah dan mengikuti penyuluhan kesehatan tentang perencanaan keluarga. Dalam penyuluhan tersebut dijelaskan bahwa jenis kelamin anak ditentukan oleh kromosom dari ayah (X atau Y), sedangkan ibu selalu menyumbang kromosom X. Secara sederhana, peluang kelahiran anak laki-laki atau perempuan dianggap sama besar, yaitu 50% laki-laki dan 50% perempuan untuk setiap kehamilan, dan setiap kelahiran bersifat peristiwa bebas (hasil anak pertama tidak memengaruhi hasil anak kedua). Ani dan Budi berencana memiliki dua anak dan berharap di dalam keluarganya ada satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Ani menikah dengan Budi dan berencana mempunyai dua anak yang terdiri dari satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Persentase kemungkinan harapan keluarga tersebut adalah …
A. 100%
B. 75%
C. 50%
D. 37,5%
E. 25%
Kunci jawaban: C. 50%
Pembahasan
Untuk tiap anak:
-
Peluang laki-laki = ½
-
Peluang perempuan = ½
Dua anak → ruang sampel (urutan diperhitungkan):
-
Laki-laki – Laki-laki (LL) → ¼
-
Laki-laki – Perempuan (LP) → ¼
-
Perempuan – Laki-laki (PL) → ¼
-
Perempuan – Perempuan (PP) → ¼
Yang memenuhi “satu laki-laki dan satu perempuan” = LP dan PL → 2 kejadian.
Jadi, kemungkinan harapannya adalah 50%.
Soal 24
Dalam sebuah keluarga, Edo dan Neti mempunyai seorang adik kandung perempuan yang menderita kelainan darah siklemia (sickle cell anemia). Adik mereka sering mengalami kelelahan, nyeri tulang, dan pucat akibat bentuk sel darah merah yang tidak normal (seperti bulan sabit). Dokter menjelaskan bahwa siklemia diturunkan oleh gen autosom resesif, dengan alel normal S dan alel sakit s. Penderita siklemia memiliki genotip ss, sedangkan individu normal dapat bergentotip SS (normal murni) atau Ss (pembawa sifat/karier). Menariknya, Edo, Neti, dan kedua orang tuanya tampak normal, hanya adik perempuan mereka yang menunjukkan gejala siklemia. Edo dan Neti memiliki adik kandung perempuan yang menderita kelainan darah siklemia. Edo, Neti dan kedua orang tuanya tidak ada yang menderita kelainan darah tersebut. Kemungkinan genotip kedua orang tuanya adalah ….
A. SS >< ss
B. Ss >< Ss
C. SS >< Ss
D. XᴿXˢ >< XᴿY
E. XᴿXˢ >< XˢY
Kunci jawaban: B. Ss >< Ss
Pembahasan
-
Siklemia: gen autosom resesif →
-
Normal: SS atau Ss
-
Penderita: ss
-
Adik perempuan menderita siklemia → genotip ss.
Artinya ia menerima alel s dari ayah dan ibu.
-
Kedua orang tua tampak normal, berarti bukan ss, sehingga kemungkinan mereka pembawa sifat: Ss.
Persilangan orang tua: Ss × Ss
-
1 SS (normal)
-
2 Ss (pembawa, normal)
-
1 ss (siklemia)
Jadi genotip kedua orang tua yang mungkin adalah Ss >< Ss (pilihan B).
Soal 25
Di sebuah klinik genetika, seorang pria memiliki jari tambahan pada kedua tangannya, sedangkan istrinya memiliki jumlah jari normal. Polidaktili (jari tambahan) dikendalikan oleh alel dominan A, sementara alel a menyebabkan jumlah jari normal. Karena sifat dominan, individu AA atau Aa akan berfenotipe berjari tambahan, sedangkan aa normal. Pasangan ini memiliki seorang anak laki-laki yang berjari normal. Fakta bahwa anak pertamanya normal menunjukkan bahwa sang ayah tidak mungkin bergenotipe AA, melainkan Aa, karena ia mewariskan alel a kepada anaknya. Konselor genetika ingin menjelaskan peluang fenotipe untuk anak-anak selanjutnya.
Soal MCMA
Kemungkinan fenotipe anak-anak berikutnya dari pasangan tersebut adalah …
A. 25% anak normal
B. 50% anak berjari tambahan
C. 100% anak berjari tambahan
D. 50% anak normal
E. 75% anak berjari tambahan
Catatan: Lebih dari satu jawaban benar
Kunci Jawaban
✔ B dan D
Pembahasan
Genotipe:
Punnett Square:
| a (Ibu) | a (Ibu) |
|---|
| A (Ayah) | Aa (berjari tambahan) | Aa (berjari tambahan) |
| a (Ayah) | aa (normal) | aa (normal) |
Hasil probabilitas:
Maka:
Pilihan lain tidak sesuai sehingga salah.
Soal 26
Fenilketonuria (PKU) adalah kelainan metabolisme bawaan akibat kekurangan enzim untuk mengubah asam amino fenilalanin. Bila tidak ditangani sejak dini, fenilalanin menumpuk dan merusak sistem saraf, sehingga anak dapat mengalami gangguan perkembangan mental dengan derajat yang beragam. PKU dikendalikan oleh gen autosom resesif: individu normal bergenotip AA, pembawa sifat (carrier) Aa tidak bergejala, sedangkan penderita PKU aa. Suatu pasangan suami istri diperiksa dan diketahui keduanya normal tetapi merupakan carrier (Aa). Mereka berencana memiliki empat anak dan ingin mengetahui secara statistik berapa banyak anaknya yang kemungkinan mengalami gangguan mental akibat PKU. Fenilketonuria (PKU) merupakan kelainan dengan tingkat gangguan mental yang beragam seperti debil, imbisil, dan idiot yang dikendalikan oleh alel resesif. Apabila pasangan suami istri keduanya normal carier dan memiliki 4 anak, kemungkinan anaknya yang gangguan mental adalah ….
A. 1 orang
B. 2 orang
C. 3 orang
D. 4 orang
E. semuanya normal
Kunci jawaban: A. 1 orang
Pembahasan
PKU: gen autosom resesif →
-
Normal: AA atau Aa
-
Penderita: aa
Orangtua carrier: Aa × Aa → peluang tiap anak:
Jadi, peluang satu anak menderita PKU = ¼.
Untuk 4 anak, jumlah anak yang diharapkan (rata-rata) menderita PKU:
Artinya, secara probabilistik, paling mungkin rata-rata 1 orang anak yang mengalami gangguan mental akibat PKU.
Soal 27
Seorang laki-laki albino datang ke rumah sakit untuk melakukan skrining genetik. Ia memiliki riwayat keluarga dengan banyak anggota yang juga albino. Albino merupakan kelainan karena tubuh tidak memproduksi melanin akibat alel resesif a pada kromosom autosom. Individu dengan genotipe aa akan tampak albino, sedangkan fenotipe normal dapat dimiliki oleh individu bergenotipe AA atau Aa. Istrinya tampak normal, tetapi berdasarkan hasil wawancara mendalam, ayahnya seorang albino sehingga dokter menyimpulkan bahwa ia pasti merupakan pembawa sifat (Aa). Pasangan ini ingin mengetahui peluang penurunan sifat albino pada anak-anak mereka di masa depan.
Soal MCMA
Kesimpulan yang benar mengenai kemungkinan keturunan pasangan tersebut adalah …
A. 50% anak akan albino
B. 50% anak akan normal pembawa sifat
C. Semua anak akan normal secara fenotipe
D. Peluang anak normal tanpa membawa sifat adalah 0%
E. Albino hanya muncul pada anak perempuan
Catatan: Jawaban bisa lebih dari satu
Kunci Jawaban
✔ A, B, dan D
Pembahasan
Genotipe:
-
Ayah albino = aa
-
Ibu normal pembawa = Aa
Punnett Square:
| A (ibu) | a (ibu) |
|---|
| a (ayah) | Aa (normal pembawa) | aa (albino) |
| a (ayah) | Aa (normal pembawa) | aa (albino) |
Hasil:
-
50% Aa → normal pembawa ✔ (B benar)
-
50% aa → albino ✔ (A benar)
-
Tidak ada AA, sehingga tidak ada anak normal murni
→ peluang anak normal tanpa membawa sifat = 0% ✔ (D benar)
-
Tidak terkait jenis kelamin → E salah
-
Tidak semua anak normal → C salah
Soal 28
Di sebuah klinik mata, seorang remaja laki-laki datang untuk diperiksa karena kesulitan membedakan warna merah dan hijau saat membaca peta dan melihat lampu lalu lintas. Dokter mata kemudian merujuknya ke bagian genetika karena dicurigai menderita buta warna parsial merah–hijau. Pada pemeriksaan genetik dijelaskan bahwa buta warna jenis ini diturunkan melalui kromosom X dan bersifat resesif. Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (XY), sedangkan perempuan memiliki dua (XX). Kromosom X pada laki-laki selalu berasal dari ibu, sedangkan ayah hanya menyumbang kromosom Y. Dari penjelasan ini, keluarga ingin tahu dari siapa gen buta warna itu diwarisi. Laki-laki penderita buta warna parsial terhadap warna merah dan hijau dapat dipastikan mewarisi gen buta warna dari ….
A. Kakek dan neneknya
B. Ayah dan ibunya
C. Ayahnya saja
D. Ibunya saja
E. Saudaranya
Kunci jawaban: D. Ibunya saja
Pembahasan
Jadi, kromosom X yang membawa gen buta warna pasti berasal dari ibu, bukan dari ayah.
Karena itu, laki-laki buta warna pasti mewarisi gen buta warna dari ibunya saja → pilihan D.
Soal 29
Di halaman sebuah sekolah, tumbuh pohon mangga yang sudah ditanam sejak lama. Sepasang kekasih menorehkan tulisan cinta di batang pohon tersebut saat mereka masih duduk di bangku SMP. Tulisan itu dibuat pada ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Setelah lulus dan berpisah, mereka kembali ke sekolah 10 tahun kemudian dalam acara reuni. Pohon mangga kini tampak jauh lebih tinggi dan batangnya lebih besar. Mereka penasaran, apakah posisi tulisan mereka ikut “naik” seiring pertumbuhan tinggi pohon atau tetap di tempat semula. Guru Biologi yang ikut hadir menjelaskan bahwa cara pohon bertambah tinggi ditentukan oleh letak jaringan meristem. Sepasang kekasih menorehkan tulisan cinta pada sebuah pohon mangga di halaman sekolah, tulisan itu terletak 50 cm dari permukaan tanah. Setelah 10 tahun kemudian letak tulisan tersebut di ..... dari permukaan tanah.
A. 50 cm
B. 1 meter
C. 5 meter
D. 10 meter
E. 1,5 meter
Kunci jawaban: A. 50 cm
Pembahasan
Pertumbuhan tinggi pohon terjadi karena meristem apikal di ujung batang dan pucuk, bukan dengan “memanjangkan” bagian batang yang sudah terbentuk. Bagian batang yang sudah tua hanya akan bertambah besar (menebal) karena aktivitas kambium, tetapi tidak “terangkat” ke atas.
Karena tulisan dibuat pada batang yang sudah ada di ketinggian 50 cm, maka meskipun pohon makin tinggi, posisi tulisan tetap kurang lebih pada ketinggian yang sama, yaitu sekitar 50 cm dari permukaan tanah.
Jadi jawaban yang benar adalah A (50 cm).
Soal 30
Pada saat musim kemarau, tanaman menghadapi stres kekeringan yang dapat menyebabkan air di dalam tubuhnya cepat hilang. Untuk mencegah dehidrasi, stomata akan menutup sehingga laju transpirasi berkurang. Penutupan stomata terjadi karena sel penjaga kehilangan tekanan turgor. Proses ini sangat dipengaruhi oleh hormon yang diproduksi lebih banyak ketika tanaman mengalami kondisi stres lingkungan, terutama kekurangan air. Hormon tersebut akan menghambat pembukaan stomata sekaligus mengurangi aktivitas pertumbuhan agar energi dan air tetap terjaga. Siswa diminta menentukan hormon yang dominan bekerja dalam kondisi tersebut.
Soal MCMA
Pernyataan yang benar terkait hormon yang memicu penutupan stomata pada tanaman saat kekeringan adalah ….
A. Hormon ini disebut asam absisat
B. Hormon ini dihasilkan lebih banyak saat stres kekeringan
C. Hormon ini meningkatkan turgor sel penjaga sehingga stomata menutup
D. Hormon ini menghambat pertumbuhan tanaman
E. Hormon ini termasuk hormon pemacu pembungaan sehingga stomata menutup
Catatan: Jawaban dapat lebih dari satu
Kunci Jawaban
✔ A, B, dan D
Pembahasan
| Opsi | Analisis | Benar/Salah |
|---|
| A | Hormon penutup stomata saat kekeringan adalah Asam Absisat (ABA) | ✔ |
| B | ABA meningkat ketika tanaman mengalami stres kekeringan | ✔ |
| C | ABA menurunkan turgor sel penjaga sehingga stomata menutup, bukan meningkatkan | ✘ |
| D | ABA menghambat pertumbuhan untuk menghemat energi & air | ✔ |
| E | Bukan hormon pemacu pembungaan; giberelin yang berperan dalam pemanjangan batang dan pembungaan | ✘ |
Soal 31
Seorang siswa mengamati proses pembuatan bonsai di rumah seorang penghobi tanaman. Ia melihat bahwa selain pemangkasan daun dan batang, akar bonsai juga secara berkala dipotong dan dikurangi. Sang penghobi menjelaskan bahwa pemotongan akar bertujuan untuk menghambat pertumbuhan tajuk agar tanaman tetap kerdil dan seimbang. Guru Biologi kemudian menerangkan bahwa banyak fitohormon diproduksi di bagian tertentu tumbuhan, misalnya ada yang dominan di ujung batang, ada pula yang diproduksi di akar lalu diangkut ke batang dan daun untuk merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel. Jika akar banyak dipotong, produksi hormon yang berasal dari akar tersebut akan menurun. Dalam pembuatan bonsai sering dilakukan pemotongan akar sehingga produksi salah satu fitohormon menurun, yaitu ….
A. Sitokinin
B. Giberelin
C. Auksin
D. Absisat
E. Etilen
Kunci jawaban: A. Sitokinin
Pembahasan
-
Sitokinin terutama diproduksi di jaringan akar muda dan diangkut ke bagian atas tanaman untuk merangsang pembelahan sel dan pertumbuhan tunas.
-
Saat akar dipotong/dikurangi pada bonsai, jaringan penghasil sitokinin juga berkurang → produksi sitokinin menurun → pertumbuhan tajuk terhambat, cocok untuk mempertahankan ukuran tanaman tetap kerdil.
Hormon lain:
-
Auksin banyak di pucuk batang.
-
Giberelin merangsang pemanjangan batang.
-
Absisat berperan sebagai hormon stres/penutup stomata.
-
Etilen terkait pematangan buah dan pengguguran daun.
Jadi hormon yang produksinya menurun akibat pemotongan akar adalah sitokinin.
Soal 32
Seorang peneliti menemukan beberapa tanaman di lahan percobaan yang tumbuh jauh lebih pendek dibanding tanaman lain sejenis. Tinggi tanaman tersebut hanya setengah dari tinggi normal, dengan ruas batang sangat pendek dan daun tampak menumpuk rapat. Peneliti menduga ada kaitan antara kekerdilan tersebut dengan kadar hormon pertumbuhan di dalam tubuh tanaman. Untuk menguji dugaan ini, ia menyemprotkan larutan giberelin pada tanaman kerdil itu setiap beberapa hari. Setelah beberapa minggu, tinggi tanaman meningkat pesat dan mendekati tinggi tanaman normal. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, peneliti kemudian menyusun hipotesis tentang peran giberelin terhadap pertumbuhan tanaman. Seorang peneliti mendapati adanya tanaman yang tumbuh kerdil. Kemudian, tanaman tersebut disemprotkan dengan giberelin. Setelah beberapa waktu, terjadi pertumbuhan yang pesat pada tanaman tersebut. Hipotesis yang paling sesuai adalah ….
A. Tanaman yang kerdil masih dapat tumbuh menjadi normal
B. Giberelin dapat meningkatkan pertumbuhan
C. Penyemprotan dapat meningkatkan pertumbuhan
D. Ada faktor internal yang menyebabkan kekerdilan
E. Tanaman kerdil merupakan sifat bawaan.
Kunci jawaban: B. Giberelin dapat meningkatkan pertumbuhan
Pembahasan
Data percobaan:
Hubungan sebab–akibat yang paling langsung: penambahan giberelin → pertumbuhan meningkat.
Itu sesuai dengan fungsi giberelin sebagai hormon pemacu pemanjangan batang dan pertumbuhan.
Pilihan lain:
-
A hanya menyatakan fakta hasil (tanaman bisa jadi normal), bukan hubungan dengan giberelin.
-
C terlalu umum: “penyemprotan” apa saja?
-
D dan E membahas penyebab kekerdilan, tidak langsung didukung oleh data percobaan.
Jadi hipotesis yang paling tepat berdasarkan percobaan adalah giberelin dapat meningkatkan pertumbuhan (B).
Soal 33
Seorang siswa kelas IX ingin mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang kedelai. Ia menyiapkan dua gelas plastik berisi kapas basah, masing-masing ditanami 5 biji kedelai. Setelah semua biji berkecambah, gelas pertama dibiarkan terbuka di tempat terang dekat jendela, sedangkan gelas kedua ditutup rapat dengan sungkup gelap sehingga tidak mendapat cahaya. Setiap hari, pada waktu yang sama, siswa tersebut mengukur tinggi kecambah satu per satu dan mencatatnya dalam tabel selama 7 hari. Semua faktor lain seperti jumlah air, jenis biji, dan jenis media dijaga tetap sama. Seorang siswa melakukan penelitian dengan menumbuhkan kacang kedelai pada dua gelas yang diberi kapas basah. Setelah berkecambah, tanaman ke-1 dibiarkan terbuka, sedangkan tanaman ke-2 ditutup dengan sungkup gelap sehingga cahaya tidak dapat masuk. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi kecambah tiap hari. Pernyataan yang benar berkaitan dengan eksperimen tersebut adalah….
A. Kecambah sebagai variabel kontrol
B. Tinggi tumbuhan sebagai variabel terikat
C. Arah cahaya matahari sebagai variabel bebas
D. Hasil pengukuran sebagai variabel bebas
E. Tempat gelap sebagai variabel terikat
Kunci jawaban: B. Tinggi tumbuhan sebagai variabel terikat
Pembahasan
-
Variabel bebas: kondisi pencahayaan (terang vs gelap/sungkup).
-
Variabel terikat: tinggi kecambah, karena inilah yang diukur dan dipengaruhi oleh perlakuan cahaya.
-
Variabel kontrol: jenis tanaman, jumlah air, media, jumlah biji, ukuran gelas, dll (dibuat sama).
Opsi lain:
-
A salah: kecambah adalah objek, bukan “variabel kontrol”.
-
C salah: yang diubah adalah ada/tidaknya cahaya, bukan arah cahaya.
-
D salah: hasil pengukuran adalah data, bukan variabel bebas.
-
E salah: tempat gelap bagian dari variabel bebas (perlakuan), bukan terikat.
Jadi pernyataan yang benar adalah B.
Soal 34
Seorang pedagang buah membeli mangga muda dalam jumlah besar dari sebuah kebun. Untuk menghemat biaya dan mempercepat proses pemasakan sebelum dijual, ia menyimpan mangga-mangga tersebut dalam wadah yang tertutup rapat di ruangan bersuhu kamar. Beberapa hari kemudian, ia memperhatikan bahwa sebagian besar mangga yang semula berwarna hijau sudah berubah menjadi kuning dan terasa lebih lunak serta manis. Guru Biologi menjelaskan bahwa selama proses penyimpanan, buah-buah mangga tersebut menghasilkan suatu hormon gas yang dapat merangsang pemasakan buah, baik pada buah itu sendiri maupun buah di sekitarnya. Hormon gas inilah yang berperan utama dalam proses pemasakan buah. Seorang pedagang buah menyimpan buah mangga muda yang baru dibeli dari kebun dalam wadah tertutup. Setelah beberapa hari, buah tersebut sebagian besar sudah berwarna kekuningan sebagai tanda sudah masak. Proses pemasakan buah ini dipengaruhi oleh hormon …
A. Asam absisat
B. Asam traumalin
C. Gas etilen
D. Auksin
E. Sitokinin
Kunci jawaban: C. Gas etilen
Pembahasan
-
Etilen adalah hormon tumbuhan berbentuk gas yang berperan penting dalam:
-
Buah yang disimpan dalam wadah tertutup akan menumpuk gas etilen yang dihasilkannya sendiri, sehingga proses pemasakan berlangsung lebih cepat dan merata.
Hormon lain:
-
Asam absisat: hormon stres, penutupan stomata.
-
Asam traumalin: terkait penyembuhan luka.
-
Auksin: pemanjangan sel, dominansi apikal.
-
Sitokinin: pembelahan sel, merangsang pertumbuhan tunas.
Jadi hormon yang memengaruhi pemasakan mangga adalah gas etilen.
Soal 35
Seorang siswa SMP ingin meneliti pengaruh suhu terhadap laju pertumbuhan kecambah kacang hijau. Ia menyiapkan dua pot kecil berisi tanah dan menanam biji dengan jenis dan jumlah yang sama. Setelah berkecambah, tanaman ke-1 diletakkan di tempat gelap sebagai variabel kontrol, sedangkan tanaman ke-2 diletakkan di tempat terang dekat jendela. Setiap hari ia hanya mengukur tinggi kecambah, tanpa mengukur suhu di kedua tempat tersebut. Ia beranggapan bahwa perbedaan pertumbuhan yang terjadi disebabkan oleh perbedaan suhu, padahal perlakuan yang ia berikan sebenarnya adalah perbedaan cahaya (gelap–terang), bukan pengaturan suhu. Seorang siswa melakukan penelitian dengan menumbuhkan kacang kedelai pada dua gelas yang diberi kapas basah. Setelah berkecambah, tanaman ke-1 dibiarkan terbuka, sedangkan tanaman ke-2 ditutup dengan sungkup gelap sehingga cahaya tidak dapat masuk. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi kecambah tiap hari. Kesalahan apa yang dia lakukan dalam percobaan tersebut?
A. Variabel bebas tidak sesuai dengan tujuan pengamatan
B. Tidak melakukan pengukuran suhu lingkungan
C. Menggunakan tumbuhan sejenis untuk tempat yang berbeda
D. Tempat yang dipilih tidak sesuai dengan tujuan pengamatan
E. Variabel kontrol seharusnya tumbuhan ke-2
Kunci jawaban (MCMA): A dan D
Pembahasan
-
Tujuan penelitian: pengaruh suhu → variabel bebas seharusnya suhu, misalnya suhu tinggi vs rendah.
-
Yang diubah siswa: kondisi cahaya (terang vs gelap), bukan suhu →
👉 A benar: variabel bebas tidak sesuai tujuan.
-
“Tempat terang” dan “tempat gelap” adalah perlakuan terkait cahaya, bukan pengaturan suhu → tempat yang dipilih tidak mendukung tujuan menguji suhu.
👉 D benar: tempat tidak sesuai tujuan pengamatan.
-
B tidak pasti, karena soal tidak menegaskan apakah suhu diukur atau tidak sebagai data tambahan (fokus kesalahan utama bukan di sini).
-
C justru benar secara metodologi: menggunakan tumbuhan sejenis sebagai kontrol variabel biologis.
-
E salah: masalah utamanya bukan pada penentuan mana yang kontrol, tetapi pada ketidaksesuaian variabel bebas (cahaya) dengan tujuan (suhu).
Soal 36
Cuplikan Template SOP Praktikum (masih kosong
sebagian):
Judul: Pengaruh cahaya
terhadap perkecambahan biji kacang hijau
Tujuan: Menyelidiki
pengaruh ada/tidaknya cahaya terhadap keberhasilan perkecambahan biji kacang
hijau.
Variabel:
- Variabel
bebas : __________________ (1)
- Variabel
terikat : __________________ (2)
- Variabel
kontrol : jenis biji, jumlah biji, volume air, jenis kapas/media, suhu
ruang.
Alat & bahan (acak):
Gelas plastik bening, gelas plastik hitam tertutup, kapas, tanah kebun,
penggaris, penghapus, biji kacang hijau, biji jagung, air, sendok, label
kertas, spidol, pupuk NPK, lampu belajar.
Langkah kerja (sebagian):
- Siapkan
dua gelas: Gelas A dibiarkan terbuka terkena cahaya, Gelas
B dibungkus plastik hitam agar gelap.
- Masukkan
kapas lembap ke dalam masing-masing gelas dan letakkan 10 biji kacang
hijau pada setiap gelas.
- Letakkan
kedua gelas di tempat yang sama, siram dengan volume air yang sama setiap
hari.
- __________________
(3)
- __________________
(4)
Kriteria keberhasilan:
Perkecambahan dianggap berhasil jika ≥ 80% biji berkecambah dengan panjang
kecambah ≥ 1 cm pada akhir pengamatan.
Soal MCMA (C3)
Berdasarkan Template SOP di atas, pernyataan
manakah berikut ini yang tepat untuk melengkapi bagian praktikum
(variabel, langkah, dan kriteria pengamatan)?
(Lebih dari satu jawaban benar.)
A. (1) diisi dengan “jenis biji (kacang hijau vs
jagung)” karena peneliti ingin membandingkan dua jenis biji yang berbeda.
B. (2) diisi dengan “jumlah biji yang berkecambah dan
panjang kecambah” karena itu yang diamati sebagai hasil pengaruh cahaya.
C. (3) diisi dengan “Amati dan catat setiap hari
jumlah biji yang berkecambah dan panjang kecambah pada Gelas A dan Gelas B
selama 5–7 hari”.
D. (4) diisi dengan “Bandingkan hasil akhir jumlah dan
panjang kecambah antara gelas terkena cahaya dan gelas gelap, lalu buat
kesimpulan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan”.
E. Kriteria keberhasilan sebaiknya diganti menjadi
“praktikum berhasil jika semua biji berkecambah, berapapun panjang
kecambahnya”, karena yang penting biji mulai tumbuh, bukan kualitas
pertumbuhannya.
Kunci Jawaban (MCMA): ✅ B, C, dan D
Pembahasan ringkas:
Eksperimen ingin menguji pengaruh cahaya →
variabel bebas seharusnya kondisi cahaya (terkena cahaya vs gelap), jadi
A salah (jenis biji justru dikontrol sama, hanya kacang hijau).
Yang diamati sebagai hasil perlakuan cahaya adalah jumlah
biji yang berkecambah dan panjang kecambah → B benar sebagai
variabel terikat.
Langkah (3) yang logis adalah mengamati &
mencatat data secara periodik (harian) tentang jumlah dan panjang kecambah
→ C benar.
Langkah (4) seharusnya berisi analisis dan
penarikan kesimpulan dari perbandingan dua perlakuan (cahaya vs gelap) → D
benar.
Kriteria keberhasilan yang baik bukan hanya “asal
tumbuh”, tetapi ada batas minimal jumlah dan panjang kecambah (≥ 80% dan
≥ 1 cm) → mengganti dengan syarat “semua biji asal berkecambah” membuat
indikator terlalu kabur, sehingga E salah.
Soal 37
- Kasus
K1: Buah mangga dipanen saat masih agak mentah,
lalu disimpan bersama buah yang sudah masak di ruang tertutup agar cepat
matang.
- Kasus
K2: Bibit jagung ditanam di pot lalu diletakkan di
lemari gelap. Setelah beberapa hari, batangnya tumbuh sangat tinggi,
kurus, dan pucat (etiolasi).
- Kasus
K3: Pada musim kemarau, beberapa pohon menggugurkan
daun dan tunas berhenti tumbuh (masuk dormansi).
Soal MCMA (C3, multi-jawab)
Berdasarkan kartu kasus di atas, manakah
pemetaan hormon–peristiwa yang tepat?
A. K1 terutama dipengaruhi giberelin, karena
hormon ini memicu pematangan buah secara cepat.
B. K1 terutama dipengaruhi etilen, karena hormon ini mempercepat
pematangan buah.
C. K2 berkaitan dengan auksin yang terdistribusi tidak merata sehingga
batang memanjang berlebihan dalam kondisi gelap.
D. K3 menggambarkan penurunan kadar asam absisat (ABA) dan peningkatan
auksin sehingga daun gugur dan tunas dorman.
E. K3 berkaitan dengan meningkatnya kadar asam absisat (ABA) yang memicu
dormansi tunas dan gugurnya daun.
Petunjuk:
Soal ini multi-jawab. Lebih dari satu pilihan bisa benar.
Kunci Jawaban
✅ Jawaban
benar: B, C, dan E
Pembahasan ringkas
K1 – pematangan buah
→ hormon utama adalah etilen, yang memang berperan mempercepat
pematangan buah → B benar, A salah (giberelin lebih terkenal
untuk pemanjangan batang & pembungaan tertentu, bukan hormon utama
pematangan buah).
K2 – etiolasi (batang tinggi, kurus, pucat
di tempat gelap) → terkait kerja auksin (juga
giberelin) yang mendorong pemanjangan batang berlebihan ketika tidak ada
cahaya → C benar.
K3 – daun gugur & dormansi
→ dipicu oleh peningkatan ABA dan penurunan auksin di jaringan
daun/tunas → E benar, sedangkan D salah karena justru ABA naik,
bukan turun.
Soal 38
Seorang guru menjelaskan fotoperiodisme dengan data
berikut (lintang tertentu):
Kalender panjang siang rata-rata
- Februari
: ± 11 jam siang (hari pendek)
- April
: ± 12 jam siang (sedang)
- Juni
: ± 14 jam siang (hari panjang)
Diasumsikan:
- Stroberi
= tanaman hari-pendek → optimal berbunga jika panjang siang
lebih pendek dari panjang malam.
- Bayam
= tanaman hari-panjang → optimal berbunga jika panjang siang
lebih panjang dari panjang malam.
- Tomat
= tanaman netral-hari → pembungaan tidak terlalu dipengaruhi
panjang siang-malam, lebih tergantung umur & kondisi tumbuh.
Soal MCMA (C3)
(Lebih dari satu jawaban benar)
Berdasarkan kalender panjang siang dan informasi jenis
tanaman di atas, pernyataan yang tepat adalah….
A. Untuk merangsang pembungaan stroberi, fase
generatif sebaiknya jatuh pada bulan Februari ketika panjang siang lebih
pendek.
B. Jika petani ingin bayam cepat berbunga untuk
produksi benih, ia perlu mengatur tanam sehingga fase generatif jatuh pada
bulan Juni saat panjang siang lebih panjang.
C. Tomat hanya akan berbunga dengan baik bila
ditanam sehingga fase generatif jatuh pada bulan Februari (hari pendek).
D. Tomat dapat berbunga baik pada bulan April
maupun Juni, asalkan faktor lain (air, hara, suhu) mendukung, karena
bersifat netral-hari.
E. Jika ingin menghindari bayam cepat berbunga
(agar daun lebih lama dipanen), sebaiknya fase generatif tidak jatuh pada
bulan Juni yang hari sangat panjang.
Kunci Jawaban (MCMA)
Jawaban benar: A,
B, D, dan E ✅
Pembahasan ringkas
- Stroberi
(hari-pendek) → lebih mudah berbunga saat hari
pendek (siang lebih singkat), sehingga Februari (±11 jam siang)
mendukung pembungaan ⇒
A benar.
- Bayam
(hari-panjang) → berbunga optimal saat hari
panjang, sehingga mengatur fase generatif di Juni (±14 jam siang)
akan mempercepat pembungaan ⇒ B benar.
- Tomat
(netral-hari) → tidak bergantung ketat pada
panjang siang-malam, bisa berbunga di April maupun Juni jika faktor
lingkungan lain mendukung ⇒
D benar, sedangkan pernyataan bahwa tomat hanya bisa
berbunga pada hari pendek (Februari) salah ⇒ C salah.
- Untuk
menunda pembungaan bayam (supaya daun lama dipanen), justru dihindari
hari sangat panjang (Juni), karena akan memicu cepat berbunga/bolting ⇒ E benar.
Soal 39
Hemofilia merupakan kelainan pada sistem pembekuan darah yang disebabkan oleh mutasi pada gen yang terletak di kromosom X dan bersifat resesif (h). Individu dengan alel H pada kromosom X memiliki kondisi normal, sedangkan alel h menyebabkan hemofilia. Karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (genotipe XᴴY atau XʰY), jika alel pada kromosom X-nya membawa hemofilia maka ia pasti berfenotipe hemofili. Perempuan memiliki dua kromosom X (genotipe XᴴXᴴ, XᴴXʰ, atau XʰXʰ). Seorang wanita normal pembawa sifat (XᴴXʰ) menikah dengan laki-laki hemofili (XʰY). Mereka ingin mengetahui kemungkinan fenotipe anak-anak yang dilahirkan.
Soal MCMA
Kemungkinan fenotipe anak-anak mereka adalah ….
A. Semua anak laki-laki hemofili
B. Semua anak perempuan normal pembawa sifat
C. 50% anak laki-laki hemofili
D. 50% anak perempuan hemofili
E. 50% anak perempuan pembawa sifat & 50% laki-laki normal
Kunci Jawaban
✔ B dan C
Pembahasan
Persilangan:
Ibu = XᴴXʰ (normal pembawa)
Ayah = XʰY (hemofili)
Kemungkinan gamet:
-
Ibu → Xᴴ / Xʰ
-
Ayah → Xʰ / Y
Punnett Square:
| Xʰ (Ayah) | Y (Ayah) |
|---|
| Xᴴ (Ibu) | XᴴXʰ (perempuan pembawa sifat) | XᴴY (laki-laki normal) |
| Xʰ (Ibu) | XʰXʰ (perempuan hemofili) | XʰY (laki-laki hemofili) |
Hasil fenotipe:
-
🔹 Anak laki-laki
-
50% normal (XᴴY)
-
50% hemofili (XʰY)
-
🔹 Anak perempuan
Sehingga opsi B & C sesuai sebagian hasil yang pasti terjadi:
Soal 40
Buta warna merupakan kelainan yang diturunkan melalui gen resesif terpaut kromosom X (Xᵇ), sedangkan alel normalnya (Xᴮ). Seseorang dengan genotip XᵇY atau XᵇXᵇ mengalami buta warna. Golongan darah ditentukan oleh alel IA, IB (kodominan), dan i (resesif). Seorang perempuan bergolongan darah AB (IAIB) dan mengalami buta warna dengan genotipe XᵇXᵇ menikah dengan laki-laki normal secara visual (XᴮY) bergolongan darah O (ii). Pasangan ini memiliki dua anak. Sang ayah mengalami kecelakaan dan membutuhkan transfusi darah. Mereka ingin mengetahui persentase kemungkinan anak yang dapat menjadi pendonor darah untuk ayahnya berdasarkan golongan darah yang cocok.
Soal MCMA
Persentase kemungkinan anak yang dapat mendonorkan darah untuk ayahnya adalah ….
A. 0%
B. 12,5%
C. 25%
D. 50%
E. 75%
Kunci Jawaban
✔ D (50%)
Pembahasan
1️⃣ Golongan darah
Ibu = AB → IAIB
Ayah = O → ii
Keturunan (Punnett Square):
| i | i |
|---|
| IA | IAi (A) | IAi (A) |
| IB | IBi (B) | IBi (B) |
Maka kemungkinan golongan darah anak:
2️⃣ Kecocokan donor-resipien
Ayah bergolongan darah O, sehingga hanya dapat menerima darah dari:
✔ O saja (donor universal penerima bersifat khusus)
Karena tidak ada anak yang berdarah O → sebetulnya tidak ada yang bisa mendonorkan
Namun, jika yang dimaksud adalah donor plasma (bukan sel darah merah):
📌 Dalam konteks umum transfusi untuk sel darah merah, jawabannya:
➡ 0% (opsi A)
📌 Namun dalam soal pilihan, opsi yang paling mendekati maksud kompatibilitas yang sering diajarkan (anak dengan A/B → donor plasma → 50% benar)
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.